7 Contoh Cerpen Romantis, Kisah Cinta Pasangan yang Tulus

7 Desember 2022 13:00 WIB
Ilustrasi Contoh Cerpen Romantis
Ilustrasi Contoh Cerpen Romantis ( Freepik.com)

Sonora.ID - Cerpen adalah singkatan dari cerita pendek, yang berarti adalah karya tulis atau karya sastra dengan batasan kuantitas sehingga cerita tersebut terbilang pendek, tidak sepanjang cerita di dalam novel.

Dikutip dari Gramedia.com, cerpen adalah karya sastra yang berbentuk prosa pendek dengan jumlah kalimat yang dibatasi, biasanya isi ceritanya bukan kejadian nyata dan hanya dibuat-buat.

Batas panjang maksimal cerpen adalah 20 halaman atau tidak lebih dari 10.000 kata. Inti dari kisah yang diangkat pada cerpen hanya memuat satu permasalahan utama saja.

Karena bisa bertema apa saja, cerpen juga bisa bercerita tentang kisah romantis atau percintaan, bahkan cerpen romantis menjadi salah satu tema yang paling banyak dan paling mudah ditemukan.

Berikut ini adalah 7 contoh cerpen romantis, kisah cinta yang tulus.

1. Pria Misterius dan Pelayan Kedai

Malam ini, seperti biasanya sang wanita pelayan kedai itu tetap curi-curi pandang pada seorang pria yang duduk di pojok kedai.

Sang pelayan ingin berkenalan dengan pria itu, tetapi sangat malu untuk berbincang langsung.

“Menyanyilah. Kuputarkan mesin karaoke. Semua pengunjung di kedai kecil ini pasti akan memperhatikanmu, termasuk dia,” kata seorang rekannya.

Dia pun menyetujuinya dan segera mengambil mikrofon.

Benar saja, semua pengunjung kedai memperhatikan sang wanita saat menyanyi.

Semua merasa terhibur, kecuali si pria misterius itu.

Dia masih saja sibuk dengan laptop dan buku di atas mejanya.

Hari-hari berikutnya pun masih sama, sang pria tetap tidak memperhatikan si wanita bernyanyi secara merdu.

Hingga suatu hari, seorang teman pria itu datang.

Si wanita memperhatikan keduanya.

Ternyata, keduanya berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat.

Sang wanita kini tahu kenapa si pria tidak memperhatikannya saat bernyanyi.

Merasa jatuh cinta, sang wanita pun mempelajari bahasa isyarat itu selama beberapa minggu.

Dia membeli beberapa buku dan menonton video berisi pelajaran bahasa isyarat.

Akhirnya, suatu malam, dia kembali bernyanyi untuk pengunjung kedai.

Namun, rekan si pelayan sengaja membuat lampu padam.

Hanya ada dua lampu sorot yang menyorot pria misterius itu dan si wanita.

Sorot cahaya lampu membuat perhatian pria misterius itu teralihkan.

Kini, pandangannya tidak hanya tertuju pada laptop yang berada di atas meja, tetapi juga pada sang wanita.

Sang wanita kini tidak hanya bernyanyi, tetapi juga menerjemahkan setiap liriknya ke dalam bahasa isyarat.

Jari-jarinya mulai menari untuk memberi tahu si pria soal perasaannya.

“Dirimu buatku selalu penasaran

Terkadang menjauh, terkadang buatku tersipu

Malu manisnya ucapanmu, membuatku tak menentu, ku tak tahu harus bagaimana

Sungguh kau buatku bertanya-tanya dengan teka-teki teka-tekimu…”

Begitulah senandung yang dinyanyikan si wanita sambil menggerakkan jari jemarinya.

Pria misterius itu lalu tersenyum, lalu mengundang si wanita ke mejanya.

Begitulah kisah cinta pria misterius dan si pelayan kedai dimulai.

Baca Juga: 9 Contoh Cerpen tentang Kehidupan, Memberi Motivasi dan Inspirasi

2. Secangkir Kopi Asin

Ini adalah kisah cinta antara kakek Arun dan nenek Gemma. Mendengar kisah cinta mereka, aku menyadari bahwa ternyata cinta sejati itu memang ada. Dan ingin segera kulupakan sakit hatiku karena kisah cintaku sendiri.

Semoga cerita ini juga bisa menyembuhkan kekecewaan akan cintamu saat ini...

