Sonora.ID - Dalam pelajaran Bahasa Indonesia ada banyak jenis teks yang dipelajari, salah satunya yang banyak ditemukan adalah teks eksplanasi.
Dikutip dari Gramedia.com, teks eksplanasi adalah teks yang berisi tentang alasan atau metode atau proses terjadinya sebuah peristiwa, misalnya peristiwa alam, sosial, budaya, ilmu pengetahuan, dan lainnya.
Tujuan dari teks ini adalah menggambarkan satu atau lebih peristiwa yang melibatkan kausalitas dan proses.
Teks eksplanasi ini memiliki struktur untuk mengidentifikasi peristiwa, menggambarkan peristiwa, pola dan hasil deret waktu yang terperinci, dan meninjau peristiwa.
Struktur teks eksplanasi adalah:
Seperti disebutkan sebelumnya, teks eksplanasi bisa berisi proses budaya. Agar lebih jelasnya, berikut ini adalah 9 contoh teks eksplanasi budaya.
Baca Juga: Hubungan Kausalitas dalam Teks Eksplanasi, Lengkap dengan Contoh
1. Ngaben
Ngaben merupakan tradisi khas pulau Bali yang berupa pengurusan jenazah seseorang yang telah tiada. Tradisi ini mengkremasi orang yang sudah meninggal dengan adat dan istiadat setempat.
Sebagai pulau yang terkenal menjadi destinasi wisata, tentu Bali selalu didatangi oleh para turis baik lokal maupun mancanegara.
Namun tidak semua turis ini diizinkan untuk melihat upacara sakral yang satu ini. Mereka perlu mendapatkan izin dari keluarga yang bersangkutan.
Walaupun tradisi Ngaben ini diadakan seolah-olah begitu meriah, tetap saja ini merupakan acara berduka.
Tujuan Ngaben diadakan adalah agar keluarga yang ditinggalkan tak bersedih dan arwah yang meninggal diharapkan hidup bahagia di nirwana.
Perlu biaya yang cukup besar jika ingin mengadakan budaya Ngaben ini. Karena Ngaben dikenal sebagai tradisi mengurus jenazah termahal dan terlama. Belum lagi berbagai atribut keagamaan dan upacara yang perlu disediakan oleh pihak keluarga.
Walau demikian, tradisi ini harus dijaga dan dilestarikan. Alhasil tradisi ini tetap dipertahankan oleh umat Hindu dan menjadi salah satu budaya khas pulau Bali.
2. Tari Kecak
Tari kecak merupakan seni tari tradisional yang berasal dari Pulau Bali. Tarian ini dibawakan oleh puluhan penari laki-laki atau lebih dengan cara duduk melingkar sambil menyerukan “cak cak cak” dengan irama tertentu serta mengangkat kedua lengan. Tari kecak ditampilkan oleh puluhan penari pria yang bertelanjang dada dan mengenakan kain bermotif kotak-kotak khas Bali dari pinggang sampai ke lutut.
Tari Kecak pertama kali diciptakan oleh Wayan Limbak, seorang penari asal Bali dan Walter Spies, seorang pelukis asal Jerman. Kedua tokoh tersebut menciptakan Tarian Kecak pada tahun 1930-an.
Tarian tradisional Bali ini diciptakan berdasarkan ritual Sanghyang serta beberapa bagian dari cerita Ramayana. Sehingga Tari Kecak juga dikenal dengan nama Rangrang Sanghyang. Ritual Sanghyang sendiri adalah pertunjukan tarian dimana penarinya dalam keadaan tidak sadar atau kesurupan. Pada kondisi ini, mereka berkomunikasi dengan ruh para leluhur kemudian menyampaikan harapan-harapannya. Pertunjukan Tari Kecak membawakan cerita yang diambil dari kisah Ramayana. Seruan “cak cak cak” yang dilantunkan oleh penari-penari pria sambil mengangkat kedua tangan adalah gambaran salah satu peristiwa dalam kisah Ramayana.
