Pengertian dan 5 Contoh Cerita Rakyat, Sudah Pernah Anda Dengar?

10 Oktober 2022 17:00 WIB
Pengertian dan contoh cerita rakyat.
Pengertian dan contoh cerita rakyat. ( Wikipedia)

Sonora.ID - Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia V, cerita rakyat merupakan salah satu jenis karya sastra dari zaman dahulu yang hidup di kalangan rakyat dan diwariskan secara lisan.

Kisah yang diangkat dalam cerita rakyat ini biasanya mengambil latar budaya masyarakat sekitar.

Biasanya mengisahkan mengenai tempat atau kejadian yang terjadi di sekitar tempat tinggal masyarakat tersebut.

Meski diangkat dari pemikiran fiktif masyarakat tersebut, ada pula beberapa cerita rakyat yang berasal dari kisah nyata yang mengandung beberapa pesan moral.

Berikut ini beberapa contoh cerita rakyat yang beredar di beberapa wilayah di Indonesia dan mungkin saja sudah pernah Anda dengar.

Baca Juga: 8 Contoh Teks Cerita Sejarah Singkat beserta Strukturnya, Lengkap!

Contoh Cerita Rakyat di Indonesia

1. Barang Mewah, Bawang Putih

Dahulu kala, ada sebuah keluarga yang hidup bahagia.

Mereka memiliki seorang putri cantik bernama Bawang Putih. Namun pada suatu hari, ibu Bawang Putih jatuh sakit lalu meninggal.

Setelah kejadian itu, Bawang Putih hidup dengan ayahnya. Ayah Bawang Putih adalah seorang pedagang yang sering bepergian jauh.

Lantaran  tak tega meninggalkan Bawang Putih sendirian di rumah, akhirnya ayah Bawang Putih memutuskan menikah lagi dengan seorang janda yang telah memiliki satu anak yang diberi nama Bawang Merah.

Bawang Putih pun bahagia karena memiliki keluarga baru. Ibu tiri dan Bawang Merah bersikap sangat manis padanya.

Namun ternyata kebaikan itu hanya sesaat. Ibu dan kakak tiri Bawang Putih memiliki sifat yang jahat.

Mereka bersikap baik pada Bawang Putih hanya ketika sang ayah ada bersamanya.

Namun ketika ayahnya pergi berdagang, mereka menyuruh Bawang Putih mengerjakan

segala pekerjaan rumah seperti seorang pembantu.

Tiap hari dia harus melayani semua kebutuhan Bawang Merah dan ibu tirinya.

Sampai pada suatu pagi ketika Bawang Putih mencuci di sungai, tanpa disadari salah satu selendang kesayangan Bawang Merah hanyut.

Bawang Merah pun memarahi Bawang Putih lalu menyuruh Bawang Putih mencari selendang itu dan tidak boleh pulang sebelum menemukanya.

Hingga larut malam, selendang itu belum juga dia temukan.

Ketika tengah menyusuri sungai, Bawang Putih melihat sebuah gubuk,ternyata gubuk itu dihuni oleh seorang nenek sebatang kara.

Bawang Putih akhirnya meminta izin untuk menginap semalam.

Nenek itu cukup baik hati, dia mempersilahkan Bawang Putih untuk menginap.

Nenek itu juga menanyakan perihal tentang Bawang Putih, dan bagaimana dia sampai di tempat itu.

Bawang Putih pun menceritakan nasib yang dialaminya hingga nenek yang mendengar itu

merasa iba.

Ternyata, selendang yang dicari Bawang Putih ditemukan oleh si nenek.

Tapi, nenek itu mau menyerahkan selendang itu dengan syarat Bawang Putih harus menemaninya selama seminggu.

Bawang Putih menerima tawaran itu dengan senang hati.

Waktu seminggupun berlalu, dan kini waktunya Bawang Putih untuk pulang.

Lantaran selama tinggal disitu Bawang Putih sangat rajin, nenek itu memberikan selendang yang dulu dia temukan dan memberi hadiah pada Bawang Putih.

Dia disuruh memilih diantara dua buah labu untuk dia bawa. 

Awalnya Bawang Putih ingin menolak, namun karena ingin menghormati pemberian, Bawang Putih akhirnya memilih labu yang kecil dengan alasan takut tak kuat membawanya.