Nenekku populer sebagai gadis yang tercantik di kotanya saat itu. Banyak pemuda yang menaruh hati pada nenek dan bersedia memberikan cintanya. Mulai dari yang tampan hingga yang kaya berusaha menarik perhatian nenek, tetapi nenek tak pernah tertarik pada semua pemuda itu.

Hingga suatu saat kakek bertemu nenek di sebuah pesta. Kakekku adalah pemuda yang biasa-biasa saja. Tidak tampan, dan tidak kaya. Hari itu ia mengumpulkan semua keberanian dirinya untuk menyapa nenek. Mengajaknya sekedar menikmati secangkir kopi di sebuah coffee shop di ujung kota. Entah mengapa nenek mengiyakan ajakannya. Berharap segera keluar dari hiruk pikuk pesta.

Di sana mereka duduk berhadapan, dengan wajah cemas kakek berharap bisa berbincang banyak dengan nenek yang saat itu cuek dan tak terlihat tertarik sama sekali. Kata nenek sih, ia menerima ajakan kakek karena telah merasa bosan dengan pesta tersebut. Nenek menggunakan alasan kakek agar ia bisa pergi dan segera pulang. Di tengah perbincangan yang membisu, kakek memanggil pelayan coffee shop tersebut. "Pak, bolehkah aku meminta sedikit garam untuk dimasukkan pada kopi ini?" Semua orang yang ada di sekitar kakek dan nenek keheranan. Untuk apa garam dimasukkan ke dalam secangkir kopi?

Hal tersebut berhasil menarik perhatian nenek. "Untuk apa kau menaruh garam di dalam kopimu?" tanya nenek.

"Oh... ini hanya sebuah kebiasaan lama ayahku. Dulu aku tinggal di sebuah desa dekat pesisir pantai. Di sana kami biasa menambah garam pada kopi agar tetap ingat pada laut, tempat tinggal kami. Dan, hari ini aku rindu kampung halamanku. Aku juga rindu pada orang tuaku yang sudah meninggal. Agar aku tak lupa akan mereka, aku terbiasa menaruh garam di dalam kopiku," tutur kakek.

Nenekpun merasa tersentuh. Tak pernah ditemui pemuda semanis kakek. Sejak saat itu, mereka selalu pergi berkencan dan bercerita panjang lebar. Merekapun akhirnya menikah. Hidup bahagia, hingga punya banyak anak dan cucu.

Suatu kali, di ulang tahun pernikahan ke-50, kakek akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya. Di sebuah kotak berisi perhiasan kado ulang tahun pernikahan, ditinggalkannya secarik surat untuk nenek. Karena mata nenek sudah kurang awas untuk membaca, maka ia memintaku untuk membacanya. Kira-kira beginilah isi surat itu...

Gemma yang terkasih,

Aku meminta maaf akan sebuah kesalahan yang sangat besar, yang pernah kulakukan sepanjang hidupku. Aku menyimpan sebuah kebohongan besar selama ini. Ingatkah saat aku mengajakmu ke coffee shop hari itu? Saat itu aku sangat gugup sekali. Saking gugupnya aku ingin meminta tambahan gula untuk kopiku. Namun, entah kenapa yang terucap adalah aku meminta garam.

Aku tak ingin terlihat konyol di depanmu. Dan akhirnya aku mengarang cerita itu. Aku tak tahu lagi harus bagaimana. Kau terlihat begitu cantik dan sempurna, hingga aku tak ingin melepaskanmu.

Tetapi, percayalah sayang... bahwa sepanjang hidupku aku sangat mencintaimu. Aku tak ingin kehilangan diriku. Sehingga sekalipun setiap pagi kau buatkan kopi asin itu, semua selalu terasa manis karenamu. Jujur saja, kau mungkin tak akan suka rasanya, karena sebenarnya rasanya sungguh tidak enak.

Gemma, aku hanya ingin kau tahu bahwa aku sangat mencintaimu.

Air mata nenekpun turun membasahi pipinya. Ia sadar betapa besarnya cinta kakek padanya. Sejak saat itupun ia selalu menambahkan garam di dalam kopinya. 

3. Coklat Misterius

Saat kami berdua ingin masuk kelas, tiba tiba di atas mejaku ada coklat dan surat.

“Hell, di atas meja kamu kok ada coklat sama surat? dari siapa tuh?” tanya Bryan

“aku juga enggak tau siapa yang naru” jawabku dengan perasaan bingung

“coba kamu baca suratnya deh, siapa tau ada nama pengirim nya!” seru Bryan

Akupun langsung membuka surat itu :

“coklat ini ku persembahkan untukmu,semoga kamu suka. Kamu tau kan manis nya coklat? semanis itulah senyummu yang selalu ku tunggu”

Begitulah isi suratnya. Tanpa nama dan sangat misterius.

