Contoh lagu daerah yang menggunakan tangga nada ini adalah Gundul-Gundul Pacul (Jawa Tengah), Pitik Tukung (Jawa Tengah), Karatangan Pahlawan (Jawa Barat), Macepet-Cepetan (Bali), dan Ngusak Asing (Bali).
2. Slendro
Tangga nada slendro tersusun atas nada 1-2-3-5-6 (do-re-mi-sol-la) atau C - D - E - G - A. Bertolak belakang dari pelog, tangga nada slendro memiliki sifat yang gembira dan semangat.
Contoh lagu: Cing Cangkeling (Jawa Barat), Lir Ilir (Jawa Tengah), Cublak-Cublak Suweng (Jawa Tengah), Te Kate Dipanah (Jawa Tengah), dan Keraban Sape (Madura-Jawa Timur), dan Janger (Bali)
Penggunaan tangga nada pentatonis di gamelan Jawa, Sunda dan Bali yang tidak berpaku pada standar Barat dan memiliki istilah tersendiri dalam penyebutan nadanya.
Sunda nadanya da mi na ti la, Jawa nem mo lu ro ju, sementara di Bali ding dong deng dung dang.
Itu dia penjelasan mengenai perbedaan tangga nada pelog dan slendro.
Semoga bermanfaat!
Baca artikel update lainnya dari Sonora.ID di Google News.