Aku tidak menyangka bahwa di saat aku sudah cukup lancar naik sepeda justru aku jatuh masuk ke sawah. Ayahku menolong kami dan membawa kami ke rumah, kemudian ayah berkata bahwa aku tidak usah belajar sepeda lagi karena aku jatuh ke sawah. Ibuku memarahiku karena aku tidak berhati-hati saat latihan, dan melarangku juga untuk latihan. Gita meyakinkan ayah dan ibuku bahwa aku sudah cukup lancar.
Keesokan harinya, Gita tetap menemaniku latihan dan orang tuaku tetap melarangku. Namun Gita memohon supaya diperbolehkan. Saat itu aku langsung latihan ditemani Gita dan ayahku melihat aku sudah cukup lancar.
Aku melihat ayah dan ibuku memperhatikanku dari teras rumah sambil berkata, “Wah ternyata anak Ayah sudah lancar sepeda toh. Minggu depan sepertinya bisa nyoba bikin SIM biar bisa ke kampus naik motor bareng Gita.” Mendengar kalimat itu kami langsung senang sekali.
Aku dan Gita, sahabatku, ternyata memiliki pengalaman yang sangat seru dan tak terlupakan. Padahal ayahku dan ayah Gita memberiku tantangan selama dua pekan, tetapi aku bisa cukup lancar mengendarai motor tidak lebih dari dua pekan.
Pengalamanku bersama Gita saat belajar motor sangatlah terkenang, apalagi sampai masuk sawah. Tentu tak terlupakan.
2. Contoh Teks II
Halo Namaku Fariz, saat ini umurku 19 tahun. Dari sejak aku masih kecil, aku sangat suka dengan melukis, maka dari itu aku memiliki cita-cita sebagai seorang pelukis. Saat aku masih berusia 7 tahun, orang tuaku membelikanku satu set alat untuk melukis. Orang tuaku membelikan alat lukis sebagai hadiah karena aku telah berhasil masuk peringkat satu.
Ayahku merupakan seorang pelukis, sehingga yang mengajariku melukis adalah ayahku. Hampir setiap kali ayah memiliki waktu luang, dia menyempatkan waktunya untuk mengajariku cara melukis yang baik dan benar.
Saat aku masih duduk di bangku SD, aku pernah mengikuti lomba melukis tingkat provinsi sebagai perwakilan untuk sekolahku. Itulah kali pertama aku memenangkan lomba melukis. Saat itu aku menang juara satu dan sejak saat itulah kecintaanku terhadap melukis semakin dalam.
Hingga saat ini, aku masih sering ditunjuk menjadi perwakilan sekolah untuk lomba melukis. Bakat yang aku miliki ini, ingin aku terus kembangkan, hingga aku berhasil menjadi salah satu pelukis profesional di dunia.
3. Contoh Teks III
Saya Adam Nur Alam, biasa dipanggil Adam. Saya lahir dan besar di kota pelajar, Yogyakarta.
Sebagai anak bungsu dari enam bersaudara yang lahir pada 2 April 1991, saya “dipaksa” untuk berjuang agar bisa sekolah dan menyelesaikan pendidikan hingga lulus sekolah menengah.
Tahun 1997 adalah tahun yang tidak akan pernah terlupakan. Kakak saya yang tertua berlari-lari mengajak saya ke salah satu TK di desa yang lokasinya cukup jauh.
Sambil mengusap keringat, kakak menyodorkan amplop warna coklat sambil sesekali memohon keringanan pada bapak tua berseragam cokelat yang saya ketahui sebagai kepala sekolah.
Saya yang tidak tahu apa-apa hanya pasrah. Setelah proses negosiasi selesai, kakak mendekati saya sambil tersenyum dan mengatakan bahwa saya sudah bisa masuk TK.
Rasa bahagia tidak terkira memenuhi rongga dada. Saya tidak menyangka bahwa anak miskin seperti saya yang sehari-hari makan nasi serta garam bisa mengenyam bangku sekolah.
Kehidupan studi saya berjalan lancar. Setiap hal yang berkaitan dengan kebutuhan sekolah pasti dipenuhi oleh kakak sekalipun harus berutang.
Saya memanfaatkan fasilitas yang diberikan kakak untuk belajar sebaik mungkin.
Saat di SD, saya memberanikan diri untuk mengikuti perlombaan di bidang matematika, mata pelajaran favorit saya. Siang malam saya berlatih agar bisa menjadi juara dan mendapatkan uang.
Para guru pun mulai melirik potensi yang saya miliki. Mereka semakin sering mengikutkan saya pada ajang perlombaan di tingkat kabupaten, bahkan nasional.
Hasilnya pun tidak pernah mengecewakan.
Mungkin itu lah yang membuat saya dapat diterima di SMP tanpa tes dengan mudah. Rasa bangga diterima di salah satu SMP favorit kabupaten membuat saya semakin giat belajar.
Selama menempuh studi di sana pun saya selalu mendapatkan peringkat pertama.
Setelah menyelesaikan studi di SMP, saya meneruskan pendidikan di SMA dengan beasiswa dari pemerintah kabupaten.
Prestasi saya selama di SMA juga tidak jauh berbeda dengan prestasi saat berada di SMP. Sama-sama membanggakan.
Baca Juga: 5 Contoh Teks Ceramah Lucu Berbagai Tema, Bisa Bikin Pendengar Terhibur
4. Contoh Teks IV
Namu Muhammad Reza Abdullah. Aku lahir pada tanggal 1 Juli 2000. Aku memiliki masa anak-anak yang menyenangkan seperti anak-anak lain.
Aku merupakan anak yang aktif dan tidak pernah mau diam saat masih kecil. Hobiku selalu bermain dari pagi hingga petang. Namun hobiku ini mulai terbatas saat orang tuaku mulai memasukan ke sekolah.
Saat sekolah aku harus bangun pagi untuk berangkat ke sekolah. Sesampainya disekolah aku harus belajar. Kegiatan itu terus berulang hingga aku merasa sangat jenuh.
Kehidupanku setelah bersekolah menjadi lebih membosankan. Aku sudah tidak bebas bermain seperti sebelumnya. Orang tuaku sangat baik, mereka paham apa yang aku rasakan.
Untuk menghilangkan rasa bosan dan jenuh, orang tuaku selalu mengajakku bepergian setiap Sabtu dan Minggu. Terkadang aku diajak kerumah paman dan disitulah aku bertemu dengan saudara-saudaraku.
Sering kali aku menginap di rumah paman dan keesokannya diajak paman berlibur. Aku sangat senang dan rasa bosan itu perlahan mulai menghilang. Ayah juga sering kali mengajak teman-temanku datang ke rumah untuk bermain. Di saat itulah aku mulai menyadari jika sekolah tidak membatasi apapun. Akupun kini suka dengan sekolah dan tetap bisa bermain bersama teman-temanku setiap saat.
Itulah ulasan lengkap terkait 4 contoh teks cerita sejarah pribadi yang bisa kamu jadikan referensi dalam menulis.
Baca berita update lainnya dari Sonora.ID di Google News.