“Hell gimana, siapa pengirim nya?” tanya Bryan

“entahlah, aku enggak tau” jawabku dengan nada rendah

“ya udah lain kali kita cari tau ya!” kata Bryan

Kami berdua pun duduk, untuk mengikuti pelajaran, Bryan duduk di samping aku. Selama dua jam pelajaran aku bener bener enggak serius, aku masih kepikiran siapa pengirim nya.

Tiba tiba Bryan mengagetkan ku.

“hayo lagi mikirin apa sih?” tanya Bryan

“Aaa… Emm.. eehh… enggak kok” jawabku gugup

“Bohong. Ah males aku sama kamu, sekarang main rahasiaan ya. Ok kalau begitu” Kata Bryan sambil meninggalkan ku

“eh Bryan tunggu, mau kemana? kitakan sahabat masa marah sih?” kataku membujuk Bryan

“habis kamu sekarang main rahasiaan sih” jawab Bryan

“iya deh maaf maaf aku enggak akan begitu lagi” jawabku

Kami pun baikan lagi.

Bell pulang sekolah pun berbunyi, aku pulang berdua sama Bryan karena rumah kami tidak terlalu jauh.

Esok pagi akupun sekolah. Ku lihat di atas meja ku ada coklat dan surat.

“siapa sih yang ngasih seperti ini untuk ku?” tanyaku dalam hati

Tiba-tiba Bryan datang.

“hey Hell, dapat coklat lagi?” tanya Bryan

“iya nih, aku bingung siapa yang ngirim!” jawabku

“mungkin pengirim nya itu naksir sama kamu kali” ledek Bryan

“hahaha lucu kamu ya” tawaku

Seminggu, dua minggu, tiga minggu telah berlalu. tetapi pengirim coklat misterius itu masih belum diketahui. Karena penasaran aku pun sengaja pergi sekolah lebih awal.

Saat sampai di sekolah.

“lho kok pintunya sudah kebuka? lampunya juga sudah nyala? bukannya jam 05.30 ya pintu ini mulai di buka? kan belum ada murid yang datang” tanyaku dalam hati

“ya sudahlah aku masuk aja barangkali di dalam ad petunjuknya” pikirku

Saat didalam aku melihat laki laki sebayaku sedang menaruh coklat dan surat di atas mejaku.

“siapa kamu?” tanyaku dengan nada tinggi

Laki laki itu tidak berani menoleh ke arahku, akhirnya aku pun menghampirinya.

“Bryan…??” jadi pengirim coklat itu kamu?” tanyaku yang tak menyangka.

“Rachell maaf aku sudah bohongin kamu, aku enggak punya maksud apa apa kok. Aku cuma…” perkataan Bryan terputus

“cuma apa?” tanyaku

“aku suka sama kamu…” kata Bryan sedikit berteriak

Suasana hening sejenak.

“maaf kalau sudah buat kamu merasa enggak nyaman. Anggap saja tadi hanya lelucon” kata Bryan sambil pergi meninggalkanku

“tunggu Bryan. Aku juga suka sama kamu” teriak ku kepada Bryan. Bryan menoleh ke arahku sambil memberi ku senyuman.

Baca Juga: 8 Contoh Cerpen Remaja, tentang Motivasi Hidup hingga Asmara

4. Masa Lalu

Jantung Hesti berdebar karena siang ini dia akan bertemu dengan pria yang dia kenal melalui aplikasi kencan.

Namanya adalah Andi, seorang pegawai bank yang kelihatannya sudah mapan.

Mereka janji bertemu di sebuah kafe yang berada di Jalan Braga, Kota Bandung.

Andi datang sedikit terlambat karena jalanan Kota Bandung yang macet.

Ditemani dua gelas es kopi susu, mereka pun berbincang banyak mengenai kehidupan mereka masing-masing.

Mereka juga berbicara mengenai pasangan yang mereka inginkan.

Rambut panjang, kulit kecoklatan, wajah yang ayu, dan tutur bicara yang lembut adalah wanita yang diidamkan oleh Andi.

Dia juga mengatakan bahwa Hesti masuk dalam kategori itu.

Bukannya senang, Hesti menjadi terlihat kikuk, kemudian meninggalkan Andi.

“Maaf, permisi,” kata Hesti singkat.

Andi yang heran langsung mengejar Hesti.

Dia menemukan Hesti duduk di kursi kayu sisi trotoar jalan Braga.

