Sonora.ID - Menjadi sorotan utama masyarakat se-Tanah Air belakangan ini, kasus penembakan yang menyebabkan kematian Brigadir J masih menjadi kasus yang dinantikan update terbarunya.
Salah satu yang masih menjadi tanda tanya besar adalah motif di balik penembakan tersebut, tetapi Ketua Indonesia Police Watch (PW), Sugeng Teguh Santoso menyebutkan bahwa pihak polisi sebenarnya tidak wajib untuk mengungkap motif tersebut kepada publik.
Di sisi lain, Presiden Joko Widodo sejak awal kasus ini disoroti, sudah menyebutkan bahwa kasus ini harus diusut tuntas dan transparan.
Seperti yang dikutip dari Kompas.com, Sugeng menyebut meski polisi tidak wajib membeberkan motif penembakan Brigadir J, tetapi Presiden Jokowi sudah memberikan perintah untuk usut tuntas kasus ini.
“Tidak ada kewajiban membuka ke publik, tapi harus mengikuti perintah Presiden, terbuka, jangan ada yang ditutup-tutupi. Tak ada kewajiban, tapi kewajibannya harus taat pada perintah Presiden. Itu saja yang jadi pegangan,” ungkapnya memaparkan.
Intinya adalah memang polisi tidak memiliki kewajiban untuk menjelaskan motif pembunuhan ke ranah publik.
Namun, dengan adanya perintah presiden, hal tersebut menjadi wajib untuk dilakukan.
Seakan memperkuat perintah dari Presiden Jokowi, Menko Polhukam, Mahfud MD juga menyebutkan akan ada dampak yang lebih besar dan parah jika motif penembakan Brigadir J ini tidak dibuka pada publik.
Bahkan dirinya menyebut, negara ini akan hancur.
Baca Juga: Dapat Bocoran dari Kapolri, Mahfud MD: Motif Penembakan Brigadir J Jauh dari Dugaan Publik
“Kalau ada orang mati terbunuh di rumah pejabat tinggi Polri yang tidak dibuka terang benderang, negara ini akan hancur,” tegasnya, seperti yang dikutip dari Kompas.TV.
Pihaknya menegaskan bahwa Polri memiliki ribuan satuan kerja di seluruh Indonesia dan menurutnya penjelasan kasus pembunuhan Brigadir J juga menyangkut kepercayaan publik terhadap satuan Polri tersebut.
“Sangat penting, karena menyangkut kepercayaan masyarakat terhadap Polri,” sambung Mahfud MD.
Di sisi lain, Sugeng juga menyadari banyaknya desas-desus di masyarakat terkait motif penembakan Brigadir J, mulai dari perselingkuhan hingga dugaan usaha pelecehan seksual, Sugeng pun membenarkan bahwa motif penembakan memang terbilang sensitif.
Meski demikian, Sugeng menyebut, motif FS tetap harus dibuka demi memberikan keadilan bagi Brigadir J.
“Jangan sampai motifnya kemudian dilempar kepada Brigadir Yosua,” harapnya.