Gamelan adalah alat musik tradisional khas Jawa yang termasuk ke dalam jenis alat musik pentatonik dengan tangga nada pelog (laras) dan slendro. Gamelan sendiri tidak berupa sebuah alat musik saja, melainkan terdiri dari beberapa instrumen perkusi kesenian seperti gong, saron, bonang, dan gangsa.
Kata gamelan terdiri dari dua suku kata dan diambil dari bahasa Jawa, yaitu gamel dan imbuhan -an. Gamel sendiri berarti pukulan atau tabuhan, sehingga gamelan berarti pukulan atau tabuhan terhadap sesuatu.
Gamelan merupakan salah satu dari sekian banyaknya hasil pengembangan atau modifikasi budaya Hindu-Buddha ketika masih mendominasi tanah nusantara zaman dulu.
Bentuk gamelan yang kita kenal seperti sekarang ini tercipta di masa-masa kekuasaan kerajaan Majapahit. Karena keluhuran nilai seni dan budayanya sejak dulu tersebut, menjadikan gamelan sebagai salah satu representasi kesenian asli Indonesia.
Kini gamelan banyak digunakan untuk mengiringi pertunjukan kesenian seperti tari atau wayang kulit. Penampilan gamelan juga kerap kali diiringi oleh sinden yang bernyanyi atau berdendang mengikuti iramanya.
Pertunjukkan gamelan biasa berlangsung pada acara-acara ritual keagamaan atau acara resmi keraton, seperti pernikahan anggota keluarga kerajaan Keraton Yogyakarta.
6. Batik
Batik adalah kain bergambar yang cara pembuatannya secara khusus dengan menuliskan/menerakan malam pada kain tersebut, kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu memiliki ciri khas.
Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik, teknologi serta pengembangan motif dan budaya yang terkait.UNESCO menetapkan batik sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan nonbendawi sejak 2 Oktober 2009.
Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni yang tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia sejak dahulu kala.
Perempuan-perempuan Jawa pada saat itu menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai salah satu mata pencaharian, sehingga pada masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya “Batik Cap” yang memungkinkan laki-laki melakukan pekerjaan membatik ini.
Ragam corak dan warna batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan ada juga beberapa corak yang hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu.
Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh asing, seperti para pedagang asing dan para penjajah. Warna-warna cerah seperti warna merah dipopulerkan oleh Tionghoa.
Bangsa penjajah asal Eropa mengambil minat kepada batik, dan hasilnya adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah, termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti warna biru.Batik tradisional masih tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai pada upacara-upacara adat, karena masing-masing corak memiliki perlambangan masing-masing.
Dengan begitu, batik dapat dijadikan kebanggan rakyat Indonesia, karena batik memiliki ragam corak dan warna yang dapat menarik minat para turis asing untuk memilikinya.Sehingga batik dapat menjadi salah satu sumber mata pencaharian yang dapat meningkatkan ekonomi Indonesia.
Baca Juga: 9 Contoh Teks Eksplanasi Fenomena Alam beserta Strukturnya, Lengkap!
7. Budaya Tari
Tari merupakan gerakan menari yang dilakukan secara perorangan atau berkelompok. Namun budaya tari adat biasanya berbeda dengan kegiatan menari seperti biasa.
Kebudayaan tari adat muncul bukan karena hal yang sembarangan. Biasanya masing-masing daerah atau suku mempunyai tarian adatnya masing-masing.
Budaya tari ini biasanya akan dilakukan dalam rangka merayakan atau memperingati sesuatu. Bisa jadi ritual kebudayaan, acara suku, atau peristiwa besar lainnya.
Sebagai contoh di antaranya ada tari Saman yang berasal dari Suku Gayo. Tari saman ditampilkan dalam rangka merayakan peristiwa yang dianggap penting. Dan biasanya tari Saman juga digunakan untuk merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Bagaimana pun juga, tari daerah sama seperti kebudayaan daerah yang lain. Sama-sama harus dilestarikan dan diwariskan ke generasi selanjutnya agar tak lekang oleh waktu.
8. Warisan Budaya
Budaya adalah sebuah warisan turun temurun yang harus dilestarikan agar tidak hilang dari dunia. Budaya bisa dikatakan sebagai simbol atau kebiasaan dari suatu negara atau atau daerah tertentu. Budaya juga dapat disebut sebagai kebiasaan atau adat istiadat.
Budaya juga termasuk cara hidup berkembang yang menghasilkan sesuatu. Hasil budaya dibagi dalam bentuk pengetahuan, kepercayaan dan estetika.
Setiap satu tempat dengan tempat lainnya memiliki budaya yang berbeda atau bisa saja sama dalam bentuk yang berbeda. Budaya yang sudah berubah biasanya dipengaruhi oleh perkembangan zaman. Perubahan pada budaya ini mempunyai dampak positif dan negatif pada masyarakat yang bersangkutan.
Budaya menjadi sesuatu yang harus dijaga dan dilestarikan agar ciri khas suatu daerah tidaklah hilang. Kekayaan bangsa dalam wujud budaya ini membuat tali persatuan dan kesatuan semakin kuat. Dengan persatuan yang kuat, maka negara tidak akan mudah terpecah belah.
9. Bau Nyale
Indonesia mempunyai beraneka ragam budaya. Di antara banyaknya budaya Indonesia, ada budaya yang bertentangan dengan norma sosial hingga norma agama.
Salah satu contoh budaya yang bertentangan dengan norma adalah budaya Bau Nyale yang merupakan budaya suku Sasak Core.
Bau Nyale berarti menangkap nyale. Nyale adalah cacing laut yang bisa dikonsumsi, namun hanya muncul satu kali dalam satu tahun. Itu pun hanya di hari, bulan dan pantai tertentu. Hal tersebutlah yang membuatnya sangat spesial bagi suku Sasak.
Konon katanya cacing Nyale merupakan jelmaan seorang putri bernama Mandalika. Putri ini melakukan aksi bunuh diri di laut karena masalah cinta.
Meski begitu tradisi Bau Nyale merupakan tradisi turun temurun yang selalu dilakukan masyarakat Lombok. Biasanya mereka melakukannya di akhir bulan Februari atau pertengahan bulan Maret.
Cacing Nyale biasanya muncul di sekitar jam 3 sampai 5 pagi hari, jadi para pemuda yang berburu terpaksa begadang untuk menunggu Nyalenya muncul di atas permukaan laut.
Pada saat ini biasanya para pemuda-pemudi melakukan hal yang tak beretika dan tak sepatutnya dilakukan. Karena tradisi Bau Nyale dilakukan di ruang terbuka, semua orang bebas melakukan apa saja asal tidak membuat kegaduhan.
Kondisi ini malah dimanfaatkan oleh pemuda untuk melakukan hal tak senonoh dengan para pemudi. Apalagi saat Nyalenya keluar, mereka malah meneriakkan kata-kata kotor. Mereka percaya kata-kata kotor ini bisa menarik perhatian Nyale.
Ternyata di samping kemeriahannya, budaya Bau Nyale ini mengandung nilai-nilai negatif yang bertentangan dengan norma agama.
Sayangnya budaya harus dilestarikan dari generasi ke generasi. Mungkin evaluasi perlu dilakukan agar tradisi budaya ini tidak dimanfaatkan untuk hal-hal yang tidak baik.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.
Baca Juga: 3 Fungsi Fakta dalam Teks Eksplanasi, Ciri Bahasa dan Langkah-Langkah