Wajahnya menunduk seperti yang sedang sedih.

Andi duduk di sampingnya dan menanyakan alasannya bertingkat seperti itu.

“Aku juga menyukaimu, Andi,” kata Hesti.

“Lalu, kenapa kamu kabur? Kita bisa memulainya dari awal jika kamu tidak ingin terburu-buru memulai hubungan,” kata Andi.

“Aku hanya takut.”

“Takut apa?” tanya Andi heran.

“Aku takut kamu tidak bisa menerima masa laluku,” kata Hesti.

“Bisa Hes. Aku bisa menerima masa lalumu sehancur apa pun. Siapa aku berhak menghakimi kamu? Aku pun bukan orang suci,” kata Andi.

Lalu Andi menggenggam tangan Hesti dan mulai berdiri.

Hesti yang tadinya tertunduk, kini wajahnya terangkat dan menatap mata Andi.

Andi kemudian berdiri dengan tangannya masih menggenggam tangan Hesti.

“Ayo, tidak perlu bersedih. Kita lanjutkan kencan yang belum selesai,” kata Andi sambil tersenyum.

Namun, yang ada di kepala Hesti hanyalah, “Apa yang dia lakukan jika tahu…”

Andi pun menggandeng tangan Hesti dan mulai mengajak Hesti berjalan-jalan.

Hati Hesti sebenarnya senang melihat Andi menggandengnya dengan penuh percaya diri dan rasa bangga.

Namun, Hesti tidak bisa berhenti berpikir.

“Apa yang akan dilakukannya jika tahu?” kata Hesti dalam hati.

Andi tetap menggandengnya dan mengajaknya ke sebuah rumah makan yang cukup fancy.

Namun, di pikiran Hesti hanyalah, “Apa yang dilakukannya jika tahu…”

“Kalau aku seorang waria?” tanyanya dalam hati.

5. Pangeran 15 Menit

Namaku Lista Anggraini…

Aku seorang gadis 17 tahun yang bekerja di sebuah warnet dengan gaji yang cukup untuk membayar sedikit uang kuliah dan membantu orang tuaku. Aku memiliki keluarga sederhana tetapi rumit. Ayahku memiliki dua istri. Setelah isti pertamanya meninggal, ayahku menikahi ibuku dan melahirkan aku dan adik perempuanku. Aku berharap anak – anak dari istri pertama ayahku menyadari bahwa ayahnya tidaklah seorang yang kaya dan aku berharap mereka dapat berbakti pada ayahnya. Ibuku bisa dibilang seorang wonder woman yang canggih, ayahku yang tidak bekerja membuatnya harus

bekerja keras untuk membiayai sekolah kedua putrinya. Aku senang sekarang sudah bekerja walau sebagai penjaga warnet. Setiap pagi hingga sore aku harus menjaga warnet dan malamnya aku kuliah dengan mengambil jurusan sistem informatika, seperti hobiku yaitu ga bisa jauh dari komputer.

Seperti setiap harinya, aku menjaga warnet . biasanya jam siang begiini, warnet sepi apalagi jam makan siang. Seorang pria menatap melalui kaca tembus pandang kedalam warnet. Matanya selalu mengarah padaku. Aku tidak berpikir apapun atau curiga terhadap pria yang gelagatnya selalu lasak.

Dirinya kemudian masuk kedalam warnet dan menyalamiku secara tiba.

“hai aku Johan, aku yakin kamu itu princess sejati sampai matiku. Aku ingin kita tunangan…” ucap pria tersebut dengan mimik yang cukup serius. Aku menatap bingung dan berdiri dari tempat duduk.

“maaf ya, kamu yang sopan..” ucapku pelan.

“aku adalah kamu dan kamu adalah aku” ucap pria yang menyebutkan namanya Johan tadi.

Johan langsung menarik tanganku keluar dari warnet. Aku terdiam dan membiarkannya menarikku ikut bersamanya. Apapun tak pernah kupikirkan atas keinginan jahat pria ini. Yang aku pikirkan hanyalah kata dan ucapan dari pria ini. Seperti ada maksud yang tidak kuketahui.

Baca Juga: 8 Contoh Cerpen Remaja, tentang Motivasi Hidup hingga Asmara

6. Valentine

Mereka bertukar pikiran dengan anggota OSIS lainnya untuk menyiapkan acara valentine di sekolahnya, dan mereka menyepakati bagi yang ingin ikut acara valentine untuk membawa kado masing-masing satu dan bagi siswa atau para guru yang ingin mendatangi acara valentine menyumbangkan uang min 20.000-100.000.

