Stunting Jadi Masalah Prioritas, BKKBN: Diperlukan Kerjasama dan Kolaborasi

25 November 2022 20:35 WIB
Stunting Jadi Masalah Prioritas, BKKBN: Diperlukan Kerjasama dan Kolaborasi
Stunting Jadi Masalah Prioritas, BKKBN: Diperlukan Kerjasama dan Kolaborasi ( )

Pekanbaru, Sonora.ID - Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) menyelenggarakan Kongres Nasional XV (Konas-XV) dan Forum Ilmiah Tahunan VIII (FIT-VIII) dilaksanakan dari hari Selasa hingga Sabtu mendatang (22-26 November).

Kongres Nasional (Konas) IAKMI yang diadakan tiga tahun sekali ini untuk pertama kali dilaksanakan di Jakarta tahun 1975, sedangkan tahun ini Riau ditunjuk sebagai tuan rumah. Ribuan peserta hadir memenuhi Ballroom Hotel Labersa.

Peserta yang datang terdiri dari Pengurus Pusat IAKMI, Pengurus dan Anggota IAKMI Daerah dan Cabang seluruh Indonesia, Pengurus dan Anggota AIPTKMI, BKKBN, Organisasi Profesi, PAMI, ISMKMI, Stakeholder Rumah Sakit di seluruh Indonesia, LSM/NGO, Pemerhati Kesehatan Masyarakat, Pemerintah Pusat dan Daerah, serta Perguruan Tinggi.

Ketua Pelaksana Konas-XV IAKMI Dr. Hermawan Saputra, SKM., MARS., CICS mengatakan tahun ini Konas-XV IAKMI mengusung tema Evaluasi Implementasi Transformasi Sistem Kesehatan Menuju Cakupan Kesehatan Semesta 2030.

Topik dan tema yang disusun ini berkaitan dengan stunting, jaminan kesehatan nasional, isu strategis kebijakan kesehatan yang sedang hangat diperbincangkan.

Selanjutnya Ketua umum AIPTKMI, Dr. Agustin Kusumayati, M.Sc, P.Hd berharap pertemuan ini menghasilkan ide-ide baru yang segar.

“Saya percaya pertemuan kita dalam Kongres Nasional ini merupakan pertemuan yang strategis. Disini kita bertemu, bertukar pikiran, bertukar pengalaman, sehingga harapannya dapat membuahkan ide-ide baru yang segar. Tidak hanya menyangkut konsep-konsep besar mengenai keprofesian ataupun keilmuan kesehatan masyarakat, tetapi juga terkait usulan-usulan teknis mengenai apa yang harus dilakukan sebagai langkah konkrit untuk menghadapi situasi yang sekarang sedang berkembang dan mengantisipasi masalah yang mungkin muncul dimasa mendatang. Saya yakin pertemuan kita ini bisa membawa manfaat terbaik bagi masyarakat nusa dan bangsa kita” jelas agustin kusumayati.

Salah satu tujuan yang hendak dicapai melalui kongres ini adalah meningkatkan pengetahuan dan wawasan para praktisi, peneliti, dan pemerhati masalah kesehatan terhadap isu penting yang aktual dan strategis di bidang kesehatan masyarakat dan Stunting pun termasuk kedalamnya.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Gubernur Riau yang diwakili oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, H. Zainal Arifin, SKM, M.Kes pada saat memberikan arahan sekaligus membuka kegiatan secara resmi.

Baca Juga: Kapolrestabes Medan Hibur Anak Penderita Stunting di Kelurahan TSM III

“Permasalahan kesehatan yang menjadi prioritas tahun ini adalah Stunting, Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi, Tuberculosis, dan penyakit tidak menular. Isu ini tentunya sangat relevan dengan konas ini. Melalui pertemuan ini diharapkan ada inovasi, terobosan, serta lompatan yang sangat cepat untuk mendukung program pemerintah di bidang kesehatan,”

Selaku keynote speech, Pimpinan Komisi IX DPR RI, Emanuel Melkiades Laka Lena, SSi. Apt mengatakan pihaknya terus berupaya untuk menjalin sinergi dengan semua pihak agar dapat menurunkan angka stunting sesuai dengan amanat presiden untuk menurunkan angka stunting hingga ke angka 14% di tahun 2024.

Strategi Percepatan Penurunan Stunting dilakukan melalui penajaman intervensi melalui pendampingan pra nikah, hamil, dan masa interval.

Pelayanan program Bangga Kencana sebagai salah satu pilar dalam upaya meningkatkan kesehatan ibu dan anak terbukti efektif dan hemat biaya dalam mengurangi beberapa penyakit pada ibu dan anak yang tentu pada akhirnya juga akan mendukung penurunan prevalensi stunting. Pada intervensi ini dibutuhkan dukungan ahli kesehatan masyarakat serta tenaga kesehatan.

“Transformasi sangat dibutuhkan dalam Percepatan Penurunan Stunting, diantaranya pendampingan kepada keluarga beresiko stunting dan audit kasus stunting yang dilakukan melalui kegiatan penyuluhan dan pemberian bantuan sosial. Agar dapat berjalan efektif, konvergen dan terintegras, maka diperlukan kerjasama dan kolaborasi yang baik bersama mitra. Harapannya kerjasama dengan mitra kerja dari multisector seperti ini akan efektif untuk menghasilkan strategi intervensi yang variatif melalui berbagai elemen di masyarakat. Dalam hal ini tentunya IAKMI sangat dibutuhkan dalam upaya Percepatan Penurunan Stunting” jelas Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan BKKBN RI, Prof. drh. Muhammad Rizal Martua Damanik, MRepSc, PhD.

Pada kesempatan ini Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan BKKBN RI, Prof. drh. Muhammad Rizal Martua Damanik, MRepSc, PhD turut menjadi narasumber dengan materi percepatan penurunan Stunting dengan pengendalian perilaku merokok dan dr. Eni Agustina, M.Ph Deputi Keluarga Berencana Kesehatan Reproduksi BKKBN RI dengan materi evaluasi implementasi peran keluarga dan percepatan penurunan Stunting.

Baca Juga: DPPKB Rokan Hulu Laksanakan Identifikasi Pengukuran dan Audit Kasus Stunting Tahap III

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm