Yang kebal bukanlah tubuh sang pasien, tetapi bakteri di dalam tubuhnya.
Dengan demikian bakteri tidak bisa disembuhkan lagi dengan antibiotik yang sama, maka durasi dan frekuensi minum antibiotik menjadi hal yang sangat penting.
“Kalau sudah diberikan, misalnya, 5 hari, tepat dihabiskan selama 5 hari. Kalau sudah diresepkan 3 kali sehari, jangan nawar. Tolong dihabiskan, diminum sesuai anjuran minum, jangan ditawar-tawar,” papar Dokter Santi.
Beberapa pasien menghentikan konsumsi antibiotik karena dirasa sudah membaik atau sudah sembuh. Ternyata hal ini tidak menjadi pengecualian, pasien tetap harus minum antibiotik selama yang dianjurkan dokter.
“Jangan. Sebetulnya yang sudah hilang itu gejalanya, si bakteri kalau bikin sakit keroyokan, jadi jangan heran kalau misalnya sama-sama jajan, tapi yang satu sakit, yang satu tidak. Nah, itu juga ada gejalanya atau tidak saja, jumlah bakterinya berbeda atau daya tahan tubuhnya berbeda,” tegasnya menambahkan.
Baca Juga: Apa Itu Antibiotik? Dokter: Gak Boleh Asal Minum, Harus Bijak!