Pontianak, Sonora.ID - Bank Indonesia bersama DJKN, Universitas Tanjungpura, dan Pemerintah Kabupaten Kubu Raya melakukan pengembangan madu kelulut di Pondok Pesantren Muinul Islam, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalbar, Agus Chusaini menerangkan, program pengembangan madu kelulut diinisiasi sejak awal tahun 2022 dan merupakan bentuk sinergi dari berbagai instansi maupun lembaga serta Pemerintah Daerah dan akademisi.
“Program ini salah satunya didasari pada potensi dan tingginya nilai ekonomi dari produk madu kelulut sehingga diharapkan melalui program ini akan dapat memberikan nilai ekonomi lebih bagi masyarakat Kalimantan Barat, khususnya bagi komunitas pondok pesantren,” ujarnya saat Kick Off Program Pengembangan Madu Kelulut di Pondok Pesantren Muinul Islam, Kabupaten Kubu Raya, Kamis (22/12).
Baca Juga: Wisuda Sekolah Guru Indonesia Master Teacher 46, ini harapan Kemenag Kubu Raya
Sebagai tahapan awal pengembangan, Bank Indonesia telah menyiapkan berbagai kebutuhan dan perlengkapan dalam pengembangan madu kelulut di Pondok Pesantren Muinul Islam antara lain koloni lebah madu kelulut sebanyak 100 koloni, bibit bunga untuk pakan lebah, instalasi karantina dan kesehatan lebah serta peralatan pasca panen.
Selanjutnya pengembangan juga telah dilakukan dari sisi penguatan aspek kelembagaan pondok pesantren antara lain perizinan NIB dan perizinan PIRT.
“Kami berkoordinasi dengan APIDA dan Untan juga telah menyusun program lanjutan pengembangan madu kelulut untuk tahun 2023 yang meliputi beberapa aspek,” ungkap Agus.
Beberapa aspek tersebut mulai dari peningkatan kapasitas dan kualitas produk madu kelulut melalui berbagai pendampingan bekerjasama dengan akademisi dan praktisi untuk memastikan produk yang dihasilkan memiliki kualitas terbaik. Selain itu penguatan dari aspek packaging/kemasan produk juga akan menjadi fokus program yang akan dilaksanakan di tahun 2023.
Setelah itu, penguatan aspek kelembagaan terkait perizinan dalam mendukung produk madu kelulut yang dihasilkan yakni Sertifikasi Halal dan Izin Edar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Dan yang terpenting, pemasaran. Pemasaran melalui berbagai event yang dilaksanakan baik oleh Bank Indonesia maupun instansi lainnya, pemasaran melalui platform digital serta kerjasama off taker dengan APIDA Kalimantan Barat.
Baca Juga: UMK Kubu Raya Naik 7,2 Persen dari Tahun 2022
Dalam kesempatan yang sama, Pemimpin Pondok Pesantren Muinul Islam, Ustadz Abdul Muis mengungkapkan, sejak 2018 ponpes ini sudah melakukan ternak madu kelulut. Ada 25 sarang madu yang telah mereka miliki.
Dengan bantuan dari Bank Indonesia, kini mereka telah memiliki banyak sarang madu lengkap dengan vegetasinya.
Didukung oleh Asosiasi Perlebahan Indonesia untuk melatih santri dalam pengembangan madu kelulut, Ustadz Abdul Muis berharap ini dapat mendidik para santri untuk lebih mandiri.
“Mudah-mudahan ini bisa mendidik para santri menjadi mandiri sehingga menjadikan ponpes yang mandiri juga. Dan yang paling penting santri disini saat keluar tidak bingung harus apa, mereka bisa membuat lapangan kerja sendiri, berguna untuk keluarga dan tempat asal mereka,” tuturnya.
Sementara itu, Rektor Universitas Tanjungpura, Garuda Wiko menambahkan, Untan memiliki Laboraturium yang bisa digunakan untuk meneliti kandungan dalam madu kelulut.
“Dengan diketahuinya bahan yang terkandung dalam madu kelulut tentu akan menambah nilai ekonomi dari produk ini,” tukasnya.