Kejang-kejang
Gejala kejang pada kucing umumnya mengindikasikan kondisinya sudah memasuki rabies tahap kedua, yaitu amarah.
Gangguan otot itu terjadi karena infeksi rabies menyerang otot serta sarafnya. Adapun saraf yang terganggu akibat rabies adalah perifer, sensorik, dan motorik.
Baca Juga: 7 Cara Ampuh Mengusir Kucing Liar Tanpa Harus Menyakiti dan Menyiksa
Kelumpuhan anggota tubuh
Ini merupakan gejala pada tahap terakhir. VCA Hospital melansir kelumpuhan terjadi setelah kucing tertular rabies selama tujuh hari.
Tidak lama setelah kelumpuhan ini, kucing akan tak sadarkan diri dan koma, lalu meninggal.
Hidrofobia (ketakutan terhadap air)
Memang kucing identik tidak menyukai air. Dan rabies semakin membuat hewan peliharaan lebih sensitif terhadap objek cair.
Dilansir Medi-Call, ketakutan terhadap air atau hydrophobia yang muncul padah ewan terjangkit rabies dipicu rasa sakit saat menelan makanan, bahkan termasuk air atau cairan.
Tidak bisa menelan
Seperti yang sudah dijelaskan pada poin hydrophobia, ada rasa menyakitkan saat kucing yang terkena rabies menelan makanannya.
Gejala penurunan nafsu makan pada kucing rabies ini sering tampak ketika infeksi sudah memasuki tahap kedua.
Agresif
Kucing yang biasanya tenang akan berubah menjadi bersemangat atau gelisah.
Kebalikannya, kucing yang biasanya lincah kemungkinan akan lebih terlihat penyayang atau mengasingkan diri.
Produksi air liur berlebih
Selain agresif, penanda infeksi rabies pada kucing juga bisa dilihat dari banyaknya air liur yang dikeluarkan.
Air liur ini perlu diperhatikan mengingat cairan tersebut bisa menjadi medium penularan rabies kepada hewan lain atau manusia.
Baca Juga: 5 Doa Kucing Untuk Orang yang Memberi Mereka Makan, Salah Satunya Rezeki Melimpah!