Sonora.ID - Seperti yang diketahui, stroke bisa mengganggu aliran darah ke area otak.
Selain itu, stroke juga bisa berakibat fatal. Walau begitu, risiko stroke masih bisa dikurangi.
Dikutip dari Better Health, tidak sedikit faktor risiko stroke yang berhubungan dengan gaya hidup.
Apa saja kebiasaan yang bisa membuat stroke?
1. Konsumsi terlalu banyak garam
Mengkonsumsi terlalu banyak makanan ringan yang asin dapat meningkatkan tekanan darah Anda ke tingkat yang tidak sehat dan meningkatkan risiko terkena stroke.
Sebab, tekanan darah tinggi dapat merusak dan melemahkan pembuluh darah otak Anda, menyebabkannya menyempit, pecah, atau bocor.
Ini juga dapat menyebabkan pembekuan darah terbentuk di arteri yang menuju ke otak, yang dapat menghalangi aliran darah dan berpotensi menyebabkan stroke, menurut Mayo Clinic.
2. Terlalu banyak minum alkohol
Minum alkohol dapat menurunkan risiko terkena stroke—tetapi hanya sampai titik tertentu.
Sebuah studi tahun 2019 yang diterbitkan dalam jurnal medis Inggris, The Lancet, menemukan bahwa pria yang melaporkan minum kurang dari dua gelas sehari memiliki risiko stroke yang lebih rendah daripada bukan peminum (dan, lebih khusus, mantan peminum).
Tapi setelah itu, risiko stroke meningkat dengan asupan alkohol.
Faktanya, sebuah studi tahun 2015 yang diterbitkan dalam jurnal Stroke menemukan bahwa orang yang minum lebih dari dua gelas sehari memiliki risiko 34 persen lebih tinggi terkena stroke.
Angka itu dibandingkan dengan mereka yang rata-rata hariannya kurang dari setengah gelas.
Baca Juga: Bu-ibu Suami Sering Ngorok? Hati-hati Ngorok Ternyata Jadi Pertanda Sakit Jantung
3. Tidak minum air putih yang cukup
Dehidrasi dapat menyebabkan banyak masalah kesehatan—termasuk peningkatan risiko stroke.
Sebuah studi tahun 2019 yang diterbitkan dalam jurnal Frontiers in Neurology mengevaluasi 203 pasien yang menderita stroke iskemik atau hemoragik.
Penelitian menemukan bahwa dehidrasi terdeteksi pada sembilan persen pasien baik pada saat mereka dirawat di rumah sakit atau tiga hari setelah mereka mengalami stroke.
Pasien yang mengalami dehidrasi pada kedua waktu memiliki pemulihan yang lebih lambat dan kurang berhasil, terutama wanita dan pasien yang lebih tua.
Hal terpenting, yaitu tetap terhidrasi untuk mengurangi risiko stroke dan meningkatkan peluang pemulihan yang cepat jika Anda akhirnya memilikinya.
Baca Juga: Mengenal Tomat: Buah Merah Kecil yang Kaya akan Manfaat Baik