Tapi, sebagaimana banyak kasus di mana pebisnis hampir selalu membutuhkan percobaan berkali-kali untuk kemudian suksess, bisnis seafood itu tergolong sepi lantaran tak berada di tempat yang strategis.
Seirirng waktu, Rangga mulai berpikir untuk memindahkan usahanya. Ditemukanlah sebuah tempat yang ada di Pondok Kelapa dengan harga sewa Rp 2 juta perbulan.
Menemukan tempat tersebut, Rangga memberanikan diri untuk memindahkan usahanya dan sekaligus mengganti dagangannya dari seafood menjadi pecel lele. Usaha tersebut lantas ia namai RM. Pecel Lele Lela.
Berbeda dengan usaha seafood sebelumnya, pecel lele milik Rangga ini sejurus laris manis.
Menu favorit yang paling disukai konsumen di RM. Pecel Lele Lela adalah ayam goreng.
Sebab, konon, ketika konsumen datang dan mendapati stok ayam milik Rangga habis, mereka mengurungkan diri untuk makan di sana dan memilih buat pulang.
Dari kejadian tersebut, Rangga merasa kecewa lantaran pecel lele yang menjadi makanan kegemarannya ketika kuliah tak disukai oleh konsumen.
Dalam rangka merespon kejadian tersebut, Rangga lantas memutar otak untuk membuat pecel lele buatannya berubah menjadi makanan yang disukai konsumen.
Di masa-masa ini, Rangga bertemu dengan seorang kawan lamanya, Bambang, yang pada saat itu bekerja di sebuah restoran cepat saji.
Baca Juga: Harga Pecel Lele Rp 300 Ribu? Ini 3 Makanan Kaki Lima yang Mahal Banget di Luar Negeri