Sonora.ID – Baru-baru ini, penggunaan gas air mata oleh aparat menjadi sorotan publik lantaran ditengarai menjadi salah satu penyebab tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 131 orang.
Gas air mata adalah senjata kimia berbentuk gas yang dapat melumpuhkan manusia dengan cara mengiritasi kulit, paru-paru, mata, dan tenggorokan.
Gas air mata ini sendiri sebenarnya sudah lama digunakan untuk mengahalau atau mengurai massa kerusuhan yang mulai bertindak anarki.
Nah, mari mengenal lebih dekat bahaya penggunaan gas air mata dengan mengetahui fakta gas air mata berikut ini.
Ditemukan pada 1928
Gas air mata pertama kali ditemukan oleh dua ilmuwan Amerika Serikat (AS) pada tahun 1928 silam.
Baca Juga: 7 Fakta Camilla Parker Istri Raja Charles III, Wanita Paling Dibenci Rakyat Inggris!
Gas air mata kemudian diadopsi pertama kali oleh Angkatan Darat AS untuk mengendalikan kerusuhan pada tahun 1959.
Gas air mata juga sempat digunakan sebagai senjata kimia dalam Perang Dunia I. Namun, saat ini penggunaannya ilegal untuk digunakan pada saat perang.
Pada tahun 1993, sejumlah negara di dunia berkumpul di Jenewa untuk menandatangani perjanjian internasional untuk mencegah perang yang melibatkan bahan-bahan kimia.
Bisa sebabkan kematian
Melansir dari Kompas.com, Wakil Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, dr. Erlang Samudero Sp.P(k) mengatakan, gas air mata bisa mengakibatkan kematian pada pasien tertentu.
"Bisa (menyebabkan kematian), tergantung konsentrasi dan penyakit komorbid pasien," terangnya, saat dihubungi oleh Kompas.com, Senin (3/10/2022).
Pada populasi khusus, seperti pasien dengan penyakit saluran napas, bisa menimbulkan rasa kambuh.
Terlebih lagi apabila konsentrasi zat iritan di dalam gas air mata itu sangat tinggi.
"Kalau ada penyakit komorbid bisa saja. Contoh pada orang yang punya asma ketika terkena zat iritan bisa terjadi spasme saluran napas. Asmanya kambuh dan ini bisa mengakibatkan kematian," tegas Erlang.
Di sisi lain, Erlang menjelaskan, bahwa kosentrasi gas air mata yang sangat tinggi bisa langsung menimbulkan kematian karena oksigen yang dihirup jadi berkurang.
Hal itu juga disebabkan tingginya zat iritan yang terkandung dalam gas air mata itu.
"Nah, yang menyebabkan konsentrasi yang tinggi itu biasanya zat iritan pada ruangan tertutup yang semakin lama semakin tinggi konsentrasinya," tandasnya.
Kandungan gas air mata
Dilansir dari Medical News Today, wujud material bahan kimia gas air mata itu bukanlah gas, melainkan zat kimia padat atau cair.
Gas air mata yang disemprotkan akan bereaksi dengan kelembaban dan menyebabkan rasa sakit hingga iritasi.
Inilah sebabnya gas air mata bisa memengaruhi area lembab di bagian tubuh seperti mata, mulut, tenggorokan, dan paru-paru.
Beberapa gas air mata terdiri dari banyak bahan kimia yang berbeda, di antaranya:
Baca Juga: 8 Fakta Menarik Orang Pendiam, Ternyata Bisa Cerewet Banget Kalau Sudah Nyaman!
Apa efek gas air mata?
Efek jangka pendek Menurut Medical News Today, berikut gejala jangka pendek yang dirasakan ketika seseorang terpapar gas air mata:
Efek jangka panjang dan risiko kematian Paparan gas air mata di dalam ruangan atau dalam konsentrasi yang tinggi dapat menimbulkan efek kesehatan yang serius, seperti:
Studi 2017 menunjukkan, efek gas air mata pada tubuh bisa menyebabkan cedera parah, cacat permanen, hingga kematian.
Mengoleskan odol bukan penangkal yang efektif
Banyak orang yang menganggap kalau mengoleskan odol adalah salah satu cara yang efektif menangkal efek gas air mata.
Menurut Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Agus Haryono, tindakan ini tak akan berpengaruh.
"Biasanya ada yang mengolesi wajah dengan odol untuk mencegah nyeri gas air mata. Tapi, sebenarnya tidak ngefek apa-apa," ujar dia.
Sementara itu, dikutip dari Kompas.com, saat gas air mata ditembakkan, maka sesegera mungkin tinggalkan area dan cari udara segar untuk menghindari menghirup gas air mata.
Udara segar efektif mengurangi paparan gas air mata. Jika gas air mata dilepas di luar ruangan, menjauhlah dari area di mana gas dilepas dan hindari awan tebal dari uap gas tersebut.
Jika pelepasan dilakukan di dalam ruangan, segera cari jalan keluar dari gedung atau temukan tempat berlindung di dalam gedung untuk menghindari terkena bahan kimia.
Jika Anda merasa telah terpapar gas air mata, Anda harus melepas pakaian, segera mencuci seluruh tubuh Anda dengan sabun dan air, dan mendapatkan perawatan medis secepat mungkin.
Melanggar aturan FIFA
FIFA telah melarang penggunaan gas air mata di stadion.
Dalam aturan FIFA terkait pengamanan dan keamanan stadion (FIFA Stadium Saferty dan Security regulations) penggunaan gas air mata tidak diperbolehkan.
Lebih tepatnya hal ini tertulis di pasal 19 b soal pengaman di pinggir lapangan.
"No firearms or 'crowd control gas' shall be carried or used (senjata api atau 'gas pengendali massa' tidak boleh dibawa atau digunakan)," tulis aturan FIFA.
Cara menghilangkan dampak gas air mata
Efek dari senyawa CS dalam gas air mata bisa dikurangi dengan membalurkan air bersih pada area yang terkena gas air mata.
Secara teori, menurunkan konsentrasi CS pada kulit bisa dilakukan dengan menyiram air bersih yang mengalir selama beberapa waktu.
Dikutip dari Healthline, Anda bisa melakukannya dengan cara menutup mata, hidung, mulut, dan kulit serapat mungkin.
Jika kondisi sudah kembali aman, sebisa mungkin segera lakukan beberapa hal berikut:
Baca Juga: 4 Fakta Makhluk Halus yang Belum Pernah Kamu Dengar Sebelumnya! Ada Kuntilanak Laki-Laki