2. Seselan (Sisipan)
Kalau imbuhan sebelumnya terletak di awal kata, imbuhan seselan terletak di tengah kata.
Variasi seselan dalam tembung andhahan terdiri atas “um”, “in”, “el”, dan “er”.
Contoh:
Guyu + um = Gumuyu
Tangis + in = Tinangis
Serat + in = Sinerat
Titis + er = Teritis
Kuban + el = Keluban
“Terdapat empat variasi tembung andhahan, yaitu ater-ater, seselan, panambang, dan gabungan.”
3. Panambang (Akhiran)
Nah, kalau imbuhan yang terletak di akhir kata disebut dengan wuwuhan penambang, Adjarian.
Terdapat beberapa wujud panambang, yaitu “i”, “en”, “a”, “ake”, dan “e”.
Contoh:
Jupuk + en = Jupuken
Teka + i = Tekani
Jupuk + ake = Jupukake
Bulik + e = Bulike
Gawa + a = Gawaa
"wuwuhan penambang adalah imbuhan yang terletak di akhir kata."
Baca Juga: Contoh Teks Pranatacara Bahasa Jawa untuk Acara Pertemuan RT
4. Gabungan
Terakhir adalah wuwuhan gabungan atau imbuhan gabungan.
Sesuai dengan namanya, imbuhan satu ini merupakan gabungan dari lebih dari satu imbuhan, misalnya ater-ater dengan panambang.
Contohnya:
Di + jupuk + ake = Dijupuake
An + tulis + ake = Nulisake
Am + buwang + I = Mbuwangi
Di + gawa + ake = Digawaake
Nah, itulah pengertian dan macam-macam tembung andhahan dalam bahasa Jawa, Adjarian.
Baca Juga: 25+ Kata Kata Lucu Bahasa Jawa dan Artinya Paling Menghibur
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.