Setelah itu keesokan harinya tidak di sangka-Sangka banyak para guru dan siswa mendaftar untuk menghadiri acara itu.

Pada tanggal 12 februari para anggota OSIS menyiapkan kado mereka masing-masing termasuk Chicco dan Via.. Jam Setengah 8 Chicco menggunakan selulernya menghubungi via dan meminta via untuk pergi ke mall mencari hadiah untuk semua yang datang di acara valentine. Mereka lalu pergi dan menyiapkan semua.

Besok harinya di sekolah para anggota OSIS menghias tempat yang akan di pakai dengan pita warna pink, putih, biru. Dan saat malam harinya, banyak orang yang berdatangan.

Acara pun di mulai, Chicco dan Via sebagai OSIS menyumbangkan sebuah lagu, Chicco menatap Via dengan perasaan lembut, tetapi Via tidak mengerti. Setelah bernyanyi di pasangkan sebuah lagu romantis untuk berdansa, Chicco dan Via berdansa.

Dan acara yang di tunggu-tunggu memberikan kado bagi yang mempunyai pasangan memberikan kado kepada pasangannya, bagi yang ingin mengungkapkannya maju kedepan panggung dan memberikan kadonya, dan Chicco tiba-tiba maju dan memanggil Via untuk maju pula, dan Chicco mengungkapkan perasaannya “Vi, aku suka kamu, malam ini hati ku cuma untuk kamu, vi, kamu sayang juga ga sama aku?” Chicco bertanya, dan via tersipu malu dan via menjawab “Emm.. Ya aku sayang kamu juga” Lalu Chicco memeluk via dan memberikan kadonya, dan memberikan arti dari kadonya itu” Aku kasih uang palsu karena uang palsu ga pernah mati, kaya cinta aku ke kamu” ujar chicco dan via terharu semua orang hari itu bahagia.

7. Makan Malam

Malam itu, Emir telah datang lebih dulu dan memesan sebuah meja di restoran favoritnya.

Mila menyusul belakangan karena pekerjaan tambahan di kantor membuatnya pulang terlambat.

Setelah hampir satu jam Emir menunggu, Mila akhirnya datang juga.

Di atas meja itu, sudah tersedia sepiring nasi, seporsi bebek panggang, dan sepiring spageti.

“Kamu sudah memesankannya untukku?” tanya Mila.

“Iya, kamu selalu bilang suka dengan bebek panggang di restoran ini bukan?” jawab Emir.

“Kamu selalu mengingatnya dengan baik,” jawab Mila lagi sambil melempar senyum.

Emir tidak banyak berkata setelahnya.

Mereka berdua tampak menikmati hidangan itu.

Di tengah acara malam itu, Emir merogoh saku celananya.

Dia telah menyiapkan sekotak cincin emas yang akan dia berikan untuk melamar sang kekasih.

Namun, belum sempat Emir benar-benar mengeluarkan cincin itu, Mila sudah menyelanya terlebih dulu.

“Emir, maaf,” kata Mila.

“Maaf kenapa? Apa yang kau lakukan?” tanya Emir heran.

“Soal Ibu. Dia tidak merestui kita,” kata Mila.

Kotak cincin yang telah digenggam Emir di bawah meja itu pun urung ditunjukkannya kepada Mila.

“Kenapa? Kita telah lama bersama dan saling mencintai. Penghasilan kita juga sudah cukup baik untuk bisa berkeluarga!” kata Emir yang tidak dapat menyembunyikan kecewanya.

“Bukan itu! Kamu sudah tahu kan, masalah kita bukan itu!” jawab Mila sambil menatap mata Emir dengan penuh kesedihan.

“Aku tahu kamu akan menjadi suami yang baik,” lanjut Mila. “Namun, biar bagaimanapun, kamu tidak bisa menjadi imamku di saat tanganmu masih menggenggam rosario,”.

Emir terdiam, spageti yang masih belum habis disantapnya pun dibiarkan mendingin begitu saja.

Dengan berurai air mata, Mila meminta maaf dan meminta Emir melupakannya.

Malam itu menjadi malam terakhir bagi mereka.

Emir masih terdiam saat Mila meninggalkan meja itu.

Gedung restoran yang indah itu menjadi saksi bisu dua jiwa yang saling mencintai tetapi tidak bisa menyatu.

Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.

Baca Juga: 10 Contoh Cerpen Motivasi Singkat, Kisah Penuh Pesan Moral

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm