Sonora.ID - Arti muhasabah diri dalam Islam perlu dipahami oleh setiap muslim dan muslimah agar menjadi pribadi yang lebih baik.
Muhasabah diri penting untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan dan mencegah terjadinya kesalahan yang serupa.
Setiap manusia wajar melakukan kesalahan. Namun memperbaiki diri perlu rutin dilakukan.
Dengan cara ini, seseorang bisa menjadi pribadi yang lebih baik dari hari ke hari.
Kali ini akan diulas mengenai muhasabah, baik dari pengertian, dalil dalam Islam, keutamaan, waktu hingga cara melakukannya dengan baik dan benar.
Baca Juga: Arti Fabiayyi Ala Irobbikuma Tukadziban yang Disebut 31 Kali dalam Surah Ar-Rahman
Pengertian Muhasabah Diri
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), muhasabah artinya introspeksi atau koreksi terhadap sikap maupun perbuatan diri sendiri.
Muhasabah berasal dari bahasa Arab “hasiba-yahsabu-hisab” yang artinya perhitungan.
Adapun dalam terminologi Islam, muhasabah adalah upaya seseorang dalam melakukan evaluasi diri terhadap setiap kebaikan serta keburukan pada semua aspek kehidupannya. Demikian dijelaskan arti muhasabah diri dalam Islam dalam Buku Yuk Muhasabah oleh A Kang Mastur (2018:88).
Muhasabah diri bisa dilakukan setiap hari atau setiap bulan agar segala sikap, perbuatan ataupun kesalahan yang dilakukan bisa dikoreksi dan tidak terulang kembali.
Dalil Tentang Muhasabah Diri dalam Islam
Ada beberapa dalil Al-Qur'an dan hadits yang menjelaskan tentang muhasabah diri:
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah. Hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok. Bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al-Hasyr ayat 18)
Dari Syadad bin Aus Ra., Nabi Muhammad SAW bersabda: “Orang yang pandai ialah orang yang mengevaluasi dirinya serta beramal untuk kehidupan sesudah kematian. Sedangkan orang lemah ialah yang dirinya mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah SWT.” (HR. Tirmidzi).
Diriwayatkan oleh Umar bin Khattab, Rasulullah SAW juga pernah bersabda: “Hisablah dirimu sebelum kamu dihisab, dan hiasilah dirimu sekalian (dengan amal shaleh), karena adanya sesuatu yang lebih luas dan besar, dan sesuatu yang meringankan hisab di hari kiamat yaitu orang-orang yang bermuhasabah atas dirinya ketika di dunia.” (HR. Tirmidzi).
Keutamaan Muhasabah Diri dalam Islam
Muhasabah diri memiliki beberapa keutamaan, seperti dikutip dari gramedia.com:
1. Merupakan sifat hamba Allah yang bertakwa
Seorang hamba yang bertakwa kepada Allah SWT akan senantiasa melakukan muhasabah dirinya.
Dengan rutin muhasabah, seorang muslim akan dapat melalui berbagai cobaan di hidup ini.
Maimun bin Mahran rahimahullah berkata: “Tidaklah seorang hamba menjadi bertakwa sampai dia melakukan muhasabah atas dirinya lebih keras daripada seorang teman kerja yang pelit yang membuat perhitungan dengan temannya.”
2. Hasil dari muhasabah adalah tobat
Orang yang bermuhasabah akan selalu bertaubat kepada Allah SWT dari apa-apa yang dilakukannya, baik disengaja maupun tanpa sengaja.
Rasulullah SAW bersabda: “Menyesal adalah taubat.” (HR Ibnu Majah, Ahmaddan dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahiih al-Jaami’ ash-Shaghir).
Jangan sampai Allah SWT memberikan peringatan berupa istidraj, yaitu memberikan nikmat sebagai bentuk penangguhan menuju kebinasaan dari Allah SWT.
Baca Juga: Arti Istidraj Menurut Islam dan Ciri-cirinya, Jangan Sampai Terlena!
3. Meningkatkan semangat beribadah
Orang yang senantiasa muhasabah dengan dirinya akan lebih bersemangat dalam beribadah dan menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslim.
Muhasabah dapat menjauhkan manusia dari kesesatan dan kemasiatan.
Waktu Muhasabah Diri yang Tepat
Setelah mengetahui arti muhasabah dalam islam, perlu juga diperhatikan kapan waktu yang tepat untuk melakukannya.
Ada dua waktu yang dianjurkan untuk melakukan muhasabah diri. Hal ini dijelaskan oleh Imam Ghazali berikut ini:
1. Di awal waktu
Anjuran melakukan muhasabah diri di pagi hari diajarkan oleh Imam Al-Ghazali.
Dengan melakukan introspeksi di awal waktu, kita dapat menyusun rencana-rencana kebaikan dan menjauhkan diri dari keburuhan.
“Ketahuilah, seorang hamba sebagaimana menyediakan waktu pada awal hari untuk menentukan syarat yang berat bagi dirinya sebagai nasihat pada kebenaran seyogyanya menyediakan waktu pada ujung hari untuk ‘menuntut’ dan ‘mengadili’ dirinya baik gerak maupun diam.” (Imam Al-Ghazali).
2. Akhir waktu
Selain di awal waktu, Imam Al-Ghazali juga menganjurkan umat muslim melakukan muhasabah pada akhir waktu.
Muhasabah di waktu ini penting untuk menilai segala perbuatan yang telah dilakukan sejak awal bangun pagi hingga hendak tidur lagi.
Lalu kapan waktu yang tepat untuk melakukan muhasabah?
Kedua waktu tersebut sama pentingnya.
Umat Islam bisa melakukan muhasabah rutin per hari, mingguan, bulanan atau tahunan.
Cara Melakukan Muhasabah Diri
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan seorang muslim ketika hendak melakukan muhasabah diri.
Cara ini bisa dilakukan satu per satu atau beberapa saja, yaitu:
1. Melakukan evaluasi niat, amalan dan kesalahan yang dilakukan
Hal awal yang perlu dilakukan ketika hendak muhasabah adalah melakukan evaluasi.
Cobalah perhatikan apakah niat dan amalan baik kita sudah ikhlas atau masih mengharap pujian dari orang lain.
Pikirkanlah kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan dan mencoba untuk tidak mengulanginya lagi.
Setelah merenungi semuanya, niatkan kuat dalam hati untuk lebih taat kepada Allah SWT.
2. Melaksanakan solat taubat
Setelah merenungi kesalahan yang dilakukan, seorang muslim yang baik akan senantiasa bertaubat kepada Allah SWT.
Salah satu cara taubat yang bisa dilakukan adalah melaksanakan sholat taubat.
Sama seperti sholat sunnah lainnya, sholat taubat bisa dikerjakan dalam dua, empat atau enam rakaat.
Setelah sholat, dianjurkan membaca doa dan memohon ampunan Allah SWT.
Bacaan doanya bisa dibaca dari artikel berikut ini:
Baca Juga: 4 Doa Setelah Sholat Taubat: Arab, Latin, dan Artinya, Sesuai Al-Qur'an Hadits
3. Meminta saran dan masukan dari orang lain
Meminta saran dan masukan dari orang lain juga bisa dilakukan.
Terkadang sebagai manusia, kita tidak sadar apa yang kita lakukan kurang baik.
Orang lain-lah yang bisa memberikan penilaian.
Pilihlah satu atau beberapa teman yang soleh untuk meminta saran dan masukan agar bisa menjadi pribadi yang lebih baik.
Hal ini seperti yang diajarkan Rasulullah SAW dalam sabdanya: “Sesungguhnya aku hanyalah manusia seperti kalian. Aku lupa sebagaimana kalian lupa. Oleh karenanya, ingatkanlah aku ketika diriku lupa.”
4. Bersahabat dengan orang saleh
Bersahabat dengan orang saleh juga menjadi cara muhasabah yang baik.
Seorang teman dan sahabat yang saleh bisa memberikan motivasi kepada diri agar bersama-sama menjadi pribadi yang selalu dekat dengan Allah SWT.
5. Menyendiri
Cara muhasabah lainnya yaitu dengan menyendiri sambil instrospeksi atau mengevaluasi diri.
Umar bin Khaththab berkata: “Koreksilah diri kalian sebelum kalian dihisab dan berhiaslah (dengan amal saleh) untuk pagelaran agung (pada hari kiamat kelak).” (HR Tirmidzi).
Demikian ulasan arti muhasabah diri dalam Islam dan penjelasan lengkapnya. Semoga bermanfaat.
Baca berita update lainnya dari Sonora.ID di Google News.