Sonora.ID - Koperasi di Kalimantan barat saat ini harus sudah menyesuaikan dengan era digitalisasi seperti sektor – sektor lainnya.
Seperti yang kita ketahui bahwa koperasi sebagai jasa keuangan atau induk simpan pinjam, namun kini koperasi di Kalbar sedang melakukan Re-Branding agar bisa menjadi lebih profesional bahkan bisa selevel dengan perusahaan.
Ketua Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) Kalbar, Suherman, SE., mengatakan koperasi bisa menjalankan fungsinya mengekspor produk – produk yang dihasilkan, selain koperasi di bidang jasa keuangan.
“Dulu kan koperasi dikenal sebagai tempat simpan pinjam, sekarang bagaimana kita juga bisa produksi, terus tentang pemasarannya juga, maka dari itu koperasi ini harus kita branding. Jadi bagaimana masyarakat bisa memproduksi sampai mengekspor hasil produksinya, sehingga tercipta pasar dari hulu ke hilir, “ terangnya.
Dirinya ingin agar pola pikir masyarakat bisa berubah dengan menjadikan koperasi bukan hanya tempat simpan pinjam dana.
Namun supaya koperasi nantinya bisa produktif, mandiri, dan berdaya saing.
Serta yang paling penting agar koperasi menjadi koperasi berbasis digital ke arah 4.0 seperti mempunyai database anggota yang berbasis IT.
Suherman juga mengatakan di Kalimantan Barat saat ini terdapat koperasi yang sudah siap untuk memproduksi minyak sawit merah dan ada juga koperasi yang produk dari anggotanya yang diupgrading seperti hasil dari pertanian dan perikanan.
“Kami dari PLUT Provinsi membeck-up kerja dinas – dinas dalam rangka mem-branding koperasi ke depan agar koperasi bisa berbasis digital, misalnya di koperasi simpan pinjam minimal memiliki software dimana anggotanya bisa mengetahui jumlah simpanannya secara update, “ jelasnya.
Baca Juga: KemenKopUKM Bersama LPSK Memastikan Pemenuhan Hak-hak Korban Kekerasan Seksual
Saat ini pemerintah sudah memfasilitasi koperasi melalui KUR, Umi, dan LPDB dimana masyarakat dapat mengajukan pinjaman, misalnya ke KUR melalui koperasi.
“Ini yang belum banyak terakses terutama di pinjaman UMi jadi data dari Badan Perbendaharaan Negara masih banyak dana Umi di Kalbar yang belum tersalurkan mungkin karena minimnya informasi yang diterima pelaku UMKM atau koperasi makanya perlu sosialisasi, “ sambungnya.
Sementara itu Irmawan, SE, Kepala Bidang Pemberdayaan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Kalbar mengatakan tentang besarnya potensi usaha Kalbar yang masih banyak bisa dimakasimalkan, terlebih harus jeli dalam memilih pasar untuk produk yang dihasilkan.
“Sekarang yang kita ingin sasar adalah pasar sekarang butuhnya apa? Kenapa kita harus membuat produk untuk dijual di tempat yang jauh, kenapa tidak jual di sini aja. Contohnya usaha Pecel lele di Pontianak, banyak bahan yang dubutuhkan, belum ayamnya, belum lele nya, cabainya. Hal kecil seperti ini kalo dikumpulkan jadi satu bisa menjadi usaha yang besar dan menjanjikan, “ tambahnhya.
Baca Juga: Fomeka, Dinas Koperasi dan Polda Kalbar Beri Bantuan Bagi Pelaku Usaha Pemula Pontianak