Setelah itu, Bawang Putih pun segera pulang dan menyerahkan selendang itu pada Bawang

Merah.

Dia segera ke dapur untuk membelah labu dan memasaknya. Namun, betapa terkejutnya dia, karena ketika labu itu dibelah, ternyata labu itu berisi emas permata yang sangat banyak

Secara tak sengaja, ibu tiri Bawang Putih melihatnya dan langsung merampas semua emas itu.

Bukan hanya itu, dia juga memaksa Bawang Putih untuk menceritakan dari mana dia mendapat labu ajaib itu.

Mendengar cerita Bawang Putih, muncul niat jahat di benak ibu tiri yang serakah itu.

Esok paginya, dia menyuruh Bawang Merah untuk melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Bawang Putih, dia berharap akan bisa membawa pulang labu yang lebih besar

sehingga isinya lebih banyak.

Singkat cerita, Bawang Merah yang malas itu tiba di gubuk nenek, dan dia pun tinggal di situ

selama seminggu.

Namun karena sifatnya yang pemalas, dia hanya bermalas-malasan saja dan tidak mau membantu pekerjaan si nenek.

Ketika sudah waktunya pulang, dia pun disuruh memilih labu sebagai hadiah. Tanpa pikir panjang, dia langsung mengambil labu yang besar dan segera berlari pulang tanpa mengucapkan terimakasih.

Setelah tiba dirumah, Ibunya sangat senang melihat anaknya membawa labu yang sangat

besar.

Dia berpikir pasti emas di dalamnya cukup banyak.

Karena tak ingin diketahui oleh Bawang Putih dan takut jika Bawang Putih minta bagian, mereka menyuruh Bawang Putih mencuci di sungai.

Setelah itu mereka masuk kamar dan menguncinya dengan rapat.

Dengan tak sabar, mereka segera membelah labu itu. Namun diluar dugaan, bukan emas

yang ada didalamnya.

Melainkan labu itu dipenuhi ular, kalajengking, kelabang, dan berbagai hewan berbisa.

Dengan cepat hewan-hewan itu keluar dari labu dan menggigit anak dan ibu serakah itu.

2. Roro Jonggrang

Cerita ini mengisahkan dua kerajaan yang bertetangga, Kerajaan Pengging dan Kerajaan Baka. Pengging dipimpin oleh Prabu Damar Maya.

Ia berputra Raden Bandung Bandawasa (Bondowoso). Sedangkan kerajaan Baka dipimpin oleh raksasa pemakan manusia bernama Prabu Baka.

Ia dibantu oleh seorang patih bernama Gupala.

Meskipun berasal dari bangsa raksasa, Prabu Baka memiliki putri cantik bernama Rara Jonggrang. 

Untuk memperluas kerajaan, Prabu Baka menyerukan perang kepada kerajaan Pengging. Pertempuran meletus di kerajaan Pengging.

Demi mengakhiri perang, Prabu Damar Maya mengirimkan putranya untuk menghadapi Prabu Baka.

Berkat kesaktiannya, Bandung Bandawasa berhasil mengalahkan dan membunuh Prabu Baka. Berita kematian Prabu Baka segera dilaporkan oleh Patih Gupala kepada Rara Jongrang.

Setelah gugurnya Prabu Baka, Pangeran Bandung Bandawasa menyerbu masuk ke dalam keraton Baka. Di sana, ia terpikat oleh kecantikan Rara Jongrang.

Ia pun melamar sang putri, tetapi ditolak karena sang putri tidak mau menikahi pembunuh ayahnya.

Karena terus dibujuk, akhirnya sang putri bersedia dipersunting dengan dua syarat yang mustahil untuk dikabulkan. 

Syarat pertama adalah pembuatan sumur yang dinamakan sumur Jalatunda. Syarat kedua adalah pembangunan seribu candi hanya dalam waktu satu malam.

Bandung Bandawasa menyanggupi kedua syarat tersebut. Dengan bantuan makhluk halus, ia berhasil menyelesaikan 999 candi.

Ketika Rara Jonggrang mendengar kabar bahwa candi ke-1000 hampir selesai, ia berusaha menggagalkan usaha Bandawasa.

