Sonora.ID - Kesehatan mental selalu menjadi sasaran dalam lelucon. Bahkan, beredar pula meme soal kesehatan mental yang kerap mengejek penderitanya.
Namun, hal ini bukan datang tanpa sebab. Pasalnya, kejadian ini bermula dari orang-orang yang kerap menggunakan tameng “gangguan mental” untuk membenarkan kesalahannya.
Ejekan soal gangguan mental ini juga dirasakan oleh Ojan yang memiliki ibu pengindap gangguan mental. Teman-temannya pun kerap menjadikan penyakit ibu Ojan sebagai lelucon sehingga membuatnya ikut terpuruk.
Padahal, ia harusnya diberi dukungan karena telah merawat sang ibu sembari bersekolah. Kisah lengkapnya tersedia di siniar Obrolan Meja Makan episode “Dia Ibuku..... Part 1” yang dapat diakses melalui https://dik.si/AJ_IbuPart1.
Stigma soal kesehatan mental memang masih banyak beredar di masyarakat yang belum teredukasi.
Hal ini semakin diperburuk dengan penggunaan penyakit mental sebagai bahan lelucon yang melanggengkan prasangka terhadap orang-orang yang memiliki masalah ini.
Kesehatan mental juga diremehkan dan digunakan sebagai anak muda sebagai bahan hiburan.
Kita kerap menemui penggunaan term depresi untuk suatu masalah yang sebenarnya masih dalam kondisi ringan dan dapat diatasi.
Padahal, sebenarnya gangguan mental itu menyiksa penderitanya. Bahkan, tak ada humor di dalamnya. Setiap harinya, para penderita dan keluarga yang merawatnya harus berjuang jika sewaktu-waktu trigger muncul.
Baca Juga: Kenapa Seni Mampu Memanipulasi Realitas hingga Buat Kita Terpukau?
Seseorang yang menderita gangguan mental bahkan tak sama sekali mampu bangkit untuk melakukan sesuatu.
Sebab, yang ada di pikirannya sudah terlalu kalut sehingga banyak dari mereka yang justru terpuruk tanpa bantuan.
Akibat Lelucon terhadap Gangguan Mental
Stigma buruk soal gangguan mental membuat penderitanya jadi takut untuk memeriksakan kondisinya karena takut dianggap gila.
Hal ini pula masih didukung oleh pemahaman bahwa rumah sakit jiwa identik dengan orang gila.
Padahal, penyakit ini bukanlah sesuatu yang memalukan. Mereka sama saja dengan penyakit fisik lainnya yang perlu ditangani khusus oleh ahlinya.
Tak hanya itu, mereka yang membutuhkan bantuan jadi takut untuk speak up. Hal ini tentunya bisa berdampak pada kondisi mereka yang jadi semakin memburuk jika tak segera ditolong.
Para penyintas gangguan mental adalah pejuang hebat yang tak mudah menyerah.
Oleh sebab itu, kita, sebagai masyarakat ada baiknya perlu lebih banyak mengkampanyekan soal pentingnya kesadaran terhadap kesehatan mental.
Baca Juga: Ini Dia Perbedaan Sekolah Swasta dan Negeri yang Kerap Kita Temui
Kita seharusnya tak memperlakukan mereka sebagai kata sifat, penghinaan, atau sesuatu yang memalukan. Kita juga tak boleh melabeli para penderitanya sebagai orang gila, lemah, atau aneh.
Terakhir, kita juga perlu mulai memperhatikan kata-kata yang pantas diucapkan dan tidak. Sebab, kehidupan seseorang bisa bergantung dari apa yang kita ucapkan.
Lalu, bagaimana nasib Ojan selanjutnya? Apakah teman-temannya meminta maaf atas perlakuannya?
Yuk, langsung aja dengerin siniar Anyaman Jiwa episode “Dia Ibuku..... Part 1” di Spotify.
Selain pembahasan seputar empati, ada pula informasi dan kisah seputar kesehatan mental untuk menunjang kehidupan sosial, romansa, dan kariermu!
Ikuti siniarnya agar kalian tak tertinggal tiap ada episode terbarunya. Akses sekarang juga episode ini melalui tautan berikut https://dik.si/AJ_IbuPart1.