Sonora.ID - Brain Fog adalah sebuah sindrom yang merupakan gabungan dari beberapa gejala atau tanda, kondisi yang satu ini kerap dirasakan oleh orang-orang yang baru sembuh dari Covid-19.

Keluhan setelah sembuh dari Covid-19 ini, bisa terjadi dan dialami dengan berbagai gejala, tetapi yang banyak dirasakan adalah mudah lelah, gampang lupa, tidak fokus, hingga adanya perubahan kondisi mental.

Dalam program Talkshow di Radio Sonora FM, Dokter Roslan Yusni Hasan dari Mayapada Hospital memaparkan ada beberapa ciri-ciri brain fog tersebut.

Berikut ini adalah 3 ciri-ciri brain fog yang kerap dialami atau sebagai keluhan setelah sembuh dari Covid-19.

Mudah lelah

“Khas brain fog seperti itu, mudah lelah hingga tidak bisa berpikir,” ungkap Dokter Roslan.

Meski demikian, pihaknya menegaskan bahwa brain fog tidak bisa disebabkan oleh hanya satu kondisi, karena brain fog adalah sebuah sindrom, dan sindrom adalah gabungan dari beberapa gejala atau tanda dalam sebuah kondisi.

Ciri-ciri brain fog yang sangat khas adalah mudah lelah kemudian membawa pengaruh besar pada kemampuan untuk berpikir dan fokus.

Baca Juga: Gejala Sisa Covid-19 Masih Ada setelah Sembuh Total, Kok Bisa? Ini Penjelasan dr. Rosian Yusni

“Banyak faktor yang membuat otak kita jadi mengalami brain fog,” sambungnya.

Gangguan kondisi mental

Tak hanya hal-hal yang berkaitan dengan fisik, seperti mudah lelah, tetapi Dokter Roslan juga menegaskan bahwa sindrom ini bisa membawa pengaruh besar pada mental clarity atau kejernihan mental.

“Mental juga terganggu, kejernihan mental kita jadi berbeda. Yang tadinya tidak suka marah menjadi mudah marah, atau sebaliknya. Dulu pemarah tapi sekarang cengangas-cengenges saja,” jelas Dokter Roslan.

Lemot atau lambat berpikir

“Kemudian lemot pikirannya, itu ciri-ciri brain fog, khas brain fog,” sambungnya.

Dalam kesempatan yang sama, Dokter dari Mayapada Hospital ini menegaskan bahwa pada dasarnya Covid-19 tidak memiliki ikatan langsung dengan brain fog, hanya saja, kondisi selama penderita mengalami Covid-19 bisa memicu sindrom ini.

Di sisi lain, oksigen yang berkurang di dalam tubuh bisa membuat penderita menjadi kurang fokus hingga mematikan sel-sel otak.

Baca Juga: Indonesia Antisipasi Potensi Kenaikan Kasus Covid-19 Akibat Subvarian Omicron yang Terjadi di Negara Lain