Pengadilan Agama Cikarang, kabupaten Bekasi, Jawa Barat, resmi memutuskan putusan cerai dari hasil mufakat keduanya.
Diketahui konflik rumah tangga sang komedian memang menjadi sorotan warganet dalam beberapa bulan terakhir.
Merasa tak bisa lagi mempertahankan rumah tangganya, Nathalie Holscher yang menikah dengan Sule pada 15 November 2020 lalu itu akhirnya mendaftarkan gugatan cerai melalui sistem e-court Pengadilan Agama Cikarang pada 3 Juli 2022.
Dari perceraiannya, Nathalie diketahui mendapat nafkah anak serta beberapa aset dari Sule.
Menurut keterangan kuasa hukum Sule, Bahyuni Zaili, Nathalie Holscher mendapat dua mobil yaitu 1 buah mobil Alphard, 1 mobil Mazda.
Kemudian nafkah bulanan sebesar Rp25 juta untuk sang anak, Adzam, serta satu rumah mewah seharga Rp6 miliar.
Salah satu efek terberat perceraian orangtua akan dirasakan oleh anak. Itu sebabnya kini banyak yang berusaha menjaga hubungan baik dengan mantan suami atau istri demi pengasuhan anak.
Sama seperti Anda dan pasangan, anak juga pasti akan sangat sulit menerima kenyataan bahwa kedua orangtuanya sudah tidak bersama lagi.
Namun, biar bagaimanapun pun masalah yang mendasari perceraian, kamu dan mantan pasangan tetap harus bertanggung jawab dalam mengasuh anak.
Alangkah lebih baik jika kamu dan mantan pasangan saling mengkomunikasikan pola asuh yang diterapkan.
Dengan menciptakan lingkungan pengasuhan bersama yang kolaboratif, anak-anak cenderung lebih sehat dan tangguh secara emosional.
Dikutip dari coParenter, beberapa manfaat penting co-parenting bagi orang tua dan anak, meliputi:
Anak-anak belajar untuk secara proaktif menciptakan kehidupan yang baik daripada hanya menghadapi kehidupan yang berkonflik.
Anak-anak yang melihat orang tuanya menghormati dan menghargai satu sama lain memiliki harga diri yang lebih tinggi dan belajar kedewasaan sosial.
Menyaksikan orang tua berkomunikasi dan bekerja sama dengan penuh hormat akan mengajarkan anak-anak keterampilan sosial yang baik yang dapat mereka gunakan selama sisa hidup mereka.
Anak-anak memiliki hubungan yang jauh lebih baik dengan kedua orang tuanya.
Tidak menempatkan anak di 'tengah' konflik, ini bertujuan agar mereka tidak membedakan mana orang tua yang baik atau buruk.
Orang tua yang menerapkan co-parenting memiliki kehidupan yang lebih mulus, dengan sedikit ketegangan, konflik yang lebih sedikit, dan lebih banyak waktu untuk fokus pada kesenangan bersama anak-anak mereka.
Orang tua dapat lebih berpartisipasi dalam kehidupan anak-anak mereka, dan baik orang tua maupun anak-anak mengalami lebih sedikit kehilangan.
Keluarga tetap menjadi arena keamanan dan kenyamanan, memungkinkan anak-anak untuk tumbuh dan menjelajahi kehidupan dengan lebih percaya diri.
Pengasuhan bersama akan membuat hidup lebih mudah bagi semua orang dalam kehidupan anak, seperti guru, pelatih, keluarga besar, dan teman.
Anak-anak belajar keterampilan berorganisasi ketika ada dua rumah yang mereka ambil untuk bagian lain dari kehidupan mereka dan masa depan mereka.
Anak-anak belajar untuk menyelesaikan perselisihan dengan cara yang sopan dan efektif, sebuah keterampilan yang akan membantu mereka dengan baik sebagai orang dewasa.
Anak-anak belajar apa yang harus dilakukan ketika dua orang berpikir bahwa mereka 'benar', tetapi tidak setuju.