Konteks pengembangan ekosistem kewirausahaan juga perlu didukung oleh Quadruple Helix yaitu industri, pemerintahan, akademia dan komunitas.
Pemangku kepentingan pada Quadruple Helix memiliki perannya dalam pilar-pilar ekosistem dalam menjalankan, mengembangkan, dan menjaga keberlangsungan ekosistem kewirausahaan.
"Industri berperan dalam membangun aliansi bisnis, co-creation, sebagai bentuk inovasi layanan dan produk. Industri juga berperan dalam menggerakkan mitra bisnis pada lini depan maupun belakang seperti supplier," papar Wawan.
Sementara, pemerintahan berperan dalam mengembangkan kebijakan dan program penciptaan jaringan yang memungkinkan integrasi antar pemangku kepentingan dan memperkuat kapasitas serta kapabilitasnya dalam bekerjasama secara aktif.
Akademia yang mendukung industri dalam penelitian dan pengembangan sebagai dasar penciptaan inovasi produk yang memiliki nilai komersialisasi. Komunitas berperan mendukung industri dalam menetapkan standar atas penyelarasan kebutuhan dan keinginan pasar.
Wawan yakin, pemulihan perekonomian bangsa mampu diupayakan melalui pengembangan ekosistem kewirausahaan. Permasalahan kemiskinan dan pengangguran yang menjadi salah satu isu ekonomi nasional dapat dikurangi dengan mengembangkan aktivitas kewirausahaan yang terintegrasi dalam ekosistem kewirausahaan.
Adapun pilar-pilar yang dibangun dalam ekosistem kewirausahaan mengerucut pada delapan aspek, diantaranya kebijakan (policy), pasar (market), modal insani (human capital), pembiayaan (finance), jaringan (network), budaya (culture), pendidikan dan pelatihan kewirausahaan (entrepreneurship education and training), inkubator dan akselerator bisnis (business accelerator and incubator).
Baca Juga: MenKopUKM: Wirausaha Bukan Sekadar Memperkaya Diri Tapi Sejahterakan Masyarakat