Sonora.ID - Sudahkah kamu mengenali contoh peribahasa Sunda dan arti atau makna yang terkandung di dalamnya?
Mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), peribahasa dapat didefinisikan sebagai kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya dan biasanya mengiaskan maksud tertentu.
Hal tersebut berlaku sama pula untuk bahasa Sunda yang berbentuk perumpamaan berisi wejangan hidup, aturan tingkah laku, hingga sindiran.
Apa saja peribahasa Sunda itu?
Baca Juga: 30 Contoh Wawangsalan atau Sisindiran dalam Bahasa Sunda Klasik
Nah, langsung saja, simak contoh peribahasa Sunda dan artinya dinukil dari jurnal Penggunaan Peribahasa Sunda sebagai Sumber Kearifan Lokal di Kecamatan Luragung oleh Sugeng Riyanto, dkk.
1. Gunung luhur beunang diukur, laut jero beunang dijugjugan, tapi hate jelema najan deet moal kakobet. (Gunung tinggi dapat diukur, laut dalam dapat diselami, tapi hati orang walaupun dangkal tidak akan terkorek)
Artinya: Mengetahui keinginan atau isi hati orang yang dirahasiakan itu amat sulit.
2. Sagalak-galakna macan tara ngahakan anak sorangan. (Sekejam-kejamnya macan tidak suka memakan anak sendiri)
Artinya: Sekejam apa pun orangtua, tidak akan tega berbuat kejam pada anaknya atau melihat anaknya menderita.
3. Adat kakurung ku iga. (Kebiasaan terkurung oleh tulang rusuk)
Artinya: Kebiasaan atau tabiat yang sudah mendarah daging sehingga susah untuk dibuang atau diubah lagi.
4. Agul ku payung butut. (Bangga karena payung jelek)
Artinya: Orang yang miskin atau tak berpangkat, namun selalu membanggakan dirinya bahwa ia keturunan bangsawan jaman dahulu.
5. Dahar kawas meri. (Makan seperti bebek)
Artinya: Makan tidak tertib, meninggalkan remah di sana sini.
6. Dibere sabuku menta sajeungkal, dibere sajeungkal menta sadeupa. (Diberi seruas jari minta sejengkal, diberi sejengkal minta sedepa)
Artinya: Karena diberi hati sedikit, permintaannya menjadi bertambah banyak serta tidak tahu diri (orang yang kurang ajar).
7. Endog sasayang, peupeus hiji pepeus kabeh. (Telur satu sangkar, pecah satu pecah semua)
Artinya: Jika di antara saudara ada seorang saja yang melakukan perbuatan tidak baik, akan membawa-bawa pada yang lainnya.
8. Mapatahan naek ka monyet. (Mengajari naik kepada monyet)
Artinya: Mengajari orang yang lebih pandai.
9. Basa mah teu kudu meuli. (Bahasa tuh tidak harus beli)
Artinya: Tidak ada salahnya jika kita menyenangkan hati orang lain dengan ucapan. Menyatakan sesuatu dengan kata-kata tidak perlu membayar dan dapat menyenangkan orang.
10. Cicing dina sihung maung. (Tinggal pada gigi taring harimau)
Artinya: Seseorang yang mengabdi (bekerja) pada orang yang disegani sehingga ikut dihargai oleh orang lain.
11. Dagang oncom rancatan emas. (Berdagang oncom pikulan emas)
Artinya: Seseorang yang berdagang dengan modal besar sedangkan barang yang dijual atau laba yang diambil tidak seberapa.
12. Adam lali tapel. (Adam lupa tapal batas)
Artinya: Menyindir seseorang yang lupa kepada sanak saudara dan lupa akan kampung halamannya.
13. Alak-alak cumampaka. (Alak-alak berlaku seperti cempaka [alak-alak: nama tetumbuhan yang mirip cempaka tapi bunganya tidak seharum cempaka])
Artinya: Menyindir orang yang suka meniru-niru dan ingin menyamai orang yang lebih tinggi derajatnya.
14. Babon kapurba ku jago. (Induk ayam dikuasai oleh ayam jago)
Artinya: perempuan (istri) harus menuruti suaminya; tentu saja jika suaminya berada di jalur yang benar.
15. Cecendet mande kiara. (Cecendet ingin menyerupai pohon ara)
Artinya: menyindir orang kecil ingin menyamai orang yang besar pengaruhnya; orang miskin ingin menyamai orang kaya.
16. Endog sapatarangan tara megar kabeh. (Telur sepenetasan tidak menetas semua)
Artinya: Di antara saudara-saudara sekandung, selalu saja ada yang kurang beruntung (kurang baik) nasibnya.
17. Hideung oge buah manggu, matak tigurawil bajing. (Hitam juga buah manggis, bisa membuat jatuh terpeleset bajing)
Artinya: alaupun luarnya nampak tidak menggiurkan (berwarna hitam seperti kulit manggis), namun di dalamnya (isinya) bisa membuat ketagihan.
18. Kakeueum ku cai toge. (Terendam oleh air tauge)
Artinya: Mencemooh suami yang tunduk kepada istri, sampai-sampai istri menyeleweng pun dibiarkan saja.
19. Malengpeng pakel ku munding. (Melempar mangga muda dengan kerbau)
Artinya: Melakukan suatu perkara yang tidak akan mungkin berhasil.
20. Nepak cai malar ceret. (Menepuk air supaya memercik)
Artinya: Menyindir seseorang yang menjelek-jelekkan orang lain dan sebagainya supaya dia sendiri diperlakukan dengan baik.
21. Rumbah caringin di buruan. (Runtuh beringin di pekarangan)
Artinya: Sudah tidak akan ada yang mengingatkan karena sudah tidak ada lagi yang dituakan.
22. Tamiang meulit ka bitis. (Buluh tamiang membelit pada betis)
Artinya: Berakibat buruk kepada diri sendiri (karena telah melakukan keburukan kepada orang lain).
23. Wong becik ketitik, wong ala ketara. (Orang jahat tampak orang jelek kelihatan)
Artinya: Keburukan itu suatu saat akan ketahuan. Tidak mungkin orang akan dapat terus-menerus bersembunyi di balik keburukannya.
24. Ati putih badan bodas. (Hati putih badan putih)
Artinya: Memiliki hati yang bersih, tidak punya rasa benci terhadap apapun.
25. Aya hate kadua leutik (Ada hati kedua kecil)
Artinya: Memiliki suatu keinginan yang tidak bisa disampaikan.
26. Béja mah béja (Bilang sih bilang)
Artinya: Jangan percaya pada kata-kata atau informasi yang belum jelas kebenarannya.
27. Bilatung ninggang dagé (Belatung menimpa tempe dage)
Artinya: Merasa sangat senang.
28. Cukang tara néangan nu ngising (Jembatan tidak pernah mencari yang buang air besar)
Artinya: Orang yang membutuhkan, maka ia yang harus menghampiri.
29. Tina peurih jadi peurah. (Dari perih jadi bisa)
Artinya: Kerja keras akan membuahkan hasil yang baik.
30. Cul dogdog tinggal igel (Membiarkan dogdog tinggal menari)
Artinya: Meninggalkan sebuah pekerjaan penting demi hal yang tidak ada hasilnya.
Baca Juga: 107 Kosakata Bahasa Sunda Sehari-hari dan Artinya, Mudah dan Lengkap!
Itulah tadi contoh peribahasa Sunda dan artinya yang berisi wejangan hidup hingga sindiran. Semoga bermanfaat!
Baca berita update lainnya di Sonora.id dari Google News