Ia membangunkan dayang-dayang istana dan perempuan-perempuan desa untuk mulai menumbuk padi dengan antan, serta memerintahkan agar gundukan jerami dibakar di sisi timur.

Suara antan yang bertalu-talu mengesankan bahwa aktivitas subuh telah dimulai, sementara cahaya dari timur memberi kesan bahwa sebentar lagi matahari akan terbit, sehingga para makhluk halus bersembunyi kembali ke perut Bumi.

Akibatnya, hanya 999 candi yang berhasil dibangun sehingga usaha Bandung Bandawasa gagal.

Setelah mengetahui bahwa semua itu adalah hasil kecurangan dan tipu muslihat Rara Jonggrang, Bandung Bandawasa amat murka dan mengutuk Roro Jonggrang agar menjadi batu. Sang putri berubah menjadi arca terindah untuk menggenapi candi terakhir.

Baca Juga: Legenda Terbentuknya Selat Bali dan Diperkirakan Bali Terbentuk 23 Juta Tahun yang Lalu

3. Legenda Merapi

Alkisah, Pulau Jawa adalah salah satu dari lima pulau besar di Indonesia. Konon, pulau Pulau Jawa pada masa lampau letaknya tidak rata atau miring.

Oleh karena itu, para dewa di Kahyangan bermaksud untuk membuat pulau tersebut tidak miring.

Dalam sebuah pertemuan, mereka kemudian memutuskan untuk mendirikan sebuah gunung yang besar dan tinggi di tengah-tengah Pulau jawa sebagai penyeimbang.

Maka disepakatilah untuk memindahkan Gunung Jamurdipa yang ada di Laut Selatan ke sebuah tanah datar di bagian tengah pulau Jawa.

Sementara itu, di daerah di mana gunung Jamurdipa akan ditempatkan terdapat dua empu yang sedang membuat keris sakti. Mereka adalah Empu Rama dan Empu Pamadi yang memiliki kesaktian tinggi.

Oleh karena itu, para dewa terlebih dahulu akan menasihati kedua empu tersebut agar segera pindah ke tempat lain sehingga tidak tertindih oleh gunung yang akan ditempatkan di daerah itu.

Raja para dewa, Batara Guru pun mengutus Batara Narada dan Dewa Penyarikan beserta sejumlah pengawal dari istana Kahyangan untuk membujuk kedua empu tersebut.

Setiba di tempat itu, utusan para dewa langsung menghampiri kedua empu tersebut yang sedang sibuk menempa besi yang dicampur dengan berbagai macam logam.

Betapa terkejutnya Batara Narada dan Dewa Penyarikan saat menyaksikan cara Empu Rama dan Empu Pamadi membuat keris.

Kedua empu tersebut menempa sebatang besi membara tanpa menggungakan palu dan landasan logam, tetai dengan tangan dan paha mereka. Kepalan tangan mereka bagaikan palu baja yang sangat keras.

Setiap kali kepalan tangan mereka pukulkan pada batang besi membara itu terlihat percikan cahaya yang memancar. Batara Narada kemudian menghampiri dan menjelaskan permintaan para dewa kepada kedua empu tersebut.

4. Lutung Kasarung

Pada zaman dahulu, hiduplah dua orang putri yang tinggal di Kerajaan Pasundan. Mereka berdua bernama Purbararang dan Purbasari. 

Keduanya memiliki wajah yang sangat cantik serta memiliki warna kulit yang sangat putih.

Setelah sang raja atau ayah mereka meninggal, Purbasari diperintahkan untuk menggantikan ayahnya menduduki takhtanya. 

Mendengar hal itu, Purbararang merasa sangat iri dan memiliki keinginan untuk mencelakai Purbasari.

Kemudian, ia memutuskan untuk menemui seorang nenek sihir agar dapat mengutuk adiknya, Purbasari. 

Oleh karena itu, wajah dan tubuh dari Putri Purbasari berubah menjadi bertotol-totol hitam.

Hal ini kemudian dijadikan satu di antara alasan oleh Putri Purbararang untuk mengusirnya ke sebuah hutan sehingga takhtanya berhasil pindah ke tangan Putri Purbararang.

Selama Putri Purbasari tinggal di hutan, ia berteman dengan seekor kera yang memiliki bulu berwarna hitam. 

