Berikut Bahasa Tubuh yang Menunjukkan Perasaan Kita
Senyuman palsu
Psikolog ahli komunikasi nonverbal, Paul Ekman, membedakan antara senyum sebenarnya – yang disebut senyum Duchenne – dan senyuman palsu.
Senyuman Duchenne menunjukkan kebahagiaan sejati, sedangkan senyuman palsu tidak.
Kita menggunakan senyuman palsu saat kita berusaha untuk terlihat senang atau terhibur, namun faktanya kita tidak merasa nyaman di dekat seseorang.
Baik senyum "asli" maupun senyum "palsu" memiliki ciri khas yang sama, yaitu sudut bibir yang mengarah ke atas.
Bedanya, dalam senyum Duchenne atau senyum asli, mata menyempit dan sudut luarnya berkerut layaknya bentuk kaki gagak.
Menenangkan diri
Saat kita cemas, stres, atau tidak nyaman, kita cenderung melakukan isyarat nonverbal untuk menenangkan diri, seperti mengusap tangan, memegang bagian tubuh, mengusap kaki, atau leher.
Ini adalah upaya kita untuk menenangkan kecemasan dengan menyentuh diri kita.
Postur tubuh
Saat kita merasa bangga dan percaya diri, kita akan menerapkan postur tubuh yang tegak.
Sedangkan ketika kita sedih, kita mungkin membungkuk dengan kepala tertunduk.
Baca Juga: 7 Jendral yang Paling Disegani di Indonesia, Ada Ferdy Sambo?
Tatapan mata
Tatapan mata dapat memberi tahu orang lain sesuatu tentang minat kita terhadap mereka.
Misalnya, saat seseorang berbicara kepada kita, kita akan terlihat antusias jika menatap mata lawan bicara kita.
Sementara jika mata kita berpaling, artinya kita tidak tertarik dengan apa yang diobrolkan.
Reaksi yang kurang
Senyuman palsu adalah salah satu jenis shortfall signal atau reaksi yang menunjukkan kekurangan, di mana kita sebenarnya tidak antusias akan sesuatu.
Sementara jenis reaksi "shortfall" lainnya adalah ketika kita memerlihatkan sedikit kemarahan atau kemarahan palsu pada sesuatu yang dikatakan seseorang.
Biasanya, reaksi "shortfall" menunjukkan bahwa kita tidak terlalu terlibat dalam apa yang sedang terjadi.
Pupil mata yang membesar
Pupil mata kita akan membesar ketika kita tertarik pada sesuatu atau seseorang.
Isyarat wajah Biasanya, isyarat wajah kita bersifat lateral atau seimbang antara sisi kiri dan sisi kanan.
Contohnya, ketika kita tersenyum, maka kedua sudut mulut terangkat. Atau saat kaget dan terkejut, kedua mata kita akan terbuka lebar.
Sementara itu, isyarat wajah non-lateral biasanya digunakan untuk menyiratkan bahwa ada sesuatu yang janggal atau kita tidak senang, bingung, dan gelisah.
Salah satu contohnya yaitu mengangkat satu alis untuk menunjukkan kita tidak memercayai apa yang dikatakan orang lain.
Baca Juga: Keterangan Baru soal Kasus Ferdy Sambo, Kapolri: Sudah Dekat Penyelesaian