Berakit Dahulu, Berjalan Kemudian. Begini Derita Warga Banjarmasin

30 Desember 2022 18:14 WIB
Halimah dan anaknya menggunakan rakit
Halimah dan anaknya menggunakan rakit ( Smart FM Banjarmasin / Juma)

Banjarmasin, Sonora.ID - Berakit-rakit lebih dulu, baru bisa berjalan kemudian. Mungkin itulah yang tergambar oleh keluarga Halimah.

Bermodalkan dirigen bekas dan potongan-potongan kayu sisa, Zainal Abidin (36), suami Halimah membuat sebuah rakit yang dihubungkan dengan seutas tali.

Rakit itu dibuat, agar bisa menjalani aktivitas sehari-hari mereka sekeluarga.

Bukan tanpa sebab, sejak banjir besar melanda kota Banjarmasin pada awal 2021 lalu, titian yang menjadi akses satu-satu jalan warga Gang Taufik, RT. 27, Kel. Sungai Lulut, Banjarmasin Timur itu putus.

Saat air surut, mereka sekeluarga masih berjalan melewati gang Taufik. Tapi apabila air pasang atau hujan deras seperti sekarang, jalan itu pun terendam.

Alhasil, mereka sekeluarga menjadi layaknya warga yang terisolir. Terkurung di hamparan sungai. Apalagi rumah yang mereka huni juga jauh dari tetangga. 

Bila ingin beraktivitas, mereka terpaksa harus bersusah payah terlebih dulu. Yakni duduk atau berdiri di atas rakit, lalu kemudian menarik seutas tali yang sudah dibentangkan.

Tali yang dibentangkan pun ke wilayah paling terdekat. Yaitu ke jalan Komplek Bumi Melati Indah, yang berjarak sekitar 40 meter. Alias potong kompas.

"Awalnya kami lewat jalan titian (akses ke Gang Taufik). Tapi sudah dua tahun ini putus, jadi kami gunakan ke seberang (Komplek Bumi Melati Indah)," ucap Halimah, saat ditemui Smart FM Banjarmasin, di kediamannya, Kamis (29/12) siang.

Baca Juga: 'Big Screen' di Balai Kota Banjarmasin. Terinspirasi dari Kemendagri

Ibu empat orang anak ini pun lantas mengaku sangat kesulitan dengan akses yang terbatas seperti sekarang ini. Terutama saat anak-anaknya ingin berangkat sekolah.

"Sudah pernah tercebur. Apalagi saat musim hujan dan angin kencang," beber wanita 33 tahun itu.

Parahnya lagi, selama dua tahun kondisi itu dirasakan Halimah dan keluarga, belum ada sama sekali perhatian dari RT maupun Lurah setempat.

"Semoga dibikinkan titian. Supaya aktivitas lebih mudah," harapnya.

Keadaan yang dialami Halimah sekeluarga, turut mendapat perhatian dari warga sekitarnya. Inu Karyana Saputra, salah satunya.

Meski berbeda RT, warga Komplek Bumi Melati Indah ini sempat menginisiasi warga lain untuk melakukan penggalangan dana.

"Sayang dana yang terkumpul juga terbatas untuk membuat akses jalan," ujarnya.

Ia mengaku prihatin, saat pagi-pagi melihat anak-anak Halimah ingin berangkat sekolah dengan cara menggunakan rakit.

Ia juga telah mengadakan kondisi tersebut kepada Lurah setempat. Namun sayang jawaban yang Ia terima kurang memuaskan.

"Jawabannya nanti akan kita evaluasi. Padahal sudah 8 bulan tidak ada pergerakan apa-apa," tuntasnya.

Dikonfirmasi terpisah, Lurah Sungai Lulut, Suryani Sahril mengaku, akan meninjau lokasi tersebut bersama Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Banjarmasin.

"Jumat (30/12), kita bersama-sama akan meninjau ke lokasi itu," ujarnya singkat.

Baca Juga: Targetkan Kursi Pimpinan Dewan, Bacaleg Partai Demokrat Banjarmasin Dibekali 

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
Bermodalkan galon bekas dan potongan-potongan kayu sisa, Halimah dan keluarga membuat sebuah rakit yang dihubungkan dengan seutas tali.