Kera tersebut diberi nama Lutung Kasarung oleh Putri Purbasari. Kera tersebut sangat perhatian dan juga menyayangi Putri Purbasari.

Untuk membantu menyembuhkan kulit wajah dan tubuh Purbasari, Lutung tersebut bersemedi di tempat yang sepi saat bulan purnama tiba. 

Tak lama kemudian, terbentuklah sebuah telaga kecil yang airnya sangat jernih.

Lutung pun bergegas untuk menemui Purbasari dan memintanya mandi di telaga tersebut. Air telaga tersebut dengan sekejap mampu mengembalikan kecantikan Purbasari.

Wajah dan kulit tubuh Purbasari pun akhirnya bisa kembali seperti semula. Mendengar kabar ini, Purbararang pun merasa cemas.

Ia khawatir jika adiknya akan merebut kembali apa yang seharusnya menjadi milik dia. 

Ia lalu memutuskan untuk menemui adiknya dan mengajaknya beradu ketampanan dari tunangan masing-masing untuk memperebutkan kursi raja tersebut.

Purbasari pun menunjukkan Lutung Kasarung sebagai tunanganya. Kakaknya pun menertawakannya dan merasa tunanganya itu lah yang lebih tampan dari seekor kera.

Saat itu juga, Lutung Kasarung langsung berubah ke wujud aslinya yang sangat tampan dan gagah, ternyata ia adalah seorang pangeran.

Purbararang pun akhirnya mengakui kekalahannya dan menyerahkan takhta tersebut kepada adiknya.

5. Danau Toba

Pada zaman dahulu hidup seorang petani yang sangat rajin dan ulet dalam bekerja. Ia hidup sebatang kara tanpa keluarga yang menemaninya. 

Pekerjaannya sehari–hari adalah menggarap ladang dan mencari ikan untuk membantu memenuhi kebutuhan.

Suatu hari, petani tersebut memancing ikan di sungai. Sesampainya di sana ia langsung melempar kail yang telah dipasangi umpan.

Ia kemudian berdoa kepada Tuhan agar ia bisa mendapatkan banyak ikan.

Ia sangat senang saat ikan yang didapatkannya besar. Namun, petani tersebut kaget karena ikan itu dapat berbicara dan meminta petani itu agar ikannya tidak dimakan. 

Seketika itu juga petani melepaskan ikan tersebut. Betapa kagetnya petani itu saat ikan tadi berubah menjadi seorang wanita yang cantik.

Ikan tersebut ternyata adalah seorang putri yang dikutuk menjadi ikan. 

Dia mengucapkan terima kasih karena telah membebaskannya dari kutukan. Sebagai imbalannya ia mau dijadikan istri petani tersebut dengan syarat.

Satu di antara syarat yang harus dipenuhi adalah tidak boleh menceritakan dan menyebutkan asal-usul putri dari seekor ikan kepada orang lain.

Jika dilanggar akan terjadi malapetaka yang sangat dahsyat. Petani pun menyetujuinya.

Setelah menikah, mereka dikaruniai seorang anak laki-laki. Mereka hidup bahagia bersama anaknya yang tampan. 

Namun, anaknya itu memiliki sifat yang membuat orang lain heran, yaitu ia tak pernah merasa kenyang sehingga ia sering menghabiskan makanan.

Suatu hari sang anak diminta ibunya untuk mengantarkan makanan untuk bapaknya yang sedang bekerja di sawah. 

Sayangnya sang anak melahap sendiri makanan tersebut dan tidur di gubuk.

Bapaknya menunggu makanan datang, sudah tidak kuat menahan haus dan lapar maka petani itu pulang. Di tengah jalan ia menjumpai anaknya yang telah tidur.

Saat itu juga petani marah kepada anaknya karena makanan yang menjadi jatahnya dimakan.

Akibat emosi, ia tanpa sengaja melanggar janjinya. Ia mengucapkan 'dasar anak ikan.’

Saat itu juga anak dan istrinya menghilang. Setelah itu muncul air dari bekas jejak kaki sehingga membentuk sebuah telaga yang kini dikenal dengan Danau Toba.

Baca Juga: 8 Contoh Cerita Fiksi berbagai Tema, Lengkap dengan Pengertian

Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm