Sonora.ID - Penyakit Covid-19 menjadi salah satu penyakit yang selama 2 tahun belakangan ini banyak diperbincangkan dan penelitian mengenai penyakit ini pun banyak dilakukan karena terbilang sebagai penyakit baru.
Penyakit yang disebabkan oleh virus corona ini masih terus mengalami mutasi sehingga penelitian mengenai hal ini masih terus dilakukan.
Bahkan, dampak dari Covid-19 pun akan berbeda-beda antara pasien yang satu dengan pasien lainnya.
Dokter Roslan Yusni Hasan dari Mayapada Hospital dalam program Talkshow di Radio Sonora FM menegaskan, ternyata ada fakta baru yang diungkap dalam sebuah penelitian terkait kondisi otak pasien Covid-19 yang meninggal dunia.
Dalam fakta baru tersebut menunjukkan temuan yang mengagetkan.
Sayangnya, temuan tersebut belum diketahui penyebabnya dan masih harus melakukan penelitian lebih lanjut untuk membongkar apa yang sebenarnya terjadi pada tubuh pasien Covid-19 yang meninggal dunia.
“Ada fakta ilmiah, laporan jurnal itu menemukan, pada penderita yang meninggal karena Covid-19, kemudian di otopsi, otaknya mengkerut. Nah, persoalannya adalah mengkerutnya ini mulai kapan?” ungkapnya memaparkan.
Jadi, beberapa peneliti, dokter, dan ahli melakukan otopsi pada tubuh pasien Covid-19 yang sudah meninggal dunia untuk mengumpulkan data, dan data inilah yang ditemukan.
Otak penderita Covid-19 yang meninggal dunia menjadi lebih kecil alias mengkerut.
“Pada saat diotopsi, otaknya orang yang meninggal dengan Covid-19 ini dibandingkan dengan otak orang-orang seusianya, ini lebih kecil, mengkerut gitu,” sambung Dokter Roslan.
Kondisi ini menjadi fakta baru, sebelumnya beberapa peneliti pun beberapa kali menemukan fun fact atau fakta-fakta mengejutkan di balik penelitian mengenai Covid-19 yang dilakukan.
Penelitian masih terus berlanjut pasalnya, hingga saat ini saja mutasi Covid-19 masih berlangsung.
Seperti yang terjadi di Indonesia, kasus Covid-19 sempat mengalami lonjakan di pertengahan tahun 2022 ini karena adanya mutasi yang membuat virus menjadi lebih mudah menyebar tetapi tidak memberikan gejala yang parah seperti jenis virus pada awal kemunculannya.
Baca Juga: Telat Tangani Kanker Payudara bisa Merusak Otak? Ini Kata Dokter