Yaitu peristiwa di mana barisan kera memberikan bantuan kepada Rama untuk melawan Rahwana. Di pertunjukan Tari Kecak, penonton disuguhi nuansa sakral sekaligus mistis melalui pernak-pernik seperti bunga kamboja, gemerincing gelang, topeng, hingga bara api.
Tari Kecak diciptakan sebagai seni yang mengandung ritual dan bernilai spiritual. Keindahan gerakan yang berpadu dengan seruan berirama oleh para penarinya membuat pertunjukan ini menjadi salah satu daya tarik utama wisata budaya Bali.
3. Budaya Keris
Keris adalah salah satu senjata tikam berjenis belati dengan ujung yang tajam dan runcing di kedua belah sisinya.
Salah satu senjata tradisional khas nusantara ini berasal dari daerah-daerah yang pernah dikuasai oleh kerajaan Majapahit, terutama daerah Jawa Tengah.
Pada awalnya, keris digunakan sebagai senjata dalam peperangan atau duel, tepatnya di abad ke-9 dan ke-14.
Namun, seiring waktu berjalan dan di masa damai sekarang, keris beralih fungsi menjadi simbol budaya, aksesoris berbusana, atau benda koleksi yang bernilai tinggi.
Sebagai salah satu benda peninggalan bersejarah, keris dianggap memiliki nilai budaya yang sangat tinggi. Tak hanya itu, jika dilihat dari sudut seni, estetika yang dimilikinya memang begitu bernilai, hal ini tercermin dari bentuk bilahnya yang berkelok-kelok indah.
Beberapa sarung keris bahkan juga terlihat berkilau bak emas. Tidak herna jika banyak orang baik penggemar maupun pemilik keris begitu menyayangi senjata tradisional Indonesia ini. Beberapa orang bahkan menambahkan keindahan keris dengan menghiasinya dengan intan permata.
Keeratan dan kekentalannya akan nilai budaya, juga membuat keris sering dikait-kaitkan dengan dunia mistis nan ghaib.
Banyak yang menganggap bahwa budaya Indonesia ini memiliki kekuatan magis tersendiri dan bisa membangkitkan semangat, aura, atau kekuatan sang empunya.
Terlepas dari semua itu, bagaimana pun juga sebagai warga negara Indonesia yang cinta akan budayanya, sudah seharusnya kita menjaga dan melestarikan benda tajam yang diakui UNESCO sebagai warisan budaya Indonesia ini.
Baca Juga: 6 Contoh Teks Eksplanasi Banjir beserta Strukturnya, Lengkap
4. Budaya Wayang
Wayang adalah seni pertunjukan khas Indonesia yang berkembang pesat di daerah Bali dan Jawa. Selain di kedua wilayah itu, wayang juga terkenal di Semenanjung Malaya dan Sumatera. Pada daerah tersebut, wayang dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu dan Jawa.
Pada tanggal 07 November 2003, UNESCO menetapkan wayang dalam seni bertutur sebagai warisan mahakarya dunia yang tidak ternilai. Saat ini diketahui bahwa awal mula pertunjukan wayang berasal dari Prasasti Balitung abad ke 3 yang isinya menceritakan si Galigi yang sedang mewayang. Pada saat agama Hindu mulai masuk ke Indonesia, wayang menjadi budaya sekaligus media yang efektif untuk menyebarkan ajaran Hindu.
Sehingga dulu pertunjukan wayang banyak menggunakan cerita Ramayana dan Mahabharata. Saat agama Islam datang, boneka wayang yang terbuat dari kulit sapi juga mulai muncul. Saat pertunjukan, yang terlihat hanya bayangannya saja yang berasal dari kulit sapi tersebut.
Sampai saat ini, masyarakat mengenalnya dengan wayang kulit. Di samping itu, ada juga wayang Sadat yang digunakan sebagai media penyebaran ajaran Islam dan memperkenalkan nilai-nilainya.
Kemudian saat misionaris Katolik bernama Bruder Timotheus L. Wignyosubroto, FIC datang pada tahun 1960, ia juga menyebarkan agama Katolik menggunakan wayang Wahyu. Cerita wayang Wahyu tersebut bersumber dari Alkitab.
