"Sekarang anak ini kita tempatkan di rumah aman. Sehingga psikologisnya nanti juga tidak terganggu, tidak terguncang. Kemudian ibunya pun kita koordinasikan untuk psikologis," imbuhnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, kisah tragis dua bocah dirantai dari kepala, diikat ke tangan dan kaki ini diketahui, Sabtu (22/10).
Polisi saat ini sudah menyita 2 buah rantai besi dengan panjang 2 meter dan 4 gembok.
Ibu korban juga merantai leher korban dengan alasan agar anaknya tidak nakal.
Kasus dua bocah di Kecamatan Tabanan ini menyita empati dari tetangga korban. Bahkan, saksi mata awal kejadian, Sunardi alias Puput, tak bisa membendung air matanya karena nasib dua bocah itu. Dengan terisak ia pun menceritakan awal mula kisah pilu dua bocah yang dirantai oleh ibunya sendiri.
Puput mengaku pertama kali mengetabui kejadian pada Sabtu (22/10) pukul 19.30 Wita. Saat itu dirinya keluar rumah hendak pergi ke masjid. Namun sampai di depan rumahnya, dia melihat lampu rumah di tetangga depan atau TKP itu padam.
Setelah padam, tiba-tiba terdengar tangisan dari dalam. Puput dan sejumlah tetangga pun mengecek rumah tersebut.
Dari jendela depan rumah tampak bocah tanpa pakaian dalam kondisi leher dan kaki terikat rantai dan tergembok.
“Jadi ditali di leher ke tangan dan kaki. Sebagian rantai digembok di kusen jendela. Saya keluar loncat pagar dan melaporkan kejadian ini ke orang-orang di masjid,” ungkapnya.
Dijelaskannya, rumah itu setiap hari dalam posisi pintu terkunci. Sudah empat bulan terakhir ini, si anak sering sekali berada di pagar dan meminta makanan seperti roti dan permen itu. Dan seringnya kedua anak itu sendirian di rumah. Dan saat ditemukan ia melihat si anak yang besar, di bagian pipi ada kebiru-biruan. Seperti habis dipukuli. “Waktu pas saya tolong ada biru-biru itu di mukanya. Seperti luka terkena pukulan,” ungkapnya.