"Oktober-Desember masih angka sementara, dengan menggunakan rata-rata produktivitas SR III (September-Desember) tahun 2018 sampai 2021," tuturnya.
Ia menyebut, ada tiga kabupaten/kota dengan total produksi tertinggi, yakni Kabupaten Barito Kuala (182.841 ton), Kabupaten Banjar (141.592 ton), dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah (110.297 ton).
“Tertinggi masih Batola,” bebernya.
Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Kalsel Syamsir Rahman menyebut, data mereka tak berbeda jauh dengan BPS Kalsel.
"Jadi memang surplus, tidak defisit," tegasnya.
Meski begitu, ia menyampaikan, ada sejumlah kendala yang dihadapi untuk meningkatkan produksi padi.
"Salah satunya, adanya kenaikan BBM yang berimbas pada kenaikan semua sarana produksi," ucapnya.
Kemudian, banjir yang terjadi dua tahun terakhir juga sangat mempengaruhi produksi padi. Karena musibah ini menyebabkan jaringan irigasi dan tata kelola air rusak.
"Selain itu, ada sekitar 25 persen lahan sawah yang masih tergenang oleh banjir," beber Syamsir.
Lanjutnya, iklim dan cuaca yang tidak menentu juga menyebabkan munculnya hama dan penyakit tanaman.