“Sesuai peraturan di atas, secara umum penerapan SNI pupuk secara wajib bertujuan untuk menjamin keamanan, kesehatan, dan keselamatan konsumen atas penggunaan pupuk serta memberikan kepastian hukum bagi iklim investasi dan mendorong peningkatan daya saing industri“, jelasnya
Bukan hanya aman, sehat dan mendukung keselamatan konsumen, pupuk ber-SNI dan kualitas hasil tanam rupanya juga berkorelasi positif.
Direktur Penerapan Standard dan Penilaian Kesesuaian Badan Standardisasi Nasional (BSN) Konny Sagala mencontohkan Pupuk Urea dalam SNI 2801:2010 yang merupakan pupuk tunggal, mengandung unsur hara utama nitrogen, berbentuk butiran (prill) atau gelintiran (granular) dengan rumus kimia CO(NH2)2.
Adapun syarat mutu pupuk urea dilihat dari kadar nitrogen, kadar air, kadar biuret dan ukuran.
Menurutnya, jika salah satu persyaratan mutu dalam SNI tersebut tidak terpenuhi, maka akan berakibat pada kebaikan alami tanah dan juga keberhasilan tanaman.
“Dalam SNI Pupuk urea persyaratan mutunya terbagi dua yakni butiran dan gelintiran. Mutu yang dilihat dari kadar nitrogen baik butiran maupun gelintiran minimal 46,0%; kadar air, baik butiran maupun gelintiran maksimal 0,5%; sementara kadar biuret, untuk butiran maksimal 1,2% dan gelinciran maksimal 1,5% “, ujarnya.
Baca Juga: Pupuk Ber-SNI Jadi Kunci Keberhasilan Ketahanan Pangan Nasional
Masyarakat Diuntungkan dengan Hasil Tanam Berkualitas
Beras berkualitas premium hasil produksi pertanian yang menggunakan pupuk ber-SNI sekarang banyak beredar di masyarakat luas.
Hal ini juga didukung dengan ketersediaan pasokan pupuk bagi petani lewat distribusi pupuk bersubsidi produksi dari Pupuk Kujang juga telah menjangkau berbagai wilayah di Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten.
Sekretaris PT. Pupuk Kujang Ade Cahya Kurniawan mengungkapkan standar dan mutu adalah isu penting bagi perusahaan. Selain terus melakukan program refreshment SNI dan berbagai sertifikat mutu lainnya.
“Fokus kami adalah terus meningkatkan kualitas produk. Pengawasan mutu secara ketat dilakukan di setiap tahapan produksi”, kata Ade
Selain fokus menjaga kualitas produk, Ade memastikan pihaknya juga turut menularkan semangat menjaga kualitas mutu kepada mitra binaan.
Seperti diketahui, Pupuk Kujang juga mendampingi masyarakat supaya bertumbuh hingga bisa mandiri dan menghasilkan produk pertanian yang berkualitas.
“Alhasil kami membantu mitra binaan hingga bisa membuat produk berkualitas dan mencapai standar mutu secara nasional. Selain membantu mitra binaan secara administratif untuk meraih SNI, kami juga terus mendampingi mitra binaan menghasilkan produk berkualitas. Salahsatunya adalah produk Beras Griya Rosydan di wilayah Karawang, Jawa Barat”, tambahnya
Dikesempatan terpisah, Ibu Euis Dedah (43), pemilik beras Griya Rosydan, sebuah merek dagang beras premium asal Karawang menceritakan kepastian kualitas produk yang ia jual menjadi yang utama.
Euis pun memilih untuk menerapkan standar tinggi karena ingin menyediakan beras terbaik untuk masyarakat. Orientasi kepada pelanggan itu ia terapkan seiring pendampingan dari Pupuk Kujang.
“Kita tidak ingin menjual sembarang beras. Produk harus dipastikan berkualitas dan standar tinggi, kita tidak ingin malu-maluin Karawang,” ujar Euis.
Tuntutan kualitas ia tunjukkan lewat proses seleksi beras-beras yang masuk. Supaya akurat, Euis sampai menggunakan alat pengecek kadar air dan alat pemisah broken.
Melalui alat itu, Euis mendapat beras-beras terbaik dari hasil tanam petani seluruh penjuru Karawang.
“Saya menamai perusahaan dagang dan produk beras dengan nama anak saya, Griya Rosydan (GR),” kata Euis.
Setelah mendapatkan nama, ia pun mendaftarkan merek tersebut ke Kementerian Perdagangan.
Setelah namanya resmi terdaftar, dengan dukungan Pupuk Kujang, beras GR mendapat sertifikat SNI dari BSN.
Dimulai dari seluruh proses administratif hingga uji lab beras oleh IPB. GR pun menjadi merek beras pertama di Karawang yang mendapat sertifikat SNI dari BSN.