Sonora.ID - Salah satu materi pelajaran biologi adalah membahas fungsi epididimis dan penyakit yang menyertainya.
Sebelum itu, perlu diketahui bahwa epididimis merupakan bagian dari organ reproduksi pada pria.
Organ reproduksi pada pria terbagi menjadi dua, yakni organ bagian dalam dan organ bagian luar.
Organ bagian dalam meliputi testis, epididimis, vas deferens, uretra, dan kelenjar aksesoris, yang terdiri atas vesikula seminalis, kelenjar Cowper dan kelenjar prostat.
Adapun organ bagian luar terdiri atas penis dan skrotum.
Kali ini akan dibahas lebih lanjut mengenai epididimis dan penyakit yang menyertainya.
Baca Juga: Tahapan Sintesis Protein dari Transkripsi hingga Translasi, Materi Biologi SMA Kelas 12
Epididimis
Epididimis merupakan kumpulan pembuluh yang berbentuk seperti pipa yang melilit di dalam organ reproduksi bagian dalam pria. Demikian dijelaskan dalam Buku Explore Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP/MTs Kelas IX.
Adapun fungsi epididimis yaitu sebagai tempat penyimpanan sperma sementara waktu hingga matang dan sudah bisa bergerak.
Saat orgasme dan terjadi ejakulasi, otot polos epididimis akan berkontraksi sehingga mendorong spermatozoa menuju vas deferens dan saluran kandung kemih.
Umur spermatozoa di dlaam epididimis kira-kira satu bulan.
Dari ujung epididimis terdapat saluran yang lebih besar yang disebut vas deferens.
Penyakit yang Bisa Terjadi di Epididimis
Fungsi epididimis bisa saja terganggu karena banyak hal, baik karena bawaan lahir maupun penyakit-penyakit tertentu.
Dilansir Sehatq, ada beberapa penyakit yang terjadi antara lain:
1. Epididimitis
Salah satu penyakit yang bisa mengganggu fungsi epididimis adalah epididimitis.
Epididimitis merupakan kondisi peradangan pada fungsi epididimis yang disebabkan infeksi bakteri sekunder.
Infeksi bakteri sekunder bisa dipicu oleh berbagai penyebab, misalnya infeksi saluran kemih atau infeksi menular seksual (IMS).
Penis yang pernah dipakaikan kateter, tidak disunat, atau pernah mengalami pembengkakan prostat juga berisiko tinggi mengalami epididimitis.
Dikutip dari Kompas.com, pasien yang mengalami penyakit ini akan merasakan beberapa gejala seperti: demam ringan, panas dingin, nyeri di daerah panggul, tekanan di testis, rasa sakit dan nyeri di testis, kemerahan dan kehangatan di skrotum, pembesaran kelenjar getah bening di selangkangan, nyeri saat berhubungan seksual dan ejakulasi, nyeri saat buang air kecil atau besar, lebih sering buang air kecil, keluarnya cairan dari penis secara abnormal, hingga munculnya darah pada air mani.
Jika merasakan gejala ini, pasien diminta untuk berobat ke dokter dan menjalani pemeriksaan terlebih dahulu.
2. Epididimo-orchitis
Penyakit lain yang juga bisa mengganggu jalannya fungsi epididimis adalah epididimo-orchitis.
Kondisi ini menyebabkan peradangan pada epididimis dan testis.
3. Spermatokel
Gangguan fungsi epididimis lainnya adalah spermatokel.
Spermatokel adalah kondisi di mana terjadi pertumbuhan kista jinak pada organ epididimis. Kista jinak tersebut mengandung sperma.
Penyebab spermatokel adalah terjadinya penyumbatan pada saluran epididimis.
4. Vasektomi
Vasektomi juga dapat terjadi ketika ada gangguan fungsi epididimis.
Vasektomi adalah proses sterilisasi sperma lewat jalan operasi.
Prosedur medis ini dilakukandengan cara menyumbat saluran vas deferens sehingga sperma tidak bisa keluar saat ejakulasi.
Demikian ulasan mengenai fungsi epididimis dan penyakit yang menyertainya. Semoga bermanfaat.
Baca berita update lainnya dari Sonora.ID di Google News.