Sonora.ID - Memiliki rambut lurus mungkin menjadi impian sebagian orang-orang berambut keriting.
Bahkan tak jarang, demi meluruskan rambut apapun digunakannya baik dengan catokan ataupun shampo pelurus rambut lainnya.
Namun hal ini menjadi sebuah tantangan, mengingat butuh biaya yang mahal untuk mewujudkan hal ini.
Tapi tahukah anda jika alat dan bahan untuk meluruskan rambut di salon biasanya menggunakan bahan-bahan kimia yang tidak baik untuk kesehatan, apalagi bila terlalu sering menggunakannya.
Salah satu penyakit yang kemungkinan akan terjadi jika sering menggunakan peluru rambut berbahan kimia ialah bisa menyebabkan kanker rahim.
Dilansir dari kompas.com berikut penjelasan mengapa zat kimia dapat menyebabkan kanker rahim:
Kenapa zat kimia pelurus rambut bisa jadi faktor penyebab kanker rahim ?
Adanya pengaruh terhadap hormon yang ditimbulkan zat kimia pelurus rambut menjadi pemicu kanker rahim.
Masih dilansir dari sumber yang sama, Tim ahli yang dimotori epidemiolog kanker National Institutes of Health Alexandra White menyampaikan, zat kimia pelurus rambut bisa jadi salah satu faktor penyebab kanker rahim lantaran bisa memengaruhi hormon.
Baca Juga: 5 Manfaat Kunyit Asam untuk Kesehatan, Bantu Cegah Kanker Termasuk!
“Bahan kimia dalam produk pelurus rambut pada dasarnya bisa bertindak seperti estrogen di dalam tubuh. Proses ini mengganggu proses hormonal dan memengaruhi risiko kanker,” jelas White.
Menurut White, zat kimia yang digunakan dalam sejumlah produk pelurus rambut mengandung formaldehida.
Zat yang dapat memutus ikatan protein keratin ini mengubah struktur rambut dan membuat rambut lurus. Sayangnya, zat ini bersifat karsinogen atau bisa memicu kanker.
Meskipun ada risiko kanker rahim pada penggunaan pelurus rambut kimia, tapi White menyebutkan keterbatasan penelitiannya belum spesifik menyebut merek tertentu atau sedikit banyaknya produk yang digunakan.
Pasalnya, sebagian responden yang diteliti ada yang sudah lupa dengan detail riwayat pelurusan rambut mereka.
Walaupun ada celah penelitian tersebut, hasil studi White dkk bisa jadi pengingat agar wanita lebih berhati-hati dan tidak berlebihan meluruskan rambut secara kimiawi.
Wanita juga didorong untuk lebih aktif menepis stigma standar kecantikan bahwa rambut indah harus lurus.
Baca Juga: Simak Perbedaan USG dan Mammografi dalam Mendeteksi Kanker Payudara