Harganya Turun Drastis, Pemprov Kalsel Dorong Hilirisasi Karet

24 September 2022 11:25 WIB
Ada banyak tumbuhan yang dimanfaatkan oleh manusia, salah satunya adalah pohon karet.
Ada banyak tumbuhan yang dimanfaatkan oleh manusia, salah satunya adalah pohon karet. ( piqsels)

Banjarbaru, Sonora.ID – Harga karet di Kalimantan Selatan (Kalsel) mengalami penurunan yang cukup signifikan.

Berdasarkan data Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunak) Kalsel, karet dengan Kadar Kering Karet (K3) 100 persen, harganya hanya berkisar antara Rp18 sampai dengan Rp19 ribu per kilogram.

Harga tersebut mengalami penurunan sekitar Rp3 ribu per kilogram dari harga normal di kisaran Rp21 sampai Rp22 ribu.

Di tingkat Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB), karet dengan kualitas K3 60-65%, harganya tercatat sebesar Rp10 hingga Rp11 ribu per kilogram.

Baca Juga: Harjad Ke-496 Banjarmasin, Pemko Pamerkan Kawasan Kampung Ketupat

“Dapat dikalikan kalau di tingkat petani langsung, K3 40 sampai dengan 50 persen harganya berkisar antara Rp6 sampai Rp8 ribu per kilogram,” ujar Kepala Kepala Disbunak Kalsel, Suparmi ketika dikonfirmasi di ruang kerjanya, pada Kamis (22/09).

Dijelaskan Suparmi, terjadinya penurunan harga karet ini dipicu oleh berkurangnya permintaan ekspor dar Kalsel.

Kondisi ini, sebut Suparmi, bisa terjadi karena stok karet yang berlimpah di negara tujuan ekspor.

“Penyebabnya karena berkurangnya permintaan ekspor. Bisa jadi di negara tujuan ekspor, stoknya masih ada,” beber Suparmi.

Untuk mengurangi beban petani karet, pihaknya lanjut Suparmi bekerjasama dengan pihak terkait, membantu dalam meringankan biaya produksi, salah satunya bantuan bahan pembeku lateks atau cairan pembeku getah karet.

“Kita bantu mengurangi beban petani karet, misalnya bahan pembeku lateks,” jelasnya lagi.

Agar tidak bergantung harga pasar global, Pemprov Kalsel menurut Suparmi terus mengupayakan agar produksi karet Kalsel tidak lagi diekspor ke luar negeri dalam bentuk bahan baku saja, melainkan barang sudah jadi.

Baca Juga: Viral Sepasang Remaja Bermesraan di Banjarmasin, Sekolah Beri Pembinaan

“Kami tekankan ekspor Kalsel nanti tidak hanya sebatas bahan baku tapi kita arahkan ke barang sudah jadi,” papar Suparmi.

Selain itu, pihaknya juga mendorong petani, agar tidak hanya memproduksi karet dalam bentuk Lum maupun Sit Angin saja.

Akan tetapi bisa memproduksi karet dalam bentuk setengah jadi hilirisasi industri karet.

“Ini kewenangan teman-teman kami di Dinas Perindustrian,” pungkasnya.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm