Pupuk Ber-SNI Berikan Dampak Positif Bagi Semua Pihak! Siapa Saja?

12 Agustus 2022 10:10 WIB
PT. Pupuk Kujang sebagai salahsatu BUMN produsen pupuk di Indonesia memastikan pupuknya sudah bersertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI) dari Badan Standarisasi Nasional (BSN)
PT. Pupuk Kujang sebagai salahsatu BUMN produsen pupuk di Indonesia memastikan pupuknya sudah bersertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI) dari Badan Standarisasi Nasional (BSN) ( Luthfi- Humas Pupuk Kujang)

Sonora.ID - Tidak dipungkiri keberadaan pupuk sangat vital bagi produktivitas pertanian puluhan juta petani di Indonesia. 

Mengutip data dari alinea.id, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah petani per 2019 mencapai 33,4 juta orang. 

Kebergantungan pada pupuk yang terjangkau dan berkualitas menjadi keniscayaan keberlangsungan profesi dan kesejahteraan bagi petani.

Mengenai kualitas pupuk di Indonesia, PT. Pupuk Kujang sebagai salah satu BUMN produsen pupuk di Indonesia memastikan pupuknya sudah bersertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI) dari Badan Standarisasi Nasional (BSN). 

Baca Juga: Menkop Teten sebut SNI Berperan Tingkatkan Daya Saing Produk UMKM

Sekretaris PT. Pupuk Kujang Ade Cahya Kurniawan mengatakan semua produk pupuk di PT Pupuk Kujang baik yang bersubsidi maupun tidak bersubsidi sudah bersertifikasi SNI. 

Adapun SNI wajib seperti produk Urea dan NPK maupun SNI sukarela seperti Amoniak.

“Kami ingin memberikan bukti dan jaminan kepada konsumen bahwa produk yang diproduksi dan diedarkan telah memenuhi persyaratan mutu dan keamanan. Tujuannya supaya konsumen percaya dan yakin jika produk Pupuk Kujang benar-benar berkualitas dan baik digunakan”, ujar Ade dalam keterangan tertulisnya kepada Radio Sonora.

Ade mengutarakan label pupuk ber-SNI memberikan dampak positif bagi produk Pupuk Kujang yakni daya tingkat saing tinggi dan bisa menembus pasar luar negri sekaligus berperan penting dalam menimbulkan kepercayaan kepada konsumen secara nasional dan global. 

Soal kepercayaan, ia mengakui bukan hal yang mudah karena petani perlu bukti jika memang pupuk ber-SNI bisa meningkatkan produktivitas pertanian di wilayahnya. 

Baca Juga: PLN UID Jakarta Raya Sabet Gold SNI Award ke-3

Metode Demplot (Demonstration Plot) menjadi jawaban dari bukti yang diminta petani

“Kami mendemonstrasikan produk Pupuk Kujang di lahan petani dan memperlihatkan setiap perkembangan dan tahapan budidaya. Hingga saat panen tiba, petani bisa melihat dan ikut menghitung hasil panen di lahan yang kita demonstrasikan. Karena petani itu baru percaya kepada produk jika telah melihat hasil panen. Artinya petani ingin melihat bukti, baru percaya, dan berminat untuk menggunakan produk kita”, ujarnya

Lebih lanjut, Ade mengatakan melalui demonstrasi itu, petani pun menjadi paham mengenai kualitas dan keamanan produk pupuk terutama dalam sisi menjaga lingkungan dan lahan pertanian yang berkelanjutan maupun agenda beberapa sosialisasi tentang keunggulan produk Pupuk Kujang yang sudah bersertifikasi SNI.

Mengenai metode Demplot, Direktur Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian Badan Standardisasi Nasional (BSN) Konny Sagala, S.Si mengatakan kegiatan tersebut (metode demplot) layak diapresiasi, sebagai bentuk layanan dan edukasi yang dilakukan oleh pelaku usaha kepada petani. 

Ia menambahkan untuk mendorong produktivitas lahan dan hasil pertanian masyarakat, upaya  edukasi langsung mengenai penggunaan pupuk secara tepat dan berimbang perlu dilakukan. 

Dengan begitu, hasil panen yang didapatkan lebih maksimal, serta mencegah kerusakan lahan dari penggunaan pupuk yang berlebih.

“Penggunaan pupuk ber SNI memberikan jaminan kualitas produk bagi konsumen dan perlindungan aspek K3L”, ujar Konny dalam keterangan tertulisnya kepada Radio Sonora.

Lebih lanjut Konny menjelaskan SNI pada dasarnya dikembangkan sebagai referensi pasar yang penerapannya bersifat sukarela (voluntary). 

Namun, dalam hal SNI yang berkaitan dengan kepentingan keamanan nasional, keselamatan, keamanan, kesehatan masyarakat atau pelestarian fungsi lingkungan hidup dan atau pertimbangan ekonomis, pemerintah melalui instansi teknis yang berwenang, dapat mengeluarkan kebijakan untuk memberlakukan SNI secara wajib melalui regulasi teknis, seperti pada pasal 24 Undang-undang No.20 tahun 2014 Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian dan PP No.34 tahun 2018 pasal 25.

“Sesuai peraturan di atas, secara umum penerapan SNI pupuk secara wajib bertujuan untuk menjamin keamanan, kesehatan, dan keselamatan konsumen atas penggunaan pupuk serta memberikan kepastian hukum bagi iklim investasi dan mendorong peningkatan daya saing industri“, jelasnya

Bukan hanya aman, sehat dan mendukung keselamatan konsumen, pupuk ber-SNI dan kualitas hasil tanam rupanya juga berkorelasi positif. 

Direktur Penerapan Standard dan Penilaian Kesesuaian Badan Standardisasi Nasional (BSN) Konny Sagala mencontohkan  Pupuk Urea dalam SNI 2801:2010 yang merupakan pupuk tunggal, mengandung unsur hara utama nitrogen, berbentuk butiran (prill) atau gelintiran (granular) dengan rumus kimia CO(NH2)2. 

Adapun syarat mutu pupuk urea dilihat dari kadar nitrogen, kadar air, kadar biuret dan ukuran. 

Menurutnya, jika salah satu persyaratan mutu dalam SNI tersebut tidak terpenuhi, maka akan berakibat pada kebaikan alami tanah dan juga keberhasilan tanaman.

“Dalam SNI Pupuk urea persyaratan mutunya terbagi dua yakni butiran dan gelintiran. Mutu yang dilihat dari kadar nitrogen baik butiran maupun gelintiran minimal 46,0%; kadar air, baik butiran maupun gelintiran maksimal 0,5%; sementara kadar biuret, untuk butiran maksimal 1,2% dan gelinciran maksimal 1,5% “, ujarnya.

Baca Juga: Pupuk Ber-SNI Jadi Kunci Keberhasilan Ketahanan Pangan Nasional

 

Masyarakat Diuntungkan dengan Hasil Tanam Berkualitas

Beras berkualitas premium hasil produksi pertanian yang menggunakan pupuk ber-SNI sekarang banyak beredar di masyarakat luas. 

Hal ini juga didukung dengan ketersediaan pasokan pupuk bagi petani lewat distribusi pupuk bersubsidi produksi dari Pupuk Kujang juga telah menjangkau berbagai wilayah di Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten. 

Sekretaris PT. Pupuk Kujang Ade Cahya Kurniawan mengungkapkan standar dan mutu adalah isu penting bagi perusahaan. Selain terus melakukan program refreshment SNI dan berbagai sertifikat mutu lainnya.

“Fokus kami adalah terus meningkatkan kualitas produk. Pengawasan mutu secara ketat dilakukan di setiap tahapan produksi”, kata Ade 

Selain fokus menjaga kualitas produk, Ade memastikan pihaknya juga turut menularkan semangat menjaga kualitas mutu kepada mitra binaan. 

Seperti diketahui, Pupuk Kujang juga mendampingi masyarakat supaya bertumbuh hingga bisa mandiri dan menghasilkan produk pertanian yang berkualitas.

“Alhasil kami membantu mitra binaan hingga bisa membuat produk berkualitas dan mencapai standar mutu secara nasional. Selain membantu mitra binaan secara administratif untuk meraih SNI, kami juga terus mendampingi mitra binaan menghasilkan produk berkualitas.   Salahsatunya adalah produk Beras Griya Rosydan di wilayah Karawang, Jawa Barat”, tambahnya

Dikesempatan terpisah, Ibu Euis Dedah (43), pemilik beras Griya Rosydan, sebuah merek dagang beras premium asal Karawang menceritakan kepastian kualitas produk yang ia jual menjadi yang utama. 

Euis pun memilih untuk menerapkan standar tinggi karena ingin menyediakan beras terbaik untuk masyarakat. Orientasi kepada pelanggan itu ia terapkan seiring pendampingan dari Pupuk Kujang.

“Kita tidak ingin menjual sembarang beras. Produk harus dipastikan berkualitas dan standar tinggi, kita tidak ingin malu-maluin Karawang,” ujar Euis.

Tuntutan kualitas ia tunjukkan lewat proses seleksi beras-beras yang masuk. Supaya akurat, Euis sampai menggunakan alat pengecek kadar air dan alat pemisah broken. 

Melalui alat itu, Euis mendapat beras-beras terbaik dari hasil tanam petani seluruh penjuru Karawang.

“Saya menamai perusahaan dagang dan produk beras dengan nama anak saya, Griya Rosydan (GR),” kata Euis.

Setelah mendapatkan nama, ia pun mendaftarkan merek tersebut ke Kementerian Perdagangan. 

Setelah namanya resmi terdaftar, dengan dukungan Pupuk Kujang, beras GR mendapat sertifikat SNI dari BSN. 

Dimulai dari seluruh proses administratif hingga uji lab beras oleh IPB. GR pun menjadi merek beras pertama di Karawang yang mendapat sertifikat SNI dari BSN.

 

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm