Sonora.ID- Berikut ini adalah daftar fakta kasus Ferdy Sambo yang disampaikan Kapolri di hadapan DPR RI, mulai dari intervensi internal Polri, hingga motif pembunuhan Brigadir J.
Beberapa hari ke belakang rakyat disuguhkan dengan pemberitaan kasus pembunuhan berencana yang terjadi di internal kepolisian Republik Indonesia, tanggung-tanggung salah satu tersangka yang juga merupakan otak dari pembunuhan Brigadir J adalah sosok yang memiliki jabatan yang penting di Polri yakni seorang yang bernama Ferdy Sambo.
Kemarin (24/8/2022) Komisi III DPR RI yang membidangi hak asasi manusia, dan keamanan, baru saja memanggil Kapolri untuk melakukan rapat pendapat (RDP) terkait kasus pembunuhan yang dilakukan oleh Ferdy Sambo.
Pada kesempatan tersebut Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membeberkan beberapa fakta tentang kasus Ferdy Sambo di hadapan komisi III DPR RI.
Berikut kami rangkum beberapa fakta mengerikan tentang kasus pembunuhan Brigadir J yang dilakukan oleh Ferdy Sambo yang disampaikan oleh Kapolri :
Baca Juga: Sambil Menangis, Ferdy Sambo Titipkan Anak-Anak Kepada Kak Seto
1. Keluarga Brigadir J di Intervensi Divpropam
Kapolri menjelaskan tentang adanya intervensi yang dilakukan oleh internal Polri khususnya Divpropam kepada keluarga Brigadir J.
Jenderal Listyo Sigit Prabowo juga menyebutkan sosok yang melakukan Intervensi kepada keluarga Brigadir J yaitu mantan Karopaminal Divpropam Polri Brigjen Hendra Kurniawan.
Pertama, Hendra Kurniawan menolak permintaan keluarga, agar Brigadir J dimakamkan secara kedinasan dengan alasan bahwa Brigadir J masuk kedalam tindakan tercela sehingga tidak bisa dimakamkan secara kedinasan.
Kedua, Hendra Kurniawan meminta kepada keluarga Brigadir J untuk tidak merekam saat jenazah Brigadir J tiba di rumah duka.
Baca Juga: Disebut Backingan, Nikita Mirzani: Ferdy Sambo Mungkin Kenal Aku, Secara Aku Kan....
2. Rekam CCTV Dipegang Oleh Propam
Salah satu misteri dalam kasus ini yaitu Hard Disk yang berisi rekaman CCTV saat kejadian akhirnya terungkap saat Kapolri menyampaikan fakta yang sebenarnya di hadapan komisi III DPR RI.
Kapolri menjelaskan bahwa Divpropam yang dipimpin oleh Ferdy Sambo memerintahkan untuk Hard Disk CCTV yang ada di Pos Satpam untuk di ganti, selain itu Hard Disk rekaman CCTV yang asli ternyata telah dibawa oleh Divpropam.
Baca Juga: Fantastis! Ini Jumlah Kekayaan Ferdy Sambo yang Ditaksir Melebihi Kekayaan Presiden!
3. Ferdy Sambo Menjanjikan Bharada E Bisa Bebas
Fakta mengerikan selanjutnya yang disampaikan oleh Kapolri tentang kasus Ferdy Sambo di hadapan Komisi III DPR RI adalah terungkap bahwa alasan mengapa Bharada E mengubah kesaksian awalnya, karena sebelumnya Ferdy Sambo berjanji kepadanya akan memberikan penghentian kasus atau SP3 dan kebebasan kepada Bharada E namun rencana tersebut gagal.
4. Ferdy Sambo Sempat Tidak Mau Mengakui
Saat dimintai keterangan awal terkait dengan kasus pembunuhan yang terjadi di rumah dinasnya, Ferdy Sambo masih tidak mau mengakui bahwa ia terlibat langsung dalam kasus ini.
Hingga timsus besutan Kapolri tersebut bermodalkan keterangan dari Bharada E memutuskan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut kepada Ferdy Sambo di Mako Brimob.
5. Sejumlah 97 Polri Diperiksa
Sebagai bentuk tindak menghalangi penyelidikan hingga penyidikan kasus kematian Brigadir J, Kapolri menyebutkan sudah ada 97 personel Polri yang diperiksa dan 35 personel di antaranya diduga karena melanggar kode etik dan profesi.
35 personel tersebut berasal dari beberapa jenis pangkat seperti irjen pol 1, brigjen pol 3, kombes pol 6. Kemudian AKBP 7, kompol 4, AKP 5, iptu 2, ipda 1, bripka 1, brigadir 1, briptu 2, dan bharada 2.
6. Akan Diadakan Sidang Etik
Kapolri saat bertemu dengan Komisi III kemarin, juga menyampaikan komitmennya untuk segera menggelar sidang etik untuk personel yang terlibat dalam kasus ini, termasuk Ferdy Sambo yang terancam Pemberhentian Tidak Hormat.
7. Motif Pembunuhan
Kapolri juga menjelaskan motif pembunuhan Brigadir J, ia menyatakan motifnya adalah setelah Ferdy Sambo menerima laporan dari sang istri yang membuat dirinya emosi dan akhirnya merencanakan pembunuhan Brigadir J.