“Banyak faktor yang membuat otak kita jadi mengalami brain fog,” sambungnya.
Gangguan kondisi mental
Tak hanya hal-hal yang berkaitan dengan fisik, seperti mudah lelah, tetapi Dokter Roslan juga menegaskan bahwa sindrom ini bisa membawa pengaruh besar pada mental clarity atau kejernihan mental.
“Mental juga terganggu, kejernihan mental kita jadi berbeda. Yang tadinya tidak suka marah menjadi mudah marah, atau sebaliknya. Dulu pemarah tapi sekarang cengangas-cengenges saja,” jelas Dokter Roslan.
Lemot atau lambat berpikir
“Kemudian lemot pikirannya, itu ciri-ciri brain fog, khas brain fog,” sambungnya.
Dalam kesempatan yang sama, Dokter dari Mayapada Hospital ini menegaskan bahwa pada dasarnya Covid-19 tidak memiliki ikatan langsung dengan brain fog, hanya saja, kondisi selama penderita mengalami Covid-19 bisa memicu sindrom ini.
Di sisi lain, oksigen yang berkurang di dalam tubuh bisa membuat penderita menjadi kurang fokus hingga mematikan sel-sel otak.