Namun, suatu hari, karena kecerobohan Pak Pur sendiri, ia ditimpa oleh nasib buruk.
Memasuki ritual di malam Jumat kliwon yang kesembilan belas, Pak Pur lupa untuk menyertakan ayam cemaninya dalam sesajen. Maka, sebagaimana perjanjian yang ia lakukan sebelumnya dengan iblis, kelalaian itu harus dibayar oleh satu orang nyawa sebagai tumbalnya. Dan, astaga, nyawa tersebut ternyata ialah istrinya sendiri.
Beberapa hari setelah kejadian itu, lantaran jatuh sakit karena sesuatu yang misterius, istrinya lantas masuk rumah sakit. Dalam perjalanan menuju ke sana, sayang nyawanya tak dapat tertolong.
Berawal dari kematian itu, Pak Pur amat menyesali kelakuannya selama ini. Tetapi, apa daya, di samping karena kehilangan itu sudah terlanjur terjadi, orang-orang telah mengetahui kejahatan Pak Pur yang selama ini menggunakan pesugihan untuk melariskan warung makannya.
Nb: Tulisan ini hanyalah fiksi. Segala kesamaan nama, tempat, dan kejadian adalah kebetulan belaka.
Baca Juga: Kisah Arwah Seorang Ayah Pemakai Pesugihan yang Gentayangi Anaknya Sendiri di Malam Jumat