Sonora.ID - Dengan berkembangnya zaman, industri fesyen yang ada di dunia juga datang dengan sejumlah konsekuensinya. Di mana, saat ini industri fesyen juga dinilai sebagai salah satu yang menyebabkan polusi terbesar, baik kepada lingkungan ataupun manusia.
Selain membutuhkan energi yang banyak dalam produksinya, kebutuhan air dalam memproduksi suatu pakaian juga cukup boros. Contohnya, satu celana jeans membutuhkan sekitar 10.000 liter air dalam seluruh proses produksinya.
Ada pun estimasi air yang telah dihabiskan dalam industri fesyen yang ada di dunia setiap tahunnya sudah diperkirakan mencapai sekitar 93 miliar kubik meter air yang digunakan. Selain itu, terdapat juga dampak negatif lainnya, seperti pencemaran hulu air, toxin atau bahan kimia, emisi karbon, serta bahaya kesehatan bagi para pekerja pabrik atau pembuat pakaian.
Hal ini pun juga tak lepas dari semakin banyak brand, komunitas, serta masyarakat yang sudah mulai sadar akan dampak negatif dari industri fesyen dan mereka beralih ke sustainable fashion.
Konsep pakaian ramah lingkungan yang disebut sustainable fashion ini tidak hanya menjadi sekedar tren saja. Namun, demi menciptakan busana yang lebih ramah lingkungan, sekarang konsep dari sustainable fashion juga turut berubah menjadi sebuah gaya hidup baru di komunitas atau kalangan anak muda.
Baca Juga: Kesal Pakaian Luntur dan Memudar, Segera Lakukan ini
Saat ini, terdapat sejumlah komunitas sustainable fashion yang tidak hanya diisi oleh para aktivis muda yang penuh fesyen dan gaya, tapi juga fokus dalam kelestarian lingkungan. Seperti, salah satunya adalah Isabella Indrasasana yang juga seorang desainer muda, serta founder Slow Move Bazaar dan YSA Studios, juga mengungkapkan sustainable fashion bisa mengurangi dampak buruk limbah pakaian di lingkungan.
Menurut Isabella, limbah-limbah ini tidak hanya bisa menguras sumber daya pada proses produksinya. Namun, juga penggunaan bahan kimia yang bisa mencemari lingkungan. Akibat hal ini pula, Isabella juga ingin memberikan solusi, serta pencegahan atas dampak limbah ini dengan memperkenalkan gaya hidup berkelanjutan atau disebut sebagai Slow Movement yang menjadi bagian dari sebuah penerapan gaya hidup alternatif dan ramah lingkungan.
Dan bulan lalu, SlowMoveBazaar juga telah dibuka dan memberikan sebuah kontribusi yang signifikan terhadap perkembangan komunitas fesyen dan mode yang ramah lingkungan di ibu kota, Jakarta.
Dengan adanya bazaar ini diharapkan juga bisa menjadi wadah bagi Indonesia dalam menumbuhkan, serta mengembangkan gaya hidup yang lebih lambat dengan meningkatkan kekuatan dari segi komunitas, yang memiliki tujuan untuk menyebarkan gaya hidup sustainable fashion dan mengembangkan potensi dari jenama lokal pada menerapkan konsep industri mode yang berkelanjutan.
Di mana, fesyen berkelanjutan juga merupakan proses dari pembuatan pakaian yang ramah lingkungan dengan melakukan pertimbangan kondisi lingkungan hidup, serta orang-orangnya.
Hal tersebut juga biasanya bisa dilakukan dengan mengadopsi beberapa praktik, seperti penggunaan bahan baku yang aman untuk lingkungan dan ekosistem, mengelola limbah agar minim karbon, serta mampu mensejahterakan pekerjanya.
Menariknya, fenomena sustainable fashion ini juga ikut digerakkan oleh Tinkerlust, Luxury Branded Fashion dan Preloved, melalui acara Tinkerlust Fashion Impact Summit 2022, pada Selasa (15/11/22).
Adapun tema yang diangkat dalam acara tahun ini, yaitu “Unlocking Fashion, Sustainability, & Circular Economy”. Selain itu, menurut Fashion Impact Report yang telah diluncurkan oleh Tinkerlust, masih terdapat sebagian masyarakat yang belum sadar akan dampak negatif dari industri fesyen sendiri. Padahal, industri ini juga berkontribusi terhadap 85,5% penumpukan sampah, 33,8% polusi air, serta 29,6% polusi tanah.
Lalu, hal apa saja yang bisa kita lakukan dalam mendukung sustainable fashion ini? Sebenarnya untuk mendukung fesyen berkelanjutan kamu dapat melakukannya dengan mudah.
Dikutip Kompas.com, Diana, Head of Research & Education dari Zero Waste Indonesia, membagikan konsep Buyerarch of Needs, yaitu kamu bisa melakukan langkah dasar sebelum membuat keputusan untuk membeli suatu pakaian dan hal ini juga bakal mendukung sustainable fashion secara tidak langsung. Jadi, terdapat lima level langkah yang bisa kamu lakukan, sebagai berikut:
Baca Juga: Inilah 3 Manfaat Mencuci Pakaian dengan Air Hangat, Yuk Coba di Rumah!
1. Mengenakan pakaian yang ada
Pertama kamu bisa mencoba untuk selalu memakai pakaian yang sudah kamu miliki. Di mana dengan membeli sedikit pakaian baru bisa sejalan dengan konsep fesyen berkelanjutan.
Menurut Tasya Kamila selaku salah satu publik figur yang turut hadir dalam acara Fashion Summit 2022, menampilkan contoh penampilan yang tetap bisa terlihat fresh meskipun menggunakan pakaian yang pernah dikenakan sebelumnya.
2. Meminjam pakaian atau melakukan tukar menukar
Jika pakaian yang dibutuhkan tidak ada, maka coba meminjam atau menukar (swap) pakaian dengan seseorang.
Hal ini sendiri juga dilakukan oleh Valerie, seorang model. Di mana, ia mengungkapkan bahwa saat akan ke Jepang, dia lebih memilih untuk meminjamnya dari teman-teman terdekatnya dibanding membeli winter coat.
3. Membeli pakaian bekas atau thrifting
Ketiga, kamu bisa melakukan thrifting atau membeli pakaian bekas. Di mana, istilah ini mungkin juga sudah tidak asing lagi di telinga kita. Pasalnya, thrifting adalah aktivitas berbelanja pakaian bekas yang masih layak untuk digunakan. Walaupun terkadang dijual dengan harga miring, tapi kualitas dari produk thrift biasanya masih tetap bisa dijamin.
4. Membuat atau memperbaiki pakaian sendiri
Selanjutnya, membuat pakaian sendiri. Jika kamu ingin mendapatkan pakaian menarik dan limited edition, maka tidak ada salahnya kamu mencoba membuat pakaian sendiri. Apalagi ditambah dengan kamu mempunyai keterampilan mendesain dan menjahit, maka kita juga bisa memperbaiki pakaian yang sudah ada sehingga menjadi lebih kekinian atau menyesuaikan dengan mode yang ada. Contohnya dengan mengubah potongan pakaian, menambahkan aksesoris, dan memberi warna berbeda, serta sebagainya.
5. Membeli pakaian yang bisa lama dipakai
Apabila seluruh langkah sebelumnya masih belum memungkinkan, maka membeli baru memang menjadi opsi terakhir. Namun, saat kamu membeli, sebaiknya kamu bisa memilih pakaian yang berumur panjang, serta bisa lama dipakai, seperti memilih model-model yang long lasting, bahan yang awet, serta yang bisa disukai dalam waktu lama.