Makassar, Sonora.ID - Pemerintah setempat berencana menurunkan tim investigasi. Tugasnya, melakukan analisis dampak kereta api Sulawesi Selatan.
Wali Kota Makassar, Danny Pomanto mengatakan, mereka dikerahkan lantaran beredar anggapan imbas proyek aman dari banjir.
Olehnya, seluruh warga di sepanjang rel akan ditanyai mengenai informasi tersebut.
"Saya punya tim lagi investigasi di sepanjang jalur kereta api, dia akan wawancarai semua warga. Bagus ini barang kalau kita mau tau," ujarnya saat ditemui belum lama ini.
Dia memaparkan hasil kajiannya sebagai ahli tata ruang. Biaya pembangunan jauh lebih murah jika rel diatas tanah (at grade), namun beresiko terjadi banjir.
"Kalau elevated mahal tiga kali lipat, tapi resiko banjirnya hampir tidak. Kalau suka banjir pilihmi. Jadi sepanjang dia hujan resiko banjirnya tinggi. Saya tidak bilang banjir, resiko banjirnya tinggi," jelasnya.
Sementara jika dibuat elevated atau melayang, diyakini dampaknya hampir tidak ada bagi masyarakat sekitar.
Baca Juga: Warga Makassar Demo Tolak Desain Kereta Api: Jangan Bikin Banjir!
"Mungkin dijaman Pj Wali Kota, Iqbal Suhaib. Dia itu orang sospol saya orang teknik, saya tahu bahwa kaliper per 100 meter boleh kita uji lagi itu,"
"Saya punya data, sekarang mau tanya dasar hitunganya dari mana ini bisa dihitung, inikan saya bikin lebih detail lagi ini, supaya masyarakat tahu," sambungnya.
Danny mengaku heran karena desain proyek berubah. Olehnya, meminta dokumen hasil Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) dibuka ke publik.
"Sebenarnya ini tidak ada persoalan kalau kita mau satu meja. Masyarakat juga bingung, kalau ketemu DPRD panggillah kita,"
"Pihak balai bilang sudah ketemu, ya ketemu hanya bertamu ke saya. Dulu pak jumardi ada fotonya kita membahas itu, ini dulu desainnya tidak begitu. Kira-kira 2019 dan pernah kita sosialisasi di claro elevated," tambahnya.
Selain itu, mempertanyakan alasan rel dibuat melayang saat melintasi kawasan industri di kabupaten Maros.
"Kenapa juga Maros elevated, kenapa Malassar tidak. Dia naik, hebatnya itu menghindari gudang," tutupnya.
Baca Juga: Gandeng Unhas, Kembangkan Beton untuk Infrastruktur Indonesia