Seperti yang kita ketahui, nilai-nilai filosofi yang terdapat di dalam budaya wayang selalu mengajarkan masyarakat berbuat baik dan menghindari perbuatan jahat. Dalam dunia wayang juga ada istilah “memayu hayuning bebrayan agung” atau semangat “amar ma’ruf nahi mungkar” atau yang sesuai dengan kepercayaan masing-masing. Bagaimanapun juga, kita harus sadar untuk membantu melestarikan budaya wayang ini. Berbagai cara sesuai dengan kemampuan masing-masing dapat dilakukan sehingga budaya wayang akan terus lestari.
5. Budaya Gamelan
Gamelan adalah alat musik tradisional khas Jawa yang termasuk ke dalam jenis alat musik pentatonik dengan tangga nada pelog (laras) dan slendro. Gamelan sendiri tidak berupa sebuah alat musik saja, melainkan terdiri dari beberapa instrumen perkusi kesenian seperti gong, saron, bonang, dan gangsa.
Kata gamelan terdiri dari dua suku kata dan diambil dari bahasa Jawa, yaitu gamel dan imbuhan -an. Gamel sendiri berarti pukulan atau tabuhan, sehingga gamelan berarti pukulan atau tabuhan terhadap sesuatu.
Gamelan merupakan salah satu dari sekian banyaknya hasil pengembangan atau modifikasi budaya Hindu-Buddha ketika masih mendominasi tanah nusantara zaman dulu.
Bentuk gamelan yang kita kenal seperti sekarang ini tercipta di masa-masa kekuasaan kerajaan Majapahit. Karena keluhuran nilai seni dan budayanya sejak dulu tersebut, menjadikan gamelan sebagai salah satu representasi kesenian asli Indonesia.
Kini gamelan banyak digunakan untuk mengiringi pertunjukan kesenian seperti tari atau wayang kulit. Penampilan gamelan juga kerap kali diiringi oleh sinden yang bernyanyi atau berdendang mengikuti iramanya.
Pertunjukkan gamelan biasa berlangsung pada acara-acara ritual keagamaan atau acara resmi keraton, seperti pernikahan anggota keluarga kerajaan Keraton Yogyakarta.
6. Batik
Batik adalah kain bergambar yang cara pembuatannya secara khusus dengan menuliskan/menerakan malam pada kain tersebut, kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu memiliki ciri khas.
Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik, teknologi serta pengembangan motif dan budaya yang terkait.UNESCO menetapkan batik sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan nonbendawi sejak 2 Oktober 2009.
Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni yang tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia sejak dahulu kala.
Perempuan-perempuan Jawa pada saat itu menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai salah satu mata pencaharian, sehingga pada masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya “Batik Cap” yang memungkinkan laki-laki melakukan pekerjaan membatik ini.
Ragam corak dan warna batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan ada juga beberapa corak yang hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu.
Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh asing, seperti para pedagang asing dan para penjajah. Warna-warna cerah seperti warna merah dipopulerkan oleh Tionghoa.
Bangsa penjajah asal Eropa mengambil minat kepada batik, dan hasilnya adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah, termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti warna biru.Batik tradisional masih tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai pada upacara-upacara adat, karena masing-masing corak memiliki perlambangan masing-masing.
Dengan begitu, batik dapat dijadikan kebanggan rakyat Indonesia, karena batik memiliki ragam corak dan warna yang dapat menarik minat para turis asing untuk memilikinya.Sehingga batik dapat menjadi salah satu sumber mata pencaharian yang dapat meningkatkan ekonomi Indonesia.
Baca Juga: 9 Contoh Teks Eksplanasi Fenomena Alam beserta Strukturnya, Lengkap!
7. Budaya Tari
Tari merupakan gerakan menari yang dilakukan secara perorangan atau berkelompok. Namun budaya tari adat biasanya berbeda dengan kegiatan menari seperti biasa.
Kebudayaan tari adat muncul bukan karena hal yang sembarangan. Biasanya masing-masing daerah atau suku mempunyai tarian adatnya masing-masing.
