4 Alasan Mengapa Rekor MURI Penting bagi Masyarakat Indonesia

18 Agustus 2022 23:15 WIB
Alasan Mengapa Rekor MURI Penting bagi Masyarakat Indonesia
Alasan Mengapa Rekor MURI Penting bagi Masyarakat Indonesia ( Kompas.com)

Sonora.ID – Sebuah rekor memang menjadi salah satu alasan seseorang untuk menggapai cita-citanya.

Seperti halnya, rekor dunia, terdapat rekor yang ada di Indonesia yakni "Rekor MURI". Rekor MURI juga dianggap penting untuk mendorong masyarakat Indonesia semakin maju dan berusaha mencatatkan namanya. 

Mungkin saja, pencatatan rekor ini memang terkesan mudah atau sederhana. Namun, mencatat juga adalah salah satu kegiatan manusia yang paling berdampak secara sosial.

Dari hal ini pula, kita dapat memperluas beberapa pengetahuan hingga pengalaman hidup. 

Jika tidak ada yang mencatat, maka hingga saat ini tidak akan ada yang tahu bahwa Usain Bolt merupakan pelari 100m tercepat di dunia dengan rekornya 9,58 detik.

Lalu, di Olimpiade Tokyo 2020 pula, Aleksandra Miroslaw yang berasal dari Polandia menjadi pemanjat tebing tercepat di dunia setelah tercatat dengan waktunya 6,84 detik. 

Tetapi, rekor-rekor ini pun tidak hanya ada di dunia atau berkisar pada bidang olahraga saja.

Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) yang telah menjadi lembaga swadaya masyarakat juga bertugas menghimpun data, serta menganugerahkan prestasi superlatif dan karya dari masyarakat Indonesia yang ada. 

Contohnya saja seperti masyarakat Lombok yang pernah mencatat rekor keseniannya, gendang beleq yang dimainkan oleh 4.000 orang.

Selain itu, Pemerintah Kota Palembang yang telah menjalankan program Sedekah Subuh dan diikuti serentak oleh 11.079 ASN. 

Namun, jika kamu bertanya kira-kira bagaimana catatan rekor menjadi kekayaan intelektual dan warisan budaya kita?

Mengapa pencatatan rekor-rekor ini begitu penting? Menurut Jaya Suprana, Pendiri MURI, menjawab hal ini secara sekaligus, serta memaparkannya, sebagai berikut.

Baca Juga: 50 Tahun Radio Sonora Network: Rekor MURI dan Warisan Kroncong

Dapat Memantik Kesadaran Masyarakat

Jaya Suprana sempat mengungkapkan bahwa rekor-rekor yang dicatat ini, kebanyakan memiliki sifat kuantitas, bukan kualitas.

Namun, rekor-rekor ini juga menjadi pemantik atas kesadaran masyarakat terhadap budaya dan warisan intelektualnya.

Ditambah lagi, Indonesia yang memiliki keanekaragaman budaya dan warisan intelektual cukup banyak. 

Selain itu, beliau juga menekankan bahwa budaya dan warisan sastra, khususnya seperti puisi dari wilayah timur, masih jarang ada yang disentuh.

Padahal, sastra nusantara adalah sebuah corak atau wajah dari negara kita, Indonesia. 

Sebuah eksistensi Indonesia sendiri direpresentasikan oleh budaya dan kekayaan warisan sastranya.

Contohnya saja, kita bisa mengenal nilai dan moral masyarakat Makassar hanya dengan menonton teater tradisional "Kondobuleng". 

Serta, dengan adanya "Pepaosan" yang merupakan puisi tradisi lisan masyarakat Lombok, juga dijelaskan kerap kali dirangkaikan dalam acara pernikahan, khitanan, serta tolak bala.

Jaya juga menambahkan, beliau menyadari bahwa budaya dan warisan intelektual, seperti "Kondobuleng" dan "Pepaosan" ini, bisa saja hilang apabila dibiarkan dan tidak mendapatkan apresiasi sehingga kesadaran Jaya ini juga mencerminkan bahwa sastra tidak hanya bisa dikonsumsi sebagai hiburan semata, melainkan juga bisa menginspirasi. 

Cerita Fiktif yang dapat Menginspirasi Masyarakat Banyak

Jaya Suprana, juga mengakui bahwa dirinya dipengaruhi oleh kisah Mahabarata, Ramayana, dan cerita-cerita silat.

Menurutnya, cerita-cerita yang sifatnya fiktif ini juga mampu memberinya sebuah inspirasi. 

Bahkan, diungkapkan juga bahwa dirinya sangat menyukai kesenian wayang. Di mana, beliau mengisahkan dirinya pernah membina sanggar kesenian wayang untuk bisa mengekspresikan jiwa seni dan kedekatannya terhadap budaya Jawa.

Sebuah inspirasi dan kedekatannya dengan kebudayaan lokal juga tercermin, saat dirinya ditanya tentang cikal bakal MURI.

Jaya merasa sakit hati karena sempat ditolak saat ia membawa batik ke mata dunia. 

Dari penolakan ini, Jaya pun akhirnya mendirikan MURI untuk mengapresiasi budaya dan warisan intelektual lokal yang ada di Indonesia.

Baca Juga: Radio Sonora Pecahkan Rekor MURI, Talkshow Interaktif dengan Komunitas Terbanyak

Dapat Menjaga Kondisi Pikiran dan Mental

Kemampuan dalam mengapresiasi budaya dan warisan lokal ini, Jaya Suprana juga tuangkan dalam bukunya yang berjudul "Pedoman Menuju Tidak Bahagia".

Di mana, baginya kebahagiaan merupakan state of mind. Yang memiliki arti, dengan menjaga kondisi pikiran dan mental, sehingga manusia dapat mencapai kebahagiaan.

Di mana, kebahagiaan setiap individu itu juga berbeda, sehingga dari hal tersebut, maka sudah sewajarnya manusia harus terus belajar agar bisa mengapresiasi dan menghargai kebahagiaan dalam perbedaannya.

Proses belajar sendiri juga tidak hanya diperoleh dari sekolah ataupun pendidikan formal saja.

Menurutnya, semua orang yang kita temui juga dapat memberikan pembelajaran berharga dalam hidup kita.

Namun, agar bisa mendapatkan pembelajaran ini, kita harus belajar untuk ikhlas juga. Tidak boleh merasa pintar dan terus haus akan ilmu pengetahuan.

Tidak Mengedepankan Ego

Selain kunci apresiasi, ada juga hal yang penting yang harus kita miliki, yaitu tidak boleh iri dan mudah tersinggung. Kedua sifat ini merupakan penghambat dalam proses kemajuan.

Apabila kita terus mengedepankan kedua sikap ini, maka nantinya kita akan jadi sulit menghargai diri sendiri.

Di mana hal ini, direpresentasikan Jaya Suprana pada bukunya, filosofi kehidupannya juga, di mana dia tanamkan pula dalam MURI. 

Bahkan, MURI ini sendiri juga terus memberikan kesempatan kepada masyarakat Indonesia agar dapat terus berprestasi seluas-luasnya di bidang dan kemampuannya masing-masing.

Serta, hal inilah yang menjadi prinsip yang dipegangnya sebagai pendiri agar MURI juga mampu mewujudkan kebhinekaan Indonesia.

Baca Juga: Kelilingi Pantai di Bali Selama 16 Hari, Lukas Gallu Beko Pecahkan REKOR MURI! 

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm