Sonora.ID - Apakah Anda mengalami rasa terbakar di tenggorokan, regurgitasi, tersedak, batuk, atau mulas saat tidur?
Semua ini dapat mengganggu tidur Anda sepanjang malam. Tapi apa yang bisa menjadi penyebabnya?
Jawaban singkat: Asam lambung, ketika keluar dari perut ke kerongkongan dan kadang-kadang bahkan naik ke paru-paru, tenggorokan, dan sinus.
Orang dengan refluks asam, atau penyakit refluks gastroesofageal (GERD), biasanya mengalami gejala ini di malam hari.
Sebanyak satu dari empat orang yang mengalami gangguan tidur melaporkan bahwa mereka mengalami heartburn di malam hari.
Sulit tidur menimbulkan masalah kesehatan yang serius. Selain efek fisik dan mental yang berasal dari kurang tidur, orang yang mengalami Gerd nokturnal memiliki risiko lebih besar untuk beberapa komplikasi penyakit yang paling buruk, termasuk esofagitis erosif, dispepsia, dan kanker kerongkongan .
Sayangnya, banyak mekanisme tidur membuat Gerd lebih mungkin terjadi. Misalnya, tindakan berbaring saja meningkatkan risiko refluks asam.
Saat Anda dalam posisi duduk atau berdiri, gravitasi membantu menjaga asam lambung tetap berada di perut.
Namun, ketika Anda berbaring telentang, asam lambung akan lebih mudah mengalir kembali ke kerongkongan.
Jika Anda adalah penderita Gerd, Anda dapat melakukan banyak hal untuk meningkatkan kualitas tidur Anda dengan mengubah posisi tidur Anda.
Anda juga dapat meningkatkan peluang tidur malam yang nyenyak dengan menunggu tiga hingga empat jam setelah Anda makan sebelum tidur.
Itu memberi perut Anda kesempatan untuk memproses makanan Anda dan memindahkannya melalui sistem pencernaan Anda.
Perut Anda kemudian akan kosong dan kecil kemungkinannya untuk memicu refluks saat Anda berbaring. Makan malam yang lebih kecil dan lebih ringan juga merupakan ide yang bagus.