Misalnya, apabila penyusun sedang meneliti tentang bunga, maka informasi juga harus mampu mengenalkan fisik akar, buah, daun, dan lain-lain.
3. Deskripsi manfaat
Bagian terakhir dari teks laporan hasil observasi adalah deskripsi manfaat yang berisi tentang sifat khusus dari objek yang dilaporkan.
Penyusun juga bisa menyajikan simpulan penutup yang mewakili seluruh informasi dari teks laporan hasil observasi pada bagian struktur deskripsi manfaat ini.
Baca Juga: 7 Contoh Teks Laporan Hasil Observasi tentang Sampah, Lengkap!
Kaidah Kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi
Jika sudah mengetahui struktur teksnya, ketahui pula kaidah kebahasaan yang digunakan dalam teks laporan hasil observasi berikut ini.
1. Menggunakan kata umum (hipernim) dan kata khusus hiponim yang diklasifikasikan menjadi:
2. Menggunakan frasa (kelompok kata kerja) yang digunakan untuk membuat klasifikasi. Misalnya, diklasifikasikan menjadi.
3. Menggunakan verba (kata kerja), baik verba aktif maupun verba pasif.
4. Menggunakan kata bersinonim, yakni kata-kata yang mempunyai makna yang sama. Misalnya, kata membagi bersinonim dengan kata mengelompokkan dan mengklasifikasikan.
5. Menggunakan kata berantonim, yakni kata-kata yang mempunyai makna berlawanan. Misalnya, kata pulang berantonim dengan kata pergi.
6. Perubahan verba (kata kerja) menjadi nomina (kata benda). Misalnya, membagi (verba) berubah menjadi pembagian (nomina).
7. Menggunakan konjungsi (kata penghubung), misalnya dan, tetapi, sementara itu, selanjutnya, dan sedangkan sesuai dengan fungsinya.
8. Menggunakan kalimat simpleks dan kompleks.
Baca Juga: Ciri-ciri Teks Laporan Hasil Observasi, Materi Bahasa Indonesia Lengkap!
Nah, itulah tadi uraian mengenai struktur dan kaidah kebahasaan teks laporan hasil observasi. Semoga bermanfaat!
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.