Budaya tari ini biasanya akan dilakukan dalam rangka merayakan atau memperingati sesuatu. Bisa jadi ritual kebudayaan, acara suku, atau peristiwa besar lainnya.
Sebagai contoh di antaranya ada tari Saman yang berasal dari Suku Gayo. Tari saman ditampilkan dalam rangka merayakan peristiwa yang dianggap penting. Dan biasanya tari Saman juga digunakan untuk merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Bagaimana pun juga, tari daerah sama seperti kebudayaan daerah yang lain. Sama-sama harus dilestarikan dan diwariskan ke generasi selanjutnya agar tak lekang oleh waktu.
8. Warisan Budaya
Budaya adalah sebuah warisan turun temurun yang harus dilestarikan agar tidak hilang dari dunia. Budaya bisa dikatakan sebagai simbol atau kebiasaan dari suatu negara atau atau daerah tertentu. Budaya juga dapat disebut sebagai kebiasaan atau adat istiadat.
Budaya juga termasuk cara hidup berkembang yang menghasilkan sesuatu. Hasil budaya dibagi dalam bentuk pengetahuan, kepercayaan dan estetika.
Setiap satu tempat dengan tempat lainnya memiliki budaya yang berbeda atau bisa saja sama dalam bentuk yang berbeda. Budaya yang sudah berubah biasanya dipengaruhi oleh perkembangan zaman. Perubahan pada budaya ini mempunyai dampak positif dan negatif pada masyarakat yang bersangkutan.
Budaya menjadi sesuatu yang harus dijaga dan dilestarikan agar ciri khas suatu daerah tidaklah hilang. Kekayaan bangsa dalam wujud budaya ini membuat tali persatuan dan kesatuan semakin kuat. Dengan persatuan yang kuat, maka negara tidak akan mudah terpecah belah.
9. Bau Nyale
Indonesia mempunyai beraneka ragam budaya. Di antara banyaknya budaya Indonesia, ada budaya yang bertentangan dengan norma sosial hingga norma agama.
Salah satu contoh budaya yang bertentangan dengan norma adalah budaya Bau Nyale yang merupakan budaya suku Sasak Core.
Bau Nyale berarti menangkap nyale. Nyale adalah cacing laut yang bisa dikonsumsi, namun hanya muncul satu kali dalam satu tahun. Itu pun hanya di hari, bulan dan pantai tertentu. Hal tersebutlah yang membuatnya sangat spesial bagi suku Sasak.
Konon katanya cacing Nyale merupakan jelmaan seorang putri bernama Mandalika. Putri ini melakukan aksi bunuh diri di laut karena masalah cinta.
Meski begitu tradisi Bau Nyale merupakan tradisi turun temurun yang selalu dilakukan masyarakat Lombok. Biasanya mereka melakukannya di akhir bulan Februari atau pertengahan bulan Maret.
Cacing Nyale biasanya muncul di sekitar jam 3 sampai 5 pagi hari, jadi para pemuda yang berburu terpaksa begadang untuk menunggu Nyalenya muncul di atas permukaan laut.
Pada saat ini biasanya para pemuda-pemudi melakukan hal yang tak beretika dan tak sepatutnya dilakukan. Karena tradisi Bau Nyale dilakukan di ruang terbuka, semua orang bebas melakukan apa saja asal tidak membuat kegaduhan.
Kondisi ini malah dimanfaatkan oleh pemuda untuk melakukan hal tak senonoh dengan para pemudi. Apalagi saat Nyalenya keluar, mereka malah meneriakkan kata-kata kotor. Mereka percaya kata-kata kotor ini bisa menarik perhatian Nyale.
Ternyata di samping kemeriahannya, budaya Bau Nyale ini mengandung nilai-nilai negatif yang bertentangan dengan norma agama.
Sayangnya budaya harus dilestarikan dari generasi ke generasi. Mungkin evaluasi perlu dilakukan agar tradisi budaya ini tidak dimanfaatkan untuk hal-hal yang tidak baik.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.
Baca Juga: 3 Fungsi Fakta dalam Teks Eksplanasi, Ciri Bahasa dan Langkah-Langkah