Sonora.ID – Kekayaannya bikin gigit jari, ini dia jajaran konglomerat pemilik bisnis kayu terkaya di Indonesia.
Kayu merupakan salah satu materi penting, yang digunakan untuk memenuhi berbagai kebutuhan manusia seperti untuk bangunan rumah, perabot, dan lain sebagainya.
Selama beberapa dekade, Indonesia menjadi salah satu pengekspor utama kayu dunia.
Lancarnya ekspor kayu Indonesia ditandai dengan bertahannya bisnis kayu dan produk turunannya yang hingga saat ini masih menjadi salah satu industri andalan Indonesia.
Maka tak heran jika para pengusaha kayu di Indonesia memiliki kekayaan yang melimpah.
Baca Juga: Profil dan Kekayaan Otto Toto Sugiri, Miliarder Sayang Ibu yang Dijuluki Bill Gates Indonesia!
Bahkan beberapa diantaranya masuk ke dalam daftar orang terkaya di Indonesia.
Melansir dari berbagai sumber, berikut 5 konglomerat pemilik bisni kayu terkaya di Indonesia.
Prajogo Pangestu
Mengutip dari majalah Forbes, pria berusia 78 tahun ini dinobatkan sebagai orang terkaya di Indonesia di urutan ke-3 dengan total kekayaan bersih sebesar 6 miliar dollar AS atau setara Rp 84,77 triliun (kurs Rp 14.120).
Nama Prajogo Pangestu atau Phang Djoem Phen sudah lama dikenal sebagai taipan perkayuan.
Beliau adalah pemilik dari konglomerasi kayu Barito Group yang telah memulai bisnis kayunya sejak era Orde Baru.
Setelah sukses dengan bisnis kayunya, Prajogo pun melebarkan sayapnya ke bisnis lain seperti properti, perkebunan sawit, dan petrokimia.
Sukanto Tanoto
Sebelum sebesar sekarang, Sukanto memulai bisnisnya pada tahun 1967 sebagai pemasok suku cadang dan pengusaha di bidang jasa konstruksi untuk industri minyak.
Beliau tercatat memiliki kekayaan US$ 1,9 miliar atau Rp 27,55 triliun.
Pria yang memiliki nama asli Tan Kang Hoo ini adalah konglomerat pemilik grup usaha Royal Golden Eagle International (RGEI) yang dulu dikenal sebagai Raja Garuda Mas yang berbasis di Singapura.
Kelompok bisnis RGE, bergerak di berbagai industri di antaranya yang terbesar yakni industri kertas dan pulp oleh (Asia Pacific Resources International Holding Ltd atau APRIL), dan industri perkebunan Kelapa Sawit (Asian Agri dan Apical).
Putera Sampoerna
Anda pasti sudah tidak asing lagi dengan nama bos perusahaan rokok Sampoerna yang satu ini.
Setelah melepas mayoritas kepemilikan sahamnya di perusahaan rokok Sampoerna ke Philip Morris, kini ia lebih berfokus pada bisnis investasi lewat Sampoerna Strategic.
Bisnisnya sangat luas mulai dari kayu, perkebunan sawit, keuangan, telekomunikasi, dan properti.
Untuk bisnis kayu sebagaimana dikutip dari laman resmi Sampoerna Strategic, Putera Sampoerna memiliki PT Sampoerna Kayu (Samko) yang terdaftar di Bursa Efek Singapura.
Pria bernama asli Liem Tien Hie ini menempatu urutan ke-13 dalam jajaran orang terkaya di Indonesia versi majalah Forbes.
Dengan kekayaan mencapai USD1,8 miliar atau setara dengan Rp26,2 triliun.
Winarko Sulistyo
Bisnis utama Winarko Sulistyo adalah bubur kertas yang dijalankan Fajar Surya Wisesa.
Mengutip dari laman resminya, Fajar Paper bahkan telah memiliki total 6 mesin kapasitas produksi hingga 1,3 juta metrik ton per tahun.
Berkat kesuksesannya, Winarko Sulistyo berhasil menjadi salah satu konglomerat pemilik bisnis kayu terkaya di Indonesia.
Yang tercatat memiliki kekayaan hingga USD1,15 miliar atau setara dengan Rp16,8 triliun.
Arini Subianto
Wanita yang bernama lengkap Arini Saraswaty Subianto adalah bos dari Persada Capital Investama yang bergerak di sektor perkebunan sawit, investasi, pertambangan batu bara, dan pengolahan kayu.
Beliau merupakan putri tertua dari taipan Indonesia, Benny Subianto, yang berhasil menempati posisi ketiga miliaer termuda dari Indonesia.
Di usianya yang baru 49 tahun, harta kekayaannya tercatat sebesar 610 miliar dollar AS atau berada di urutan ke-43 pengusaha paling tajir se-Indonesia.
Setelah ayahnya meninggal pada Januari 2017, Arini mengambil alih perusahaan milik ayahnya.
Persada Capital tercatat juga menjadi salah satu pemegang saham Adaro, perusahaan penambang batu bara terbesar di Indonesia.