3. Contoh Puisi Islami: Islam Palestina (Oleh Pauz)
Nasibmu malang
Malammu tak tenang
Nyawamu terancam melayang
Telan pahit kehidupan
Lelah akan momok tembakan
Seakan kebal dengan tuntutan pengorbanan
Aku bangsamu
Beda nasib, beda tempat
Bersama kekurangan yang menghambat
Nyaliku ingin pula menahan ledakanmu
Nyawaku tak sabar mati sahit bersamamu
Namun sa'at ini hanya do'a yang temani jihatmu
Palestina, islam terancam
Indonesia, islam berang
Yahudi harus di musnahkan
Baca Juga: 15 Puisi Hari Guru Singkat dan Menyentuh Hati, Bentuk Hormat atas Jasa Guru Selama Ini
4. Contoh Puisi Islami: Wanita Shaleha (Oleh Andi Darfawati dan Andi Umrah)
Senyumnya..
Bagaikan tanda kelembutan tutur katanya
Dihiasi dengan wajah yang berseri
Bagaikan buktu ketaatan ibadahnya
Rambut yang terbalut indah oleh hijabnya
Tangan yang cantik karena pacarnya
Berjalan dengan tertunduk....
Bagaikan wanita yang menjaga martabatnya
Kitab....
Tergenggam erat di tangannya
Bukti wanita cerdas
Yang mampu memilih keputusan
Dengan baik disertai senyum
Indah...
Kata yang pantas untuknya
Bukti kebaikan pribadinya
Wanita yang baik akhlaknya
Kelembutan yang membuatnya mempunyai banyak teman
Akhlak yang membuatnya merasa tentram
Hijab yang membuatnya merasa terjaga
Agama yang membuatnya dicintai
Dialah wanita saleha
5. Contoh Puisi Islami: Tempat yang Hanya Milik-Mu (Oleh Irfa Erfianah)
Bukan kepalsuan yang ku mau
Bukan kesemuan yang ku butuhkan
Hanya sebuah tempat
Yang bisa terima hinanya aku
Ku temukan itu di Sisi-Mu
Terlihat dalam agung NamaMu
Tempat terindah yang hanya Milik-Mu
Tempat terindah yang hanya di SisiMu
Tempat yang bisa terima kotornya aku
Yang beri bahagia dalam ketenangan
Sungguh kepalsuan tiada padanya
Kesemuan pun mustahil ada padanya
Wahai Dzat Penggenggam Jiwa
Jiwa-jiwa hidup dan jiwa-jiwa mati
MerinduMu dalam lembar penghambaan
Berharap diterima di tempat yang hanya MilikMu
6. Contoh Puisi Islami: Taubat Nasuha (Oleh Kalam Pena)
Ketika niat hati terasa mustahil ditepati
hari-hari pun di lalui kosong tanpa arti
dunia berbondong-bondong memasuki ruas hati
memonopoli sukma yang tak berdaya seakan mati
Iya..Aku telah mati sebelum malakul maut bertamu
sebelum nafas yang di titipkan kembali bagai debu
bahkan sebelum cakrawala runtuh di jantung sendu
dan mentari tak lagi khidmat di garis ufuk
menikam kalbu
Entah bekal apa yang akan di timbang di yaumul miizan
jikalau ibadah yang di wajibkan enggan terlaksanakan
bahkan panggilannya lima kali sehari pun terabaikan
hingga ukhrawi tempatku di kembalikan terlalaikan
taaba-yatuubu Taubah
taubat kuazamkan bukti hujah
sari’a-yasro’u sur’ah
segera menuju sang pemurah
rasa takutku begitu dahsyat terhadap neraka
tapi aku tak pantas menantikan nirwana
semoga hatiku sigap jujur dalam niatnya
untuk berubah menggapai taubat nasuha
7. Contoh Puisi Islami: Renungan Hidup
Dalam sajadah lusuh itu
Raga luluh lantah
Terkenang sudah yang lalu itu
Ketika lupa janji akan dihitung kelak
Dalam sajadah lusuh itu
