Sonora.ID - Materi bahasa Indonesia kali ini kita akan membahas mengenai majas sindiran dari pengertian, macam hingga contoh-contohnya.
Mengutip dari buku Ultralengkap: Peribahasa Indonesia, Majas, Plus Pantun, Puisi, dan Kata Baku Bahasa Indonesia, majas sindiran merupakan majas atau gaya bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan sindiran kepada seseorang atau suatu hal.
Majas ini digunakan dengan tujuan untuk mengungkapkan gagasan dengan cara menyindir agar dapat meningkatkan kesan kepada pembaca atau pendengar.
Majas sarkasme merupakan majas yang cara penyampaiannya dilakukan dengan menggunakan konotasi yang kasar serta terus terang atau blak-blakan.
Majas ini dianggap menjadi majas kelas tertinggi di jenis majas sindiran.
Majas ini pun biasanya digunakan saat seseorang tengah dalam amarah yang cukup besar.
Contoh:
Orang yang memiliki IQ rendah sepertimu tidak akan pernah bisa lulus dari Ujian Nasional.
Putih benar wajahmu sampai bisa disendoki bedaknya.
Kamu hanyalah sampah masyarakat!
Dasar buaya! Seenaknya kau perlakukan aku.
Dasar gajah! Tak lihat kau aku berdiri di depanmu?
Tuli ya kamu? Dipanggil dari tadi tidak dengar.
4. Majas Satire
Majas satire merupakan majas yang menggunakan ungkapan seperti dalam majas sarkasme dan ironi guna menguatkan makna.
Majas ini biasanya digunakan untuk mengejek maupun menertawakan sesuatu hal.
Contoh:
Percuma saja aku memiliki adik yang bertubuh besar, bahkan untuk mengangkat pot bunga ini saja kau tidak bisa diharapkan.
Apa kau tidak memiliki baju yang lain? Tiap kali kita pergi kau selalu mengenakan kostum yang sama.
Kau terlalu panas sampai memerlukan air es untuk disiram ke kepala kau.
Matamu buta, ya? Barang sebesar ini kau tidak dapat melihatnya. Ah, yang benar saja, kau mungkin harus memakai kaca pembesar.
Kamu kebanyakan makan cabai, ya? Mulutmu pedas sekali.
Kurang banyak makanan kau ambil, selapar itu kah?
5. Majas Innuendo
Terakhir ada majas innuendo yang merupakan majas yang digunakan untuk menyindir seseorang dengan cara mengecilkan suatu fakta.
Fakta yang dimaksud ini adalah fakta tengah yang ditakuti oleh orang yang akan disindir.
Contoh:
Kau tak usah takut. Anggap saja penonton yang ada di sana seperti rumput-rumput yang bergoyang diterpa angin.
Kamu bisa berhenti untuk bersikap seolah-olah ingin mati. Kamu mungkin hanya gagal menjadi juara di kejuaraan, bukan berarti kamu kehilangan separuh nyawamu.
Ayo, jangan terus menangis tentang hal itu. Bocah bodoh itu tidak pantas ditangisi oleh gadis sepertimu.
Jangan takut, nak. Rasa sakit ketika disunat hanyalah kasus digigit semut.
Kau tak perlu khawatir tidak diterima di universitas yang kau tuju. Lagian, kau hanya ditolak oleh satu universitas, bukan ditolak oleh seluruh alam semesta.
Saya tidak mengerti mengapa Anda begitu iri padanya. Setelah semua, biasanya hanya terlihat bagus. Otaknya belum tentu lebih pintar dari Anda.