“Sekalipun bermasalah hukum, anak itu tetap harus dilindungi, apalagi ini hanya masalah perilaku,” sambungnya.
"Pasti dampak psikologis yang terjadi. Karena akibat video yang tersebar itu, perilaku negatif yang mereka lakukan diketahui oleh semua orang," tambahnya lagi.
Oleh karena itu, pihaknya akan terus mengawal kasus ini bersama Puspaga Kota Banjarmasin, untuk memberikan edukasi serta pendampingan terhadap keluarga yang bersangkutan. Baik untuk si anak maupun orangtuanya.
Baca Juga: Kenalkan Budaya Saprahan Sejak Dini Lewat Festival
Selain itu, Tabiun menambahkan, langkah pendampingan yang dilakukan pihaknya tersebut juga bertujuan agar proses pendidikan si anak tidak terganggu.
"Khusus si anak pasti dia mengalami traumatik. Dan itu wajib kita sembuhkan," imbuhnya.
Ia berharap warganet atau masyarakat yang sudah terlanjur melihat postingan tersebut, agar tidak langsung menjustifikasi dengan berbagai anggapan negatif.
Karena baginya, perilaku tersebut terjadi lantaran ada beberapa faktor yang membuat kesalahan tersebut terjadi pada diri sang anak.
"Supaya kedepannya efek psikis anak bisa lebih baik dan tidak membuat mereka berdua depresi akibat kasus ini," ujarnya.
"Pada intinya kita berusaha untuk menjamin agar pemenuhan hak sekolah bagi kedua anak di dalam video itu bisa tetap terpenuhi," tutup Tabiun.
Baca Juga: Sikapi Upaya Pemerintah Kendalikan harga BBM, Polda Sumsel Gelar FGD