Sonora.ID - Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi dan hubungan dengan orang lain dalam kehidupan sehari-hari, tak heran jika pada saat duduk di bangku sekolah kita diajari untuk membangun interaksi yang baik dengan wawancara.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, wawancara adalah tanya jawab dengan seseorang yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal, untuk dimuat dalam surat kabar disiarkan melalui radio, atau ditayangkan pada layar televisi.
Wawancara ini juga dilakukan oleh direksi atau hrd perusahaan ketika ada pihak pelamar pekerjaan yang hendak masuk ke perusahaan tersebut.
Dikutip dari Gramedia.com, ada beberapa tujuan pada wawancara.
Agar lebih jelas, berikut ini 9 contoh wawancara singkat tentang topik sehari-hari.
Baca Juga: 4 Contoh Perkenalan Diri dalam Bahasa Inggris Singkat dan Artinya
1. Wawancara tentang cita-cita
Gita: "Apa cita-cita yang Anda punya?"
Lisa: “Dari dulu, saya bercita cita untuk menjadi pengacara Kondang seperti Hotman Paris."
Gita: "Sejak kapan Anda mulai memikirkan pengacara sebagai cita-cita Anda?"
Lisa: “Saya sudah memikirkannya sejak duduk di bangku 4 SD. Waktu itu, guru saya sering menceritakan tentang anaknya yang sudah menjadi pengacara. Dan saya pikir itu keren, sejak itu saya mulai menjadikan pengacara sebagai cita-cita yang kelak akan saya raih."
Gita: "Bagaimana usaha Anda untuk bisa mencapai cita-cita itu?"
Lisa: "Saya sadar saya masih kelas 1 SMP, terlalu kecil untuk memikirkan masa depan. Tapi, saya akan berusaha dengan keras untuk belajar agar bisa mencapai cita cita itu. Saya yakin saya bisa mencapainya, karena saya sudah bertekad dengan sepenuh hati!"
Gita: "Lalu apa harapan Anda di masa depan?"
Lisa: "Saya benar benar berharap untuk bisa menjadi penerus ke-kondangan Hotman Paris di dunia pengacara."
2. Wawancara tentang Pekerjaan
Ari: Selamat pagi, apakah kamu ada waktu? Aku punya beberapa pertanyaan wawancara bertema pekerjaan yang perlu dijawab.
Ana: Boleh saja. Aku punya waktu 10 menit sebelum pergi.
Ari: Baik. Aku mulai, ya. Apa pekerjaanmu?
Ana: Saat ini aku bekerja sebagai desainer grafis di majalah nasional.
Ari: Sudah berapa lama kamu menjalani profesi tersebut?
Ana: Kurang lebih 2 tahun.
Ari: Mengapa kamu memilih pekerjaan sebagai desainer grafis?
Ana: Sederhana saja. Aku lulus dari jurusan terkait dan tertarik untuk menekuni bidang tersebut. Selain itu, desainer grafis saat ini dibutuhkan di banyak tempat, apalagi di zaman serba digital.
Ari: Apakah menurutmu pekerjaan ini akan dibutuhkan beberapa tahun ke depan?
Ana: Ya. Banyak sektor menjadi berkembang karena kontribusi para desainer grafisnya yang andal. Tidak menutup kemungkinan di masa depan profesi ini akan semakin digeluti.
Ari: Apa masalah yang sering kamu temukan ketika bekerja?
Ana: Wah, banyak sekali. Biasanya revisi desain dari atasan dan klien yang tidak sesuai, sulitnya menyamakan persepsi, dan budget pembuatan desain yang terlalu murah.
Ari: Apa kamu berniat berganti pekerjaan?
Ana: Untuk saat ini tidak.
Ari: Baik, terima kasih atas waktu dan jawabannya.
3. Wawancara tentang cita-cita
Ari: Cita-citamu ingin jadi apa?
Ana: Aku ingin menjadi polwan
Ari: Apa alasannya?
Ana: Polisi itu keren. Mereka berani menangkap penjahat dan melindungi orang yang lemah
Ari: Apa kamu tidak takut kalau nanti bertemu orang jahat setiap hari?
Ana: Semua pekerjaan ada risikonya. Demi melindungi masyarakat, aku tidak takut.
Ari: Apa ada keluargamu yang berprofesi sebagai polisi?
Ana: Ya. Ayahku seorang polisi. Dia banyak melindungi masyarakat dan selalu bercerita tentang pekerjaannya.
Ari: Menurutmu, memiliki cita-cita itu penting atau tidak?
Ana: Tentu saja penting. Kita jadi termotivasi belajar dan berusaha untuk meraih cita-cita yang diinginkan. Seperti ayahku yang berusaha menjadi polisi adil.
Ari: Wah, mulia sekali. Terima kasih atas informasinya
Ana: Sama-sama
4. Wawancara dengan Pedagang
Leo: "Assalamualaikum, Bu. Saya Leo, apa saya boleh mewawancarai Ibu sebentar?"
Penjual: "Waalaikumsalam. Tentu saja boleh."
Leo: "Terima kasih atas kesediaan ibu untuk menjawab beberapa pertanyaan yang akan saya ajukan. Pertama, saya ingin bertanya, sejak kapan Ibu memulai bisnis warung ini?"
Penjual: "Saya sudah mulai usaha ini puluhan tahun lalu, tapi kalau tanggal tepatnya saya tidak ingat. Maaf, Nak."
Leo: "Kalau untuk barang yang tersedia di warung ini, ada apa saja ya, Bu?"
Penjual: "Ada beberapa makanan yang saya jual. Mulai gorengan, mie, rawon, krupuk, lodeh, dan beberapa jenis minuman hangat juga dingin."
Leo: "Mengapa Ibu akhirnya memilih untuk membuka usaha warung ini?"
Penjual: "Dulu saya sempat kebingungan dengan pekerjaan apa yang akan saya lakoni. Saya ini cuma lulusan SD, Nak. Sulit untuk mencari kerja waktu itu. Tapi, berhubung orang tua saya memiliki rumah yang cukup strategis dan juga mendapatkan warisan resep dari nenek saya, ya jadilah usaha warung ini."
Leo: "Lalu apakah Ibu mengelola warung ini sendirian?"
Penjual: "Tidak, Nak. Saya dibantu oleh beberapa karyawan dan anak saya juga sering datang ke warung untuk membantu saya jika tidak memiliki tugas sekolah."
Leo: "Terima kasih atas informasi yang telah Anda berikan, Bu. Saya pamit pulang dulu, selamat sore, Bu..."
Penjual: "Iya, Sama-sama, selamat sore."
5. Wawancara tentang lingkungan
Ari: Ada tugas dari sekolah untuk melakukan wawancara. Aku bermaksud bertanya tentang kondisi lingkungan saat ini.
Ana: Baik. Aku akan menjawab sebisaku
Ari: Kalau boleh tau, dimana kamu tinggal dan sejak kapan?
Ana: Saat ini aku tinggal di bantaran Sungai XX. Sebenarnya aku sudah tinggal di sana sejak kecil.
Ari: Apa ada industri yang dibangun di sekitar rumah?
Ana: Ya. Ada pabrik kain kurang lebih 2 km dari rumah
Ari: Kapan pabrik itu berdiri?
Ana: Belum lama. Mungkin 3 tahun yang lalu.
Ari: Apakah ada perbedaan antara sebelum dan sesudah pabrik berdiri?
Ana: Maksudnya?
Ari: Dampak adanya pabrik di sekitar tempat tinggalmu.
Ana: Oh, ada. Dampak positifnya, tetangga di dekat rumah tidak ada yang menganggur. Mereka diminta bekerja di pabrik.
Ari: Kalau dari segi lingkungan apa ada yang berubah?
Ana: Iya. Aku amati limbah pakaian seperti air yang berbau menyengat dibuang ke dalam sungai tanpa diolah terlebih dahulu. Sebenarnya aku dan para tetangga sudah lama tidak menggunakan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari karena berbau tajam dan berwarna. Ikan-ikan yang biasanya berenang pun sudah tidak ada lagi.
Ari: Apakah kalian pernah melaporkannya pada pihak berwajib?
Ana: Sudah. Tapi belum ditindaklanjuti hingga saat ini. Akhirnya kami terpaksa membeli air dari luar kampung.
Ari: Apa harapanmu untuk pemilik pabrik?
Ana: Semoga segera ada tindak lanjut pengolahan limbah cair sebelum dibuang. Kasihan orang-orang yang menggantungkan hidupnya dari air sungai.
Ari: Baik. Itu pertanyaan terakhir. Terima kasih atas waktunya.
Ana: Sama-sama
6. Wawancara tentang pendidikan dengan guru
7. Wawancara dengan Pedagang
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.
Baca Juga: Catat! 6 Tips Jitu Lolos Wawancara Kerja Pertama Kali, 99% Keterima!