Sonora.ID – Tak hanya anjing, tahukah kamu kalau virus rabies juga bisa menyerang berbagai jenis hewan mamalia lain termasuk kucing?
Dilansir The Spruce Pets, rabies merupakan virus yang memiliki dampak negatif pada sistem saraf pusat mamalia.
Hal ini hampir selalu berakibat fatal dan kematiannya, biasanya terjadi dalam waktu seminggu setelah gejala terakhir muncul.
Penyakit ini ditularkan melalui gigitan hewan yang terinfeksi. Ini adalah penyakit zoonosis, yang berarti dapat menyebar ke manusia melalui hewan.
Rabies pada kucing dapat menyebar dengan mudah ke manusia, lewat air liur ataupun gigitan kucing.
Baca Juga: 8 Cara Mengatasi Bulu Kucing Rontok, Ampuh Bikin Bulu Kucing Lebat Lagi!
Penyakit ini juga tergolong berbahaya karena belum bisa disembuhkan.
Dilansir VCA Hospital, kucing yang terinfeksi rabies akan merasakan tiga tahapan. Pertama, tahap prodromal.
Pada tahap ini, terdapat perubahan sifat yang dimiliki si kucing, dari yang dulunya tenang, bisa menjadi agresif.
Kedua, tahap amarah. Kucing akan menjadi sangat berbahaya pada tahap ini karena mudah menyerang.
Lalu yang ketiga, kucing akan memasuki tahap kelumpuhan. Umumnya kucing tiba-tiba pingsan dan kemungkinan besar mati.
Tentu saja di dalam proses berlangsungnya infeksi rabies itu, ada ciri-ciri kucing rabies yang harus diwaspadai.
Penting bagi pemilik kucing peliharaan untuk mengenali gejala tersebut agar bisa memberikan penanganan yang tepat kepada kucing.
Apa sajakah ciri-ciri kucing rabies yang harus diwaspadai? Berikut penjelasan lengkapnya.
Pica
Pica merupakan gangguan makan yang menyebabkan seseorang atau seekor hewan memakan objek bukan makanan.
Sebagai contoh tanah, cat, rambut, feses, dan lainnya. Dalam konteks rabies, pica merupakan gejala umum yang ditunjukkan kucing ketika terkena penyakit tersebut.
Demam
Demam pada kucing rabies sering terjadi pada tahap pertama, yaitu tahap prodromal.
Kondisi ini bisa berlangsung selama satu atau dua hari, lebih sebentar ketimbang tahap prodromal yang dialami anjing.
Selain itu, jumlah lonjakan demam yang dialami kucing juga lebih sering daripada anjing.
Kejang-kejang
Gejala kejang pada kucing umumnya mengindikasikan kondisinya sudah memasuki rabies tahap kedua, yaitu amarah.
Gangguan otot itu terjadi karena infeksi rabies menyerang otot serta sarafnya. Adapun saraf yang terganggu akibat rabies adalah perifer, sensorik, dan motorik.
Baca Juga: 7 Cara Ampuh Mengusir Kucing Liar Tanpa Harus Menyakiti dan Menyiksa
Kelumpuhan anggota tubuh
Ini merupakan gejala pada tahap terakhir. VCA Hospital melansir kelumpuhan terjadi setelah kucing tertular rabies selama tujuh hari.
Tidak lama setelah kelumpuhan ini, kucing akan tak sadarkan diri dan koma, lalu meninggal.
Hidrofobia (ketakutan terhadap air)
Memang kucing identik tidak menyukai air. Dan rabies semakin membuat hewan peliharaan lebih sensitif terhadap objek cair.
Dilansir Medi-Call, ketakutan terhadap air atau hydrophobia yang muncul padah ewan terjangkit rabies dipicu rasa sakit saat menelan makanan, bahkan termasuk air atau cairan.
Tidak bisa menelan
Seperti yang sudah dijelaskan pada poin hydrophobia, ada rasa menyakitkan saat kucing yang terkena rabies menelan makanannya.
Gejala penurunan nafsu makan pada kucing rabies ini sering tampak ketika infeksi sudah memasuki tahap kedua.
Agresif
Kucing yang biasanya tenang akan berubah menjadi bersemangat atau gelisah.
Kebalikannya, kucing yang biasanya lincah kemungkinan akan lebih terlihat penyayang atau mengasingkan diri.
Produksi air liur berlebih
Selain agresif, penanda infeksi rabies pada kucing juga bisa dilihat dari banyaknya air liur yang dikeluarkan.
Air liur ini perlu diperhatikan mengingat cairan tersebut bisa menjadi medium penularan rabies kepada hewan lain atau manusia.
Baca Juga: 5 Doa Kucing Untuk Orang yang Memberi Mereka Makan, Salah Satunya Rezeki Melimpah!