Teriakan tak lagi terdengar
Mata sayu tak mampu melihat
Telinga terasa kehilangan pendengarannya
Ya allah
Ijinkan diri ini bersimpuh
Di sajadah panjang nan lusuh
Hamba seraya meminta dan meminta
Ampunkanlah segala dosa
Dalam sajadah lusuh
Renungan hidup aku torehkan
Di dinding dinding hatiku
Gemetar hati ini
Lemah segalanya
Membayangkan betapa celakanya diri
Tak mampu merenungi diri
Merenungi hidup
Wahai hati hati yang kosong
Kembali lah kepada cahaNYA
Bermunajatlah
Isi kekosongan itu degan wudhu-wudhu mu
Gemercik lantunan firman Nya
Membelai lembut jiwa
Tenanglah…tenanglah
Berlari lah kejar cahaya itu
Renunghan hidup
Di sajadah lusuh itu
8. Contoh Puisi Islami: Kala Subuh Hari Itu (oleh Eko Sulistyo W)
Lembayung pagi menyelimuti kalbu
Purnama pun sudah mulai malu dan berangsur angsur meninggalkanku
Terdengar sayup-sayup dari kejauhan lantunan syair rindu
Seolah iya memanggil ku dan memanggil mu untuk segera bertemu
Dengan menggunakan kain istimewa yang biasa kau gantung di belakang pintu
Kala itu masih banyak makhluk yang terlelap dalam kelembutan hari
Ditimang oleh mimpi yang membawanya pergi jauh dan tak tertembus dimensi
Di waktu itu suasana masih sangat sepi
Hanya kokok jantan yang silih berganti memecah kesunyian waktu,yang singkat dan bertepi
Ditemani syair indah,memuji Pencipta yang teramat Tinggi
Di saat itu ada sebuah qobliyah waktu
Dimana dunia dan isinya tidak berarti apa-apa bagimu
Karena Kau ada di fase tertinggi pada masa itu
Fase dimana Kau dan Tuhan Mu bertemu sangat dekat kala itu
Tapi sayang tidak semua Makhluk yang tau
Bahkan aku pun baru tau
Ya Allah yang Maha Tinggi……..
Maafkan hamba sering melalaikan hari
Mengejar dunia sampai lupa diri
Sedangkan Engkau pemilik kehidupan fana ini
Kerajaan langit dan kerajaan bumi semua bersujud,memuji keagungan Mu Ya Robbi…
Semoga Kau masih memberi kesempatan Hamba Mu ini satu kali lagi
Untuk bisa bertemu kala Subuh Hari nanti…Amin….
9. Contoh Puisi Islami: Ramadhan (oleh Nadhea diah ayu)
Kepada hati aku mengais
Isak yang tak kunjung habis
Masih pada rasa bahagianya
Tangisku tak berarti luka
Aku bergembira menyambutnya
Hati yang luluh lewat lantunan ayat suci-Nya
Bergema
Luluh jiwa serta raga
Berlomba-lomba menunggu
Kabar yang selalu ditunggu-tunggu
Berlomba-lomba dengan waktu
Aku serta seluruh umat-Mu
Detik ku dzikir dan shalawat
Menit ku shalat dan tilawah
Jam ku berpuasa
Semata-mata untuk mencapai Ridho-Nya
Semua bergembira
Tidurpun membawa pahala
Siapa lagi yang tidak berlomba-lomba
Kepada yang bernilai kebaikan
Selamat Ramadhan
Untuk semua umat yang menjalankan
Jiwa raga berpadu riang
Insyaallah pahala berlinang-linang
10. Contoh Puisi Islami: Renungan Fajar (oleh Nisa Qurrota Ayun)
Kala fajar tiba
Saat terbitnya sang surya
Kan membawa banyak penghidupan
Kan mewujudkan beribu ribu harapan
Di sebelah timur sana
Kau tampakkan cahaya
Namun tak ada yang menyadarinya
Bahkan hanya sedikit saja
Baca berita update lainnya dari Sonora.ID di Google News.