Minum alkohol dapat menurunkan risiko terkena stroke—tetapi hanya sampai titik tertentu.
Sebuah studi tahun 2019 yang diterbitkan dalam jurnal medis Inggris, The Lancet, menemukan bahwa pria yang melaporkan minum kurang dari dua gelas sehari memiliki risiko stroke yang lebih rendah daripada bukan peminum (dan, lebih khusus, mantan peminum).
Tapi setelah itu, risiko stroke meningkat dengan asupan alkohol.
Faktanya, sebuah studi tahun 2015 yang diterbitkan dalam jurnal Stroke menemukan bahwa orang yang minum lebih dari dua gelas sehari memiliki risiko 34 persen lebih tinggi terkena stroke.
Angka itu dibandingkan dengan mereka yang rata-rata hariannya kurang dari setengah gelas.
Baca Juga: Bu-ibu Suami Sering Ngorok? Hati-hati Ngorok Ternyata Jadi Pertanda Sakit Jantung
3. Tidak minum air putih yang cukup
Dehidrasi dapat menyebabkan banyak masalah kesehatan—termasuk peningkatan risiko stroke.
Sebuah studi tahun 2019 yang diterbitkan dalam jurnal Frontiers in Neurology mengevaluasi 203 pasien yang menderita stroke iskemik atau hemoragik.
Penelitian menemukan bahwa dehidrasi terdeteksi pada sembilan persen pasien baik pada saat mereka dirawat di rumah sakit atau tiga hari setelah mereka mengalami stroke.
Pasien yang mengalami dehidrasi pada kedua waktu memiliki pemulihan yang lebih lambat dan kurang berhasil, terutama wanita dan pasien yang lebih tua.
Hal terpenting, yaitu tetap terhidrasi untuk mengurangi risiko stroke dan meningkatkan peluang pemulihan yang cepat jika Anda akhirnya memilikinya.
Baca Juga: Mengenal Tomat: Buah Merah Kecil yang Kaya akan Manfaat Baik