Perjalanan Membangun Wilmar
Besarnya Wilmar saat ini bermula dari pertemuan Martua Sitorus degnan Kuok Khoon Hong atau William, seorang pengusaha dari Malaysia.
Pada 1991, keduanya mendirikan perusahaan kelapa sawit yang bernama Wilmar. Kala itu Wilmar memiliki 7.100 hektar kebun kelapa sawit.
Keduanya fokus membangun bisnis hasil perkebunan kelapa sawit.
Selang beberapa waktu, keduanya akhirnya membangun pabrik sendiri untuk memproduksi minyak kelapa sawit.
Wilmar pun terus berkembang dan bahkan tetap bertahan di tengah krisis moneter tahun 1998.
Pada tahun 2015, Wilmar mencatatkan total aset sebesar USD 1,6 miliar dengan total pendapatan USD 4,7 miliar dan laba bersih USD 58 juta.
Bisnis kelapa sawit yang dikelolanya juga dikembangkan menjadi bisnis penyulingan minyak goreng, pengepakan dan penjualan, lemak khusus, oleokimia, produk biodiesel, dan pengolahan biji-bijian.
Pada akhir tahun 2021, Martua membangun Murni Teguh Memorial Hospital.
Dia juga memiliki bisnis properti di perusahaan Gamaland, yaitu Gama Tower di Jl HR Rasuna Said, yang dinobatkan sebagai gedung tertinggi di Indonesia.
Gamaland juga akan meluncurkan proyek apartemen di kawasan Pulo Gadung, Jakarta Timur.
Tak hanya jadi raja sawit hingga pengusaha properti, Martua juga memprakarsai pembangunan jalan tol Solo-Yogyakarta bersama dengan PT Adhi Karya.
Jalan tol tersebut dibangun sepanjang 70 km dan dengan nilai investasi mencapai Rp 19 triliun.
Harta Kekayaan Martua Sitorus
Pada 2020 lalu, namanya menduduki daftar orang terkaya di Indonesia versi Forbes.
Dia berada di posisi ketujuh orang terkaya dengan kekayaan senilai USD 1,8 miliar atau setara dengan Rp 28,8 triliun.
Adapun menurut data real time Forbes, harta kekayaannya saat ini yaitu USD 2,6 miliar atau setara dengan Rp 39 Triliun.
Luar biasa!