Sonora.ID - Berikut ini adalah kisah pesugihan seorang pemilik warung makan yang menggunakan penglaris guna membuat warungnya ramai.
Lantaran sepi, Pak Pur, sebut saja begitu, memutuskan untuk mengadakan perjanjian dengan makhluk astral untuk melariskan warung makannya.
Dalam perjanjian itu, si iblis mengatakan bahwa ia akan membuat warung Pak Pur laris, asalkan, Pak Pur bersedia untuk mengorbankan seseorang sebagai tumbal jika ia melakukan kesalahan perihal sesajen, bahkan jika ternyata itu adalah keluarganya sendiri. Adapun warung tempat Pak Pur berjualan terletak tak jauh dari tempat tinggalnya.
*
Sesaat setelah Pak Pur menjalankan perjanjiannya, warung makan itu benar-benar ramai. Buktinya, untuk melayani para pembeli, per harinya Pak Pur dapat menghabiskan 4 kuintal beras. Di samping itu, pengunjung yang hadir juga berada dalam antrean yang panjang.
Sebelumnya, rumah makan itu amat sepi. Dalam satu hari, hanya ada satu hingga dua pembeli yang makan di sana. Selain itu, rumah makan tersebut juga tampak berciri khas pedesaan, dengan lantai tanah berikut dindingnya yang terbuat dari bambu.
Akan tetapi, lima bulan berjalan setelah perjanjian Pak Pur itu, perubahan rumah makan itu amat drastis. Tampak seperti benar-benar tiba-tiba, rumah makan tersebut kian ramai.
Di depan rumah makan yang kini disediakan tempat parkir yang luas, terdapat banyak mobil mewah dan truk yang berjejeran. Lantas, keganjilan juga berlangsung seperti ketika, misal, terdapat beberapa truk yang berjalan kencang melewati rumah makan Pak Pur.
Baca Juga: Kisah Pesugihan: Seorang Pria yang Mencari Calon Istri untuk Dijadikan Tumbal Pesugihan
Dalam waktu yang amat singkat, pengemudi truk tersebut terlihat menginjak rem kendaraannya amat mendadak. Setelah itu, ia langsung berputar balik, mampir di rumah makan milik Pak Pur. Padahal, menurut banyak orang, rasa masakan di rumah makan itu amat biasa saja.
Akhirnya, keganjilan itu pun terjawab.
Oleh seseorang yang dikenal di desa itu sebagai orang pintar, ia mengetahui bahwa ketentuan yang harus diserahkan Pak Pur pada si iblis adalah mempersiapkan sesajen serta ayam cemani tiap malam Jumat kliwon.
Setiap waktu itu, Pak Pur harus mempersiapkan ketentuan itu dengan amat lengkap, karena apabila tidak, iblis itu akan meminta satu nyawa sebagai tumbalnya.
Namun, suatu hari, karena kecerobohan Pak Pur sendiri, ia ditimpa oleh nasib buruk.
Memasuki ritual di malam Jumat kliwon yang kesembilan belas, Pak Pur lupa untuk menyertakan ayam cemaninya dalam sesajen. Maka, sebagaimana perjanjian yang ia lakukan sebelumnya dengan iblis, kelalaian itu harus dibayar oleh satu orang nyawa sebagai tumbalnya. Dan, astaga, nyawa tersebut ternyata ialah istrinya sendiri.
Beberapa hari setelah kejadian itu, lantaran jatuh sakit karena sesuatu yang misterius, istrinya lantas masuk rumah sakit. Dalam perjalanan menuju ke sana, sayang nyawanya tak dapat tertolong.
Berawal dari kematian itu, Pak Pur amat menyesali kelakuannya selama ini. Tetapi, apa daya, di samping karena kehilangan itu sudah terlanjur terjadi, orang-orang telah mengetahui kejahatan Pak Pur yang selama ini menggunakan pesugihan untuk melariskan warung makannya.
Nb: Tulisan ini hanyalah fiksi. Segala kesamaan nama, tempat, dan kejadian adalah kebetulan belaka.
Baca Juga: Kisah Arwah Seorang Ayah Pemakai Pesugihan yang Gentayangi Anaknya Sendiri di Malam Jumat