Sampai saat ini Nunuk bersama tim-nya telah mengembangkan berbagai varian rasa Indomie, mulai dari soto, rendang, kari ayam, dan sambal matah; hingga rasa klasik Indomie Mi Goreng.
Selain di Indonesia, Indomie juga menjadi makanan instan favorit banyak orang. Tak heran jika produk satu ini sudah dikirim hingga 80 negara di seluruh dunia, seperti Australia, Selandia Baru, AS, Kanada, seluruh Asia, Afrika, Eropa, dan negara-negara Timur Tengah.
Pada 27 Januari 2021 lalu pukul 14.55 WIB Nunuk meninggal dunia. Hal tersebut langsung dikonfirmasi oleh Kepala Humas Indofood Nurlita Novi Arlaida.
"Ibu Hj Nunuk Nuraini wafat hari ini dan pulang dengan tenang ke pangkuan Allah SWT," kata Novi saat dihubungi Kompas.com, Rabu (27/1/2021).
Sejarah Indomie
Dilansir dari situs resmi Indomie, pada tahun 1969 mi instan mulai diperkenalkan kepada masyarakat Indonesia.
Awalnya banyak yang ragu bahwa indomie bisa menjadi salah satu bahan pangan pokok. Namun karena harganya relatif terjangkau, mudah disajikan, dan awet, Indomie banyak disukai sehingga berkembang pesat seperti saat ini.
Adapun produk Indomie yang pertama kali dikeluarkan adalah Indomie Kuah Rasa Kaldu Ayam. Di tahun 1982, penjualan produk Indomie mengalami peningkatan signifikan dengan diluncurkannya varian Indomie Kuah Rasa Kari Ayam.
Puncaknya pada 1983, produk Indomie kembali semakin digemari oleh masyarakat Indonesia dengan diluncurkannya varian Indomie Mi Goreng.
Harga Mi Instan Akan Naik 3 Kali Lipat
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mewanti-wanti bahwa akan ada kenaikan harga mi instan. Kenaikan harga ini tidak main-main yakni mencapai 3 kali lipat dari harga yang beredar selama ini.
"Belum selesai dengan climate change, kita dihadapkan Perang Ukraina-Rusia, di mana ada 180 juta ton gandum ngga bisa keluar, jadi hati-hati yang makan mi banyak dari gandum, besok harganya (naik) 3 kali lipat," kata Syahrul dalam webinar yang diadakan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Senin (8/8/2022).
"Saya bicara ekstrem aja, ada gandum tapi harganya mahal banget. Sementara kita impor terus," ucapnya.
Kenaikan harga mi instan di Indonesia ternyata disebabkan perang Rusia dan Ukraina yang hingga saat ini belum juga kunjung berakhir.
Diketahui perang Rusia dan Ukraina berlangsung sejak 24 Februari 2022 lalu, Bukan hanya kedua belah negara saja yang terdampak perang tersebut, bahkan perekonomian dunia ikut terguncang.
Baca Juga: WADUH! 4 Ton Mie Sedaap di Taiwan Bakal Dimusnahkan karena Kandungan Residu